Masa kini, mahasiswa rata-rata sudah mengalami akumulasi kelelahan. Mulai dari Tugas yang menumpuk hingga tuntutan untuk lulus dengan nilai yang terbaik, sehingga bisa mendapat pekerjaan yang terbaik pula.
Inilah realita mahasiswa republik ini, tahun 2014: Bagi mahasiswa yang ekonominya berkecukupan, mereka terkadang merasa hidup serba kekurangan di kost-kost an, tempat tinggal mereka. Laundry , makan & minum, serta kebutuhan mengerjakan tugas berisi makalah serta buku materi diktat dari dosen, cukup membuat dompet mereka kosong. Dan selalu galau, antara meneruskan kuliah atau keluar untuk bekerja.
Bagi mahasiswa yang kaya, kaum borjouis, mereka terkadang terlena dengan dunia hiburan. Musik, gadget, perawatan tubuh, hang out ke Cafe, hang out ke mall, travelling ke berbagai kota, hingga melupakan yang namanya kuliah. Terkadang, mereka malas kuliah.
Sepertinya, miris melihat keadaan ini. Perlu adanya terobosan untuk menanggulangi ini. Sampai kapan mahasiswa terus menerus begini? Anak cucu nanti bisa kaget melihat kenyataan ini. Semuanya, SADARLAH!
Kementerian terkait perlu menanggulangi masalah ini. ciptakan terobosan baru, ciptakan kurikulum baru, yang mana bisa menyadarkan mahasiswa, untuk senang dan semangat dalam berkuliah. kurikulum baru yang memberi kebebasan apa yang mahasiswa mau, yang bisa menyalurkan bakat mahasiswa, bukan malah memaksa mahasiswa belajar matematika, akuntansi, teknik, bukan!
Banyak yang bisa bakat menyanyi, bakat menulis buku, dan lain-lain. bebaskan mahasiswa memilih. dan kurangi beban-beban tugas kuliah yang menumpuk! Yang mana kementerian terkait bisa menggratiskan pendidikan dari SD hingga S-2, bagi seluruh rakyat Indonesia! Itulah mencerdaskan rakyat Indonesia, seperti tertera di undang-undang. Supaya mahasiswa yang ekonominya berkecukupan, tidak galau dalam membayar kost serta laundry, makan , dan lain-lain. Dan supaya mahasiswa yang ekonominya kaya, mereka lebih bersemangat dalam kuliah.
Mengingat, tahun 2015 nanti, tahun depan, 7 bulan lagi, seluruh pekerja dari berbagai negara akan melamar di perusahaan Indonesia. Jadi, saingan semakin berat. Mau gak mau, harus lebih hebat dari mereka-mereka itu. Mahasiswa Indonesia harus jadi pimpinan perusahaan, bukan pembantu atau jongos perusahaan. Pelamar kerja dari luar negeri itulah yang harusnya menjadi pembantu perusahaan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar