Media Informasi Pemuda Peduli Dhuafa Gresik (PPDG) || Website: www.pemudapedulidhuafa.org || Facebook: Pemuda Peduli Dhuafa Gresik || Twitter: @PPD_Gresik || Instagram: Pemuda Peduli Dhuafa Gresik || Email: ppd.gresik@gmail.com || Contact Person: 0838-3199-1684 || Nomor Rekening: 0335202554 BNI a.n. Ihtami Putri Haritani || Konfirmasi Donasi di nomor telepon: 0857-3068-6830 || #SemangatBerkarya #PPDGresik

Senin, 12 Mei 2014

Negara yang Tidak Mau Maju

Hanya ada dua jenis negara, yaitu: negara maju dan negara yang tidak mau maju. Salah satu ciri dari negara maju adalah rakyatnya lebih senang meng-ekspor daripada mengimpor. Bukan sembarang ekspor, tapi meng-ekspor pengetahuan dan teknologi, bahkan budaya. Faktanya, sains dan teknologi negara maju-lah yang kini menjadi rujukan semua bangsa.
Sebaliknya, negara yang tidak mau maju sukanya mengimpor. Impor segalanya, bahkan agama pun ia impor. Sekalinya ekspor maka yang dilakukan adalah mengekspor bahan mentah,…benar-benar bahan mentah tanpa ada nilai tambah di dalamnya. Tak heran bila suatu ketika sumber daya alam (SDA) tersebut habis, kembalilah mereka jatuh miskin, semiskin-miskinnya.
Saudi Arabia, Qatar, Bahrain, Brunei adalah contoh negara yang makmur. Pendapatan perkapita negara-negara ini sangat besar. Tetapi, apakah mereka termasuk negara maju? Sama sekali bukan. Mereka bukan negara maju. Mereka makmur hanya karena memiliki cadangan minyak mentah yang luar biasa besar. Suatu saat ketika cadangan minyaknya habis, saya menduga mereka akan kembali jatuh miskin.
Amerika Serikat, Eropa, dan negara-negara Asia Timur adalah contoh dari negara-negara maju. SDA-nya tidak berkelimpahan, tapi kualitas SDM-nya luar biasa dahsyat. Negara-negara lain kini mengekor mereka. Coba, apa yang tidak mereka ekspor buat dunia luar? Sains, teknologi, gaya hidup, bahkan film-film layar lebar dan di televisi kita, sebagian besarnya adalah produk negara-negara ini.
Kunci keberhasian negara maju ada pada SDM-nya, bukan pada SDA-nya. Sepanjang SDM-nya berkualitas dan bahkan terus berkembang, tidak akan mereka jatuh kembali menjadi negara miskin. SDA yang berkelimpahan terkadang malah menjadi kutukan, jika tidak mampu memanfaatkannya untuk meningkatkan kualitas SDM.
Lalu, wajarkah jika kita ingin meniru negara maju? Tentu saja wajar, yang tidak wajar justru orang yang ingin meniru negara terbelakang. Betapa banyak dari bangsa kita yang ingin meniru negara-negara terbelakang timur tengah, menerapkan syariah, tanpa tahu bahwa hukum tersebut adalah kearifan lokal timur tengah, yang berbeda dengan kearifan lokal bangsa Indonesia.
Orang Indonesia yang ingin meniru budaya kerja kerasnya orang Jepang adalah wajar, yang tidak wajar adalah orang Indonesia yang mati-matian bahkan dengan cara kekerasan berkehendak meniru budaya leha-leha ala timur tengah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar