Media Informasi Pemuda Peduli Dhuafa Gresik (PPDG) || Website: www.pemudapedulidhuafa.org || Facebook: Pemuda Peduli Dhuafa Gresik || Twitter: @PPD_Gresik || Instagram: Pemuda Peduli Dhuafa Gresik || Email: ppd.gresik@gmail.com || Contact Person: 0838-3199-1684 || Nomor Rekening: 0335202554 BNI a.n. Ihtami Putri Haritani || Konfirmasi Donasi di nomor telepon: 0857-3068-6830 || #SemangatBerkarya #PPDGresik

Sabtu, 17 Mei 2014

Memang Demikianlah yang Ada dalam Pancasila

Indonesia bukan negara bagi orang yang tak bertuhan, atheis, menggugat eksistensi Tuhan, menistakan Tuhan. Memang demikianlah yang ada dalam Pancasila, sila pertama yang berbunyi, “Ketuhanan Yang Maha Esa.”
Indonesia bukan negara untuk orang-orang berkarater pedofil, mutilator, amoral. Memang demikianlah yang ada dalam pancasila, sila kedua yang berbunyi, “Kemanusiaan yang adil dan beradab.”
Indonesia bukan negara untuk sekelompok pemberontak, separatis, teroris, pemecah belah umat, imperialis, pecandu makar negara didalam negara. Memang demikianlah yang ada dalam pancasila, sila ketiga yang berbunyi, “Persatuan Indonesia.”
Indonesia bukan negara untuk orang-orang berkarakter tirani minoritas, antek komunis, boneka kapitalis, diktator mayoritas. Memang demikianlah yang ada dalam pancasila, sila keempat yang berbunyi, “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat/kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.”
Indonesia bukan negara untuk koruptor, kemplanger, manipulator, penjual aset negara, penista dhuafa. Memang demikianlah yang ada dalam pancasila, sila kelima yang berbunyi, “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”
Namun nyatanya, aliran-aliran sesat keagamaan tumbuh subur di negeri ini.
Namun nyatanya, berita-berita di media massa penuh dengan pelaku pencabulan, hedonisme, banci-banci kaleng, cabe-cabean seakan menjadi arus kuat yang mempengaruhi watak anak negeri.
Namun nyatanya, gerakan separatis dipelihara untuk menimbulkan kekacauan, konflik horisontal dikalangan masyarakat.
Namun nyatanya, orang-orang bodoh yang rela menjual harkat dan martabatnya kepada pihak asing mempermainkan negeri ini, berupaya merebut pemerintahan sehingga dapat menguasainya seutuhnya.
Namun nyatanya, para pencuri uang negara itu, tikus-tikus berdasi, oknum-oknum manusia penghitung uang lenggang kangkung di punggung ibu pertiwi tanpa takut ditangkap oleh penegak keadilan yang justru sering menjadi kartu mati keadilan di Indonesia.
Pancasila tidak salah, sebab nilai-nilai filosofisnya mewakili kepribadian Indonesia seutuhnya, hanya saja nilai-nilai ini belum meresap utuh dalam diri oknum-oknum perusak negeri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar