Hati-hati calon pemimpin. Di saat ia ingin dipilih, ia meningkatkan ibadahnya. Tiba-tiba beribadah umrah. Atau tiba-tiba kepada pemilihnya, mengaku, “Saya sudah umrah, sudah haji, rajin shalat, setiap hari ngaji, saya muslim yang taat, dan lain-lain”
Ini terjadi di semua pemilihan di Indonesia. Calon-calon pemimpin, dengan bangga menampilkan status hajinya ke publik, seolah-olah berisyarat karena saya memiliki gelar H (Haji) jadi pantas dipilih. Lalu tiba-tiba rajin ke pesantren-pesantren/rumah-rumah yatin, sedekah fakir miskin, infak ke rumah ibadah, sowan ke ulama-ulama, dan lain-lain.
Memang tidak ada salahnya, seorang calon pemimpin tiba-tiba terlihat alim. Tapi, keadaan hatinya yang sebenarnya hanya Tuhan yang tahu. Ikhlas atau tidak ibadahnya, hanya Tuhan yang tahu. Niatnya apa tiba-tiba meningkatkan ibadah itu, hanya Tuhan yang tahu.
Kalau tindakan tiba-tibanya meningkatkan ibadah, niatnya menginginkan jabatan, ingin dipilih, bukan ikhlas karena Allah, maka kelakuannya itu seperti iblis.
Di saat Allah mengumumkan akan menunjuk khalifah di bumi, iblis meningkatkan ibadahnya. Meningkatkan zikirnya. Meningkatkan pujian-pujian memuji Allah. Niatnya supaya Allah, memilihnya. Namun, Allah Maha Tahu niat iblis meningkatkan ibadah. Ketika Allah tak memilihnya, memilih Adam AS, iblis yang sebelumnya sangat taat, berbalik kufur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar