Media Informasi Pemuda Peduli Dhuafa Gresik (PPDG) || Website: www.pemudapedulidhuafa.org || Facebook: Pemuda Peduli Dhuafa Gresik || Twitter: @PPD_Gresik || Instagram: Pemuda Peduli Dhuafa Gresik || Email: ppd.gresik@gmail.com || Contact Person: 0838-3199-1684 || Nomor Rekening: 0335202554 BNI a.n. Ihtami Putri Haritani || Konfirmasi Donasi di nomor telepon: 0857-3068-6830 || #SemangatBerkarya #PPDGresik

Selasa, 06 Mei 2014

Kehidupan, Permasalahan dan Solusinya

Dalam menjalani kehidupan tentu kita tidak akan luput dari yang namanya “masalah”. Semua yang kita jalani dalam hidup ini sejatinya adalah sebuah “masalah”, masalah yang memang harus kita jalani dan kita temukan jalan keluarnya. Dari awal kita membuka mata setelah tidur, kita sudah harus bertahan hidup dari rasa lapar.
Rasa lapar merupakan satu masalah dari sekian masalah yang akan kita jalani sampai kita tidur kembali di malam hari, dari rasa lapar tadi kita akan berusaha mencari jalan keluarnya yaitu bagaimana supaya kita tidak mati kelaparan, tentu saja dengan sigapnya kita mencari makanan untuk memecahkan permasalahan rasa lapar tersebut.
Makan adalah bentuk dari solusi permasalahan yang kita hadapi.
Setelah selesai makan kita merasa lega dan merasa satu permasalahan dalam hidup kita bisa kita pecahkan dan kita cari solusinya. Itu salah satu contoh bahwa sejatinya kita bisa mengatasi permasalahan dalam hidup kita. Segampang itukah permasalahan hidup?
Sejatinya iya, apa pun bentuk permasalahan sejatinya sama dengan analogi diatas, masalahnya adalah lapar dan solusinya adalah makan. Lalu kemudian timbul lah masalah lain selain lapar yang menjadi awal masalah dalam hidup kita tadi.
Lain orang maka lain pula permasalahan hidup yang dialami, kerumitan dan alur cerita dari masalah itupun berbeda begitu pula cara menyelesaikan permasalahan tersebut.
Ungkapan bahwa bicara lebih gampang daripada prakteknya memang tidaklah salah, sejatinya begitupula yang harus kita lakukan dalam penyelesaian masalah, buatlah cara penyelesaian masalah kita itu bisa segampang apa yang kita bicarakan.
Kegagalan kita dalam mencari solusi dari permasalahan salah satunya adalah karena kita lupa bahwa sejatinya kita punya Sang Maha Esa yang merupakan rujukan tempat kita mengembalikan semua permasalahan hidup, hanya pada Sang Pencipta yang menciptakan hidup dan segala permasalahan di dalamnya lah kita bisa menyelesaikan masalah dengan tepat dan benar.
Stress, frustasi, depresi dan sakit akan kita alami jika kita tidak bisa menemukan solusi dari permasalahan hidup yang kita hadapi. Kita dilengkapi akal pikiran, jadikan akal pikiran sebagai jalan untuk kita sampai kepada aturan Sang Pencipta. Akal sejatinya harus bisa sampai kepada solusi apapun bentuk masalah itu. “Life is too hard when you try to do everything by yourself without involving God in it”.
Jika kita tidak memakai aturan sang pencipta maka jalan keluar dari solusi permasalahan pun akan berbuntut panjang dan berdampak merugikan bagi kita dan orang lain
Kita analogikan lagi dengan permasalahan awal tadi yaitu lapar, solusinya sudah kita dapatkan dari pemikiran akal yaitu makan, proses mendapatkan makanan ini lah yang harus kita libatkan sang pencipta, bagaimana cara yang tepat dan benar dalam mencari makan di dalam aturan Sang Pencipta? itulah yang harus diketahui oleh akal kita. Jika tidak dengan aturan Sang Pencipta maka kita akan melakukan segala cara untuk mendapatkan makanan , alhasil cara yang buruk pun kita tempuh, bukan mendapatkan solusi tapi kita akan menambah masalah baru karena kita tidak melibatkan Sang Pencipta untuk mencari jalan dari solusi yang kita hadapi. Akal kita memang punya seribu cara, namun akal kita tetap punya batasan aturan Sang Pencipta yang mayoritas kita lalaikan dalam mencari solusi dari kerumitan permasalahan hidup kita. Beberapa rambu dari sekian banyak rambu-rambu dari Sang Pencipta untuk kita adalah :
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (keni`matan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS AL QOSHSHOSH 77.)
”Janganlah kamu bersikap lemah (pesimis), dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamu adalah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman”. (Ali Imran :139).
Ternyata selain berusaha keras dengan segenap akal pikiran dan kemampuan yang kita punya, kita harus melibatkan Sang Pencipta pada setiap langkah kaki dalam mencari penyelesaian dari masalah kehidupan ini. Agar kita bisa menyelesaikan masalah dengan tepat, baik dan benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar