Media Informasi Pemuda Peduli Dhuafa Gresik (PPDG) || Website: www.pemudapedulidhuafa.org || Facebook: Pemuda Peduli Dhuafa Gresik || Twitter: @PPD_Gresik || Instagram: Pemuda Peduli Dhuafa Gresik || Email: ppd.gresik@gmail.com || Contact Person: 0838-3199-1684 || Nomor Rekening: 0335202554 BNI a.n. Ihtami Putri Haritani || Konfirmasi Donasi di nomor telepon: 0857-3068-6830 || #SemangatBerkarya #PPDGresik

Selasa, 06 Mei 2014

Jangan Mau Menjadi Sumbu Pendek untuk Orang Lain

Di tahun politik yang makin memanas ini, banyak sekali bermunculan sumbu-sumbu pendek terutama di media sosial, dimana orang bisa dengan leluasa menyampaikan pendapatnya baik pujian maupun hujatan melalui medsos tanpa harus unjuk wujud nyata, cukup dengan jemari yang menekan tombol pada sebuah media. Fenomena ini masih agak mending jika dibandingkan tahun-tahun politik sebelum banyak bertebaran portal-portal berita Online serta medsos dan akses internet yang masih belum merata.
Lain dulu lain sekarang, kalau dulu kefanatikan akan menjadi sumbu pendek yang mudah tersulut akan melampiaskannya dengan anarkisme, dengan tindakan nyata bukan lagi sekedar caci maki belaka. Kita patut bersyukur pula bahwa meskipun belum semua masyarakat kita mau dewasa dalam berpolitik, namun setidaknya ada media lain yang lebih ampuh untuk menjadi ajang pelampiasannya.
Tapi patut disayangkan karena masih banyak juga yang gemar sekali menjadi sumbu pendek untuk sesuatu hal yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan urusan dirinya sendiri, hanya sebatas merasa sebagai orang dekat, atau sebatas kefanatikan karena suka dengan sesuatu dan terlanjur gengsi untuk tidak turut campur. Bukan kapasitas saya untuk mengasihani orang-orang seperti ini, karena saya sendiri juga perlu untuk dikasihani oleh diri sendiri, jadi saya hanya mencoba menjadi penonton yang baik, berusaha menjadi pembaca yang budiman dan sesekali menelurkan kegelisahan saya yang agak sarkasme. Saya yakin ada yang sedikit tertampar untuk kemudian menjauh, hihihihihi (gak ngaruh kalie)
Saya sendiri temperamental, mudah tersulut emosinya. Tapi itu di dunia nyata dan hanya untuk hal-hal yang terkait langsung dengan diri saya, bukan untuk menjadi benteng gratisan bagi orang lain. Dimana-mana sih sama saja sebenarnya, tinggal kita harus pandai-pandai menempatkan diri, apakah kita layak berdiri disamping Monster, ataukah kita layak berada di belakang Peri. Medsos… Medsos… Benarkah masih ada ketulusan di balik silau layar LED ini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar