Pada jaman dahulu kala, orang yang ingin mendapatkan kekayaan yang melimpah secara singkat akan menempuh jalan yang sedikit keluar dari mainstream, bahkan berani menabrak norma – norma, seperti pesugihan, memuja sesuatu yang dianggap keramat, dan hsl lsin yang berkonotasi ‘mistis’. Walaupun begitu, orang yang menempuh jalan ini cenderung sembunyi – sembunyi dan malu apabila hal tersebut sampai diketahui oleh orang lain. Sanksi yang didapat pun apabila hal ini terungkap atau diketahui oleh khalayak berupa sanksi sosial, namun sanksi sosial saja sudah cukup membuat orang merasa ketakutan dan cenderung menutup serapat – rapatnya apa yang dilakukannya sehingga tidak diketahui oleh orang lain. Tetapi, pada jaman yang serba carut marut ini, hal – hal yang yang berbau mistis sudah tidak semenjanjikan seperti jaman dulu, kemajuan teknologi membuat orang semakin menuntut kelogisan terhadap segala sesuatu yang dia hadapi.
Sekarang ini sebagai pengganti trend pesugihan atau mistis dan lainnya, orang yang ingin mendapatkan harta yang berlimpah dalam waktu singkat memilih untuk terjun ke ‘dunia politik’. Dalam logika berfikir manusia jaman sekarang, ‘dunia politik’ adalah dunia yang menjanjikan kekayaan harta yang melimpah ruah bagi siapa saja yang mau memasuki dunia tersebut. Fenomena inilah yang sekarang menjadi trend dalam kehidupan rakyat Indonesia. ‘Pesugihan’ yang dulu dianggap sebagai sesuatu yang tabu dan dilaknat oleh agama kini berganti jubah sehingga menjadi tujuan jutaan orang di negeri ini. Bahkan para pelakunya menempati kasta yang tinggi dalam kehidupan bermasyarakat. Sungguh ironi sekali, para pelaku ‘politik’ secara terang – terangan mendeklarasikan dirinya sebagai ‘Orang Politik’. Tidak lagi ada rasa malu, semuanya dibungkus dengan rapi mengatasnamakan mewakili suara rakyat. Padahal yang dia wakili hanyalah nafsu dan ambisinya sendiri. Realita inilah yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini, sangat sulit sekali membedakan atau memilih seorang politikus yang benar – benar membawa atau mewakili suara hati rakyat. Sebagian besar dari mereka hanyalah mencari ‘pesugihan’ modern yang terkesan sopan dan mulia. Kalau para pelaku ‘pesugihan’ jaman dulu berkantor di tempat – tempat yang dianggap keramat, kotor, angker dan lain-lain, sekarang ini para pelakunya melakukan kegiatannya di istana-istana megah dan mewah. Bahkan mereka secara terang-terangan, secara terorganisir dan berjamaah mengeruk harta sebanyak-banyaknya. Sedangkan rakyat seperti biasa, hanya menjadi penonton.
Jadi, apa bedanya pelaku pesugihan dengan pelaku politik yang hanya mencari kekayaan semata???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar