Media Informasi Pemuda Peduli Dhuafa Gresik (PPDG) || Website: www.pemudapedulidhuafa.org || Facebook: Pemuda Peduli Dhuafa Gresik || Twitter: @PPD_Gresik || Instagram: Pemuda Peduli Dhuafa Gresik || Email: ppd.gresik@gmail.com || Contact Person: 0838-3199-1684 || Nomor Rekening: 0335202554 BNI a.n. Ihtami Putri Haritani || Konfirmasi Donasi di nomor telepon: 0857-3068-6830 || #SemangatBerkarya #PPDGresik

Sabtu, 03 Mei 2014

Religi dan Keyakinan adalah Kekuatan Positif Diri Kita

Di dalam setiap diri manusia terdapat suatu kekuatan yang menjadikan manusia tersebut dapat beraktifitas dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada dikehidupannya. Kekuatan itu tidak datang dengan sendirinya, namun berasal dari pikiran manusia. Pikiran manusia yang dapat membawa pada pemikiran-pemikiran positif, maka kekuatan yang akan timbul dari dirinya adalah kekuatan positif pula. Pemikiran-pemikiran yang muncul dari dalam diri manusia berasal dari lingkungan yang di indranya. Misalnya, jika seseorang berada di lingkungan yang berbau positif, maka pemikiran yang dapat ia cerna adalah pemikiran-pemikiran positif. Sehingga kekuatan ia menjadi bernilai positif.
Kadang lingkungan yang berbau positif belum menjamin seseorang dapat memiliki kekuatan positif dan juga pemikiran-pemikiran positif. Kadang semua itu timbul dari sebuah keyakinan dalam diri setiap manusia yang dapat dijadikan kekuatan baginya. Keyakinan itu tidak terlepas dari kekuatan religi atau agama. Agama kita juga yang dapat memberikan kita kekuatan positif.
Agama adalah sistem simbol yang berfungsi untuk menanamkan semangat dan motivasi yang kuat, mendalam, dan bertahan lama pada manusia dengan menciptakan konsepsi-konsepsi yang bersifat umum tentang eksistensi, dan membungkus konsepsi-konsepsi itu sedemikian rupa dalam suasana faktualitas sehingga suasana dan motivasi itu kelihatan sangat realistis (Geertz 1966:4). Dalam pengertian menurut Geertz ini agama adalah sumber kekuatan terbesar yang ada dalam diri manusia.
Kekuatan yang bersifat positif ada pada agama. Karena agama memiliki segudang tata cara, aturan, Tuhan Yang Maha Esa untuk disembah, dll. Semua yang ada pada agama mewajibkan manusia yang meyakini agama tersebut melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala larangan yang ada. Dalam hal ini, kita sebagai orang yang meyakini adanya agama tersebut secara tidak langsung sudah berikrar diri untuk mentaati dan meyakini agama tersebut. Maka segala tindakan yang kita kerjakan mengandung resiko dan konsekuensi. Karena adanya hal ini maka kita akan mengerjakan hal-hal yang dianggap baik oleh agama, sehingga kekuatan positif kita dalam melakukan aktifitas akan muncul.
Kekuatan positif yang timbul juga harus dilandasi oleh keyakinan kuat kita terhadap keagaaman yang kita yakini. Semakin orang tersebut meyakini agamanya dengan kuat, maka semakin fanatic orang tersebut dalam berpikir. Bagi orang tersebut ia sudah mengeluarkan pemikiran dan energy positif yang dikeluarkannya. Selain itu semakin tunduk orang tersebut dalam beragama.
Kekuatan positif adalah hal yang bisa kita dapatkan baik itu dari lingkungan kita maupun keyakinan kita terhadap agama kita. sebenarnya agama itu sangat berarti dalam kehidupan kita di dunia ini. Tanpa adanya agama, kita akan kehilangan kendali bagi diri kita. contohnya saja orang-orang atheis (tidak beragama), mereka hidup di dunia hanya mencari kesenangan di dunia. Kesenangan tersebut didapatkan dari berbagai cara entah cara itu baik atau tidak. Hal ini terbukti bahwa dengan tidak adanya Tuhan yang disembah tidak akan mendatangkan kekuatan positif pada diri oarng tersebut.
Sebagai seorang warga Indonesia, kita harus bangga telah berwarga negara indoneisa karena diwajibkan atas kita semua untuk memeluk agama yang kita yakini. Dengan memiliki agama yang diyakini, secara otomatis kita seudah memiliki Tuhan dan memiliki tujuan hidup yang jelas seperti yang sudah dijelaskan oleh masing-masing agama kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar