Lagi asyik-asyik beribadah di rumah sendiri, ada manusia-manusia yang kotor hatinya, menyerang secara fisik kepada penghuni rumah dan ditambah bonus penganiayaan kepada wartawan KompasTV yang hendak meliput. Karena ini terjadi di daerahnya mbah amien rais dan kompasianer imam prasetyo, pasti mereka berdua ini mengetahui mengapa ada manusia-manusia usil yang ’senang orang lain susah’ dan ’susah melihat orang lain senang’. http://www.tempo.co/read/news/2014/05/30/078581172/Umat-Katolik-di-Sleman-Diserang-Kelompok-Bergamis
Sebagai pihak luar yang tidak mengetahui kejadian sebenarnya di sana dan motif apa yang mendasari manusia-manusia jahat itu gemar mengganggu ibadah umat lain, saya merasa mungkin itu antara lain dimotivasi oleh rasa jengkel karena terganggu dengan suara-suara nyanyian lagu-lagu yang tidak disukai oleh mereka. Bisa jadi kelompok penyerang itu senang dengan lagu dangdut bang Haji. Atau ada kemungkinan lain mereka menyerang sebagai ‘test case’ untuk memulai ‘perang’ menjelang pilpres 9 Juli 2014 , apalagi setelah mbah amien rais mengibaratkan pilpres 2014 itu laksana perang Badar. Seperti diketahui oleh mereka yang awam, perang Badar itu terjadi saat Nabi dan sahabat-sahabat yang telah diiizinkan oleh alloh untuk tidak berdiam tangan tatkala dianiaya oleh kaum kafir qurays. Walaupun ada iming-iming duniawi berupa harta rampasan perang dan perempuan. Jadi, karena lumrah sekali bila dalam suatu perang akan ada korban, apalagi bila korban-korban dan kerugian material ada di kubu lawan, maka tidak ada komentar apapun dari kubu prabowo termasuk dari mbah amien rais atas kejadian di ‘kampung’nya sendiri.
Waspada atas kemungkinan kejadian serupa di kemudian hari perlu kita tingkatkan, seperti yang disampaikan oleh Jamaah Ahmadiyah. http://www.tempo.co/read/news/2014/05/30/058581238/Umat-Katolik-Diserang-Ahmadiyah-Ikut-Khawatir
Yang paling harus disesalkan adalah, mengapa terjadi saling menyakiti di antara umat tuhan?, apa tidak kuatir menjadi tertawaan orang-orang ateis?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar