Media Informasi Pemuda Peduli Dhuafa Gresik (PPDG) || Website: www.pemudapedulidhuafa.org || Facebook: Pemuda Peduli Dhuafa Gresik || Twitter: @PPD_Gresik || Instagram: Pemuda Peduli Dhuafa Gresik || Email: ppd.gresik@gmail.com || Contact Person: 0838-3199-1684 || Nomor Rekening: 0335202554 BNI a.n. Ihtami Putri Haritani || Konfirmasi Donasi di nomor telepon: 0857-3068-6830 || #SemangatBerkarya #PPDGresik

Minggu, 04 Mei 2014

Kebudayaan Merupakan Cerminan Tata Kehidupan Manusia

Kebudayaan didefinisikan pertama kali oleh E. B Taylor pada tahun 1871, lebih dari seratus tahun yang lalu, dalam bukunya Primitive Culture dimana kebudayaan diartikan sebagai keseluruhan yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat, serta kemampuan dan kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Sedangkan kuntjaraningrat secara lebih terperinci membagi kebudayaan menjadi unsur-unsur yang terdiri dari sistem religi dan upacara keagamaan, sistem dan organisasi kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, sistem mata pencaharian, serta sistem teknologi dan peralatan.
Manusia dalam kehidupannya mempunyai kebutuhan yang sangat banyak,. Adanya kebutuhan hidup inilah yang mendorong manusia untuk melakukan berbagai macam  tindakan dalam rangkan memenuhi kebutuhannya tersebut. Menurut Ashlaey Montagu, kebudayaan mencerminkan tanggappan mnusia terhadap kebutuhan dasar kehidupannya. Manusia berbeda dengan binatang bukan hanya dalam hal kebutuhan namum dalam cara memenuhi kebutuhannya. Kebudayaan dalam konteks ini, yang memberikan garis pemisah antara manusia dan binatang. Maslow mengidentifikasikan lima kelompok kebutuhan manusia yaitu kebutuhan fisiologi, rasa aman, afiliasi, harga diri, dan pengembangan potensi. Pada binatang terdapat dua kelompok kebutuhan menurut Maslow yaitu kebutuhan fisiologis dan rasa aman serta memenuhi kebutuhan ini secara instiktif. Sedangkan pada manusia tidak mempunyai kemampuan bertindak secara otomatis yang berdasrkan instink oleh sebab itu manusi berpaling kepada kebudayaan yang mengajarkan cara hidup.
Ketidak mampuan manusia untuk tindak instinktif ini diimbangi dengan kemampuan lain yaitu kemampuan untuk belajar, berkomunikasi, dan menguasai obyek-obyek yang bersifat fisik. Kemampuan belajar ini memungkinkan berkembangnya inteligensi dan cara berfikir simbolik. Terlebih lagi manusia mempunyai budi yang merupakan pola kejiwaan yang di dalamnya terdapat “dorongan-dorongan hidup yang dasar, insting, perasaan, dengan pikiran, kemauan dan fantasi”. Budi inilah yang menyebabkan manusia mengembangkan suatu hubungan yang bermakna dengan alam sekitarnya dengan jalan memberi penilaian terhadap obyek dan kajian. Pilihan nilai inilah yang menjadi tujuan dan isi kebudayaan.
Nilai-nilai budaya ini adalah jiwa dari kebudayaan dan menjadi dasar dari segenap terwujudnya kebudayaan. Pada dasarnya tata kehidupan merupakan pencerminan yang kongkret dari nilai budaya yang bersifat abstrak: kegiatan manusia dapat ditangkap oleh pancaindra sedangkan nilai budaya hanya terlihat oleh budi manusia. Di samping maka nilai budaya dan tata hidup manusia  ditopang oleh perwujudan kebudayaan yang berupa sarana kebudayaan. Sarana kebudayaan ini pada dasarnya merupakan perwujudan dari yang bersifat fisik yang merupakan produk dari kebudayaan atau alat yang memberikan kemudahan dalam menjalani kehidupan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar