Media Informasi Pemuda Peduli Dhuafa Gresik (PPDG) || Website: www.pemudapedulidhuafa.org || Facebook: Pemuda Peduli Dhuafa Gresik || Twitter: @PPD_Gresik || Instagram: Pemuda Peduli Dhuafa Gresik || Email: ppd.gresik@gmail.com || Contact Person: 0838-3199-1684 || Nomor Rekening: 0335202554 BNI a.n. Ihtami Putri Haritani || Konfirmasi Donasi di nomor telepon: 0857-3068-6830 || #SemangatBerkarya #PPDGresik

Kamis, 01 Mei 2014

Ambulance RSJ Sedang Manasin Mesinnya Untuk Caleg Gagal

Sudah banyak kiranya Caleg gagal yang kini menjadi sensasi berita. Dengan semua kekesalan dan amarahnya, mereka menganggap Pileg kemarin penuh kecurangan. Mulai dari money politic yang akut. Entah Caleg gagal ini ‘minim’ dana serangan fajar. Sampai utak-atik jumlah suara yang berbeda menurut mereka, KPUD, sampai tingkat TPS. Semua ini adalah beban berat kegagalan seorang Caleg. Semua usaha jor-joran, fisik, fikiran, uang, dan lobi-lobi yang ada kini berbuah pahit. Mereka gagal menjadi Anggota Legislatif. Sebutir pil pahit kegegalan yang berujung depresi.
Mulai dari Caleg yang kembali mengambil sumbangan mushola seperti semen, batu dan bahan bangunan lain karena pemilihnya di daerah itu minim. Caleg asal Tulungagung ini merasa ditipu oleh warga sekitar. Ada pula Caleg gagal yang nekat menyegel sebuah mushola di Kolaka, Sulteng. Kemudian ada Caleg yang nekat menutup akses jalan desa di Pandeglang Banten dan Ogan Komering Ilir. Sampai-sampai ada Caleg yang nekat gantung diri akibat gagal mendapat suara bejibun. Perbuatan putus asa akibat kegagalan nyaleg ini dilakukan oleh seorang Caleg asal Banjar, Jawa Barat. (berita: antaranews.com)
Dan seolah sudah diperkirakan, banyak Rumah Sakit Jiwa sudah menyiapkan kamar dan layanan khusus bagi ‘korban’ Pileg ini. Dan beberapa artikel di Kompasiana pun sudah membahasnya. Dan kini, kita semua memasuki masa ‘Siaga Depresi’. Dimana para Caleg gagal yang sudah mulai runyam fikirannya, akan mengalamni breakdown of sanity. Bahkan kini, Puskesmas di Jember pun siap merawat pasian Caleg gagal dn depresi ini. Jika pun ada masalah yang akut dalam depresi sang Caleg gagal, ia akan dirujuk ke RSUD setempat.
Humas Dinas Kesehatan Kabupaten Jember, Jumarlis pada Senin (17/2/2014) berkata,” Sebagai pelayanan kesehatan primer yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, semua masalah kesehatan masyarakat menjadi tanggung jawab puskesmas. Jadi kalau ada masalah kaitannya depresi ya, itu akan ditangani oleh puskesmas”. (berita: tanyadok.com)
Kondisi ini pun saya umpamakan, ambulance Rumah Sakit Jiwa sedang manasin mesin. Yang pada hari-hari biasa sebelum Pileg ambulance ini hanya njogrok di halaman RSJ, kini sepertinya ia akan seing digunakan. Coba lihat film-film jaman dahulu seperti film Warkop DKI. Disitu digambarkan jika ada orang yang gila, akan langsung dijemput oleh ambulance RSJ. Dengan sigap dan siaga, para staff medis diambulan akan langsung menangkap dan mengekang si orang gila di kasur tandu ambulance.
Caleg gagal yang kemudian depresi pun saya kira masih pada taraf Caleg awam (baca: bodoh). Sebenarnya mereka tahu kalau Pileg dan menjadi Caleg adalah seumpama berjudi. Mendapat suara adalah seberapa berani dan banyak si Caleg mengeluarkan uang. Ratusan juta sampai puluhan miliar harus siap dirogoh. Teman saya yang menjadi timses seorang Caleg berujar, kalau Caleg awam ini tidak faham benar ‘berjudi’.
Caleg yang umumnya kaya raya (bahkan ultra super kaya) menganggap ecek-ecek dana puluhan miliar untuk Pileg. Bahkan ada Caleg (yang sudah ‘expert’) cuma mau ikut dan ikut mejeng namanya di Surat Suara, walau pun ia kalah. Dan kini ia malah biasa saja perasaannya. Yang pentin baginya adalah bisa ‘terkenal’ walau duitnya melayang percuma. Toh bisa cari lagi. Caleg gagal ini kalau soal urusan uang sudah remeh, ujar teman saya.
Jadi, jangan heran banyak Caleg gagal berkoar semena-mena di media. Itulah tanda-tanda siap untuk dijemput ambulance RSJ. Semoga mereka bisa berdamai dengan kegagalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar