Agama adalah suatu aliran yang dipercayai oleh setiap individu sebagai panutan hidup. Budaya yaitu suatu kebiasaan yang dilakukan secara istiqomah (terus menerus). Agama yang dibudayakan adalah ajaran suatu agama yang dimanifestasikan dalam kehidupan sehari-hari oleh penganutnya sehingga menghasilkan suatu karya/budaya tertentu yang mencerminkan ajaran agama yang dibudayakannya itu. Atau dikatakan bahwa membudayakan agama berarti membumikan dan melaksakan ajaran agam dalam kehidupan sehari-hari. Memandang suatu agama bukan sebagai peraturan yang dibuat Tuhan untuk menyenangkan Tuhan, melainkan Agama itu sebagai kebutuhan manusia dan untuk kebaikan manusia.
Menurut Koentjaraningrat adalah keseluruhan sisitem, gagasan, tindakan dan hasil kerja manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik manusia dengan belajar. Jadi, budaya diperoleh melalui belajar, Tindakan-tindakan yang dipelajari antara lain cara makan, minum, berpakaian, berbicara, bertani, bertukang, berralasi dalam masyarakat adalah budaya. Tapi, kebudayaan tidak saja terdapat dalam soal teknis tapi dalam gagasan yang terdapat dalam fikiran byang kemudian terwujud dalam seni, tatanan masyarakat, etos kerja dan pandangan hidup.
Hubungan Agama dan kebudayaan, kebudayaan dikenal karena adanya hasil-hasil atau unsur-unsurnya. Unsur-unsur kebudayaan terus menerus bertambah seiring dengan perkembangan hidup dan kehidupan. Manusia mengembangakan kebudayaan, Manusia juga disebut dengan manusia berbudaya, jika ia mampu hidup dalam atau sesuai budayanya. Sebagai makhluk yang berbudaya, bukan saja bermakna mempertahankan nilai-nilai budaya masa lalu atau warisan nenek moyangnya melainkan termasuk mengembangkan hasil-hasil kebudayaan.
Perbedaan antara Agama dan kebudayaan yaitu menghasilkan hubungan antara iman-agama dan kebudayaan. Sehingga memunculkan hubungan antara agama dan budaya. Akibatnya, ada beberapa sikap hubungan antara agama dan kebudayaan, yaitu
1. Sikap Radikal: Agama menentang kebudayaan. Ini merupakan sikap radikal dan eksklusif, menekankan pertentangan atara agama dan budaya.
2. Sikap Akomodasi: Agama milik kebudayaan. Sikap ini menunjukkan keselarasan antara agama dan kebudayaan.
3. Sikap Perpaduan: Agama di atas kebudayaan. Sikap ini menunjukkan adanya suatu keterkaitan antara agama dan budaya. Hidup dan kehidupan manusia harus terarah pada tujuan ilahi dan insane, manusia harus mempunyai dua tujuan sekaligus.
4. Sikap Pembaharuan: Agama memperbaruh kebudayaan. Sikap ini menunjukkan bahwa agama harus memperbaruhi masyarakat dan segala sesuatu yang berada didalamnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar