Bhinneka Tunggal Ika - Berbeda beda tapi tetap satu
Terdiri dari beragam latar belakang, suku, agama, dan golongan tapi tetap hidup berdampingan didalam perbedaan. Indonesia sangat luar biasa! Mungkin ada beberapa kelompok yang masih merasakan rasisme di negeri ini, tapi sedikit demi sedikit, rasisme itu hilang. Itu hanya dilakukan oleh oknum yang tidak suka dengan ketentraman negara inj. Kadang mereka membuat perbedaan ini menjadi suatu masalah dan bahkan mereka memecah belah dengan kedok suatu golongan, suku atau agama. Tapi seharusnya, kita bisa lebih bijaksana dalam menyikapi itu semua.
Negara ini punya semboyan ‘Bhinneka Tunggal Ika‘ yang harus dipegang terussampai kapanpun. Semboyan ini bukan sekedar semboyan. Semboyan ini punya sejuta makna. Semboyan ini yang menggiring rakyat Indonesia untuk melihat perbedaan-perbedaan itu menjadi suatu kesatuan. Semboyan ini yang membuat Indonesia tetap bersatu. Semboyan ini yang tertanam dan harusnya tertanam di setiap kehidupan orang Indonesia.
Suatu hari saya sedang berbincang dengan seseorang dan dia berkata bahwa Indonesia itu luar biasa, disini kamu bisa melihat orang yang berbeda suku atau agama duduk bersama disatu meja; mereka saling menghormati keyakinan mereka. Ya, menghormati adalah kuncinya. Perbedaan itu bukanlah suatu masalah yang sangat besar, jika kita mau menghormati dan tidak egois. Apapun suku dan agama kita, kita sama, kita seorang INDONESIA.
“Tidak penting apa pun agama atau sukumu. Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah tanya apa agamamu.”
Gusdur
Betapa membanggakan, dibalik banyaknya perbedaan yang dimiliki tapi kita masih bisa hidup berdampingan dan saling menghormati satu sama lain. Indonesia milik kita semua dan kitalah yang bertanggungjawab untuk menjadikan perbedaan ini sebagai kesatuan. Tidak ada suatu suku atau agama yang lebih baik dari yang lainnya; semuanya sama. Semua agama mengajarkan yang baik dan semua suku juga mengajarkan hal yang positif, bukan memecah belah.
Negara Republik Indonesia ini bukan milik sesuatu golongan, bukan milik sesuatu agama, bukan milik sesuatu suku, bukan milik sesuatu golongan adat-istiadat, tetapi milik kita semua dari Sabang sampai Merauke!
( Soekarno, Pidato di Surabaya, 24 September 1955 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar