Media Informasi Pemuda Peduli Dhuafa Gresik (PPDG) || Website: www.pemudapedulidhuafa.org || Facebook: Pemuda Peduli Dhuafa Gresik || Twitter: @PPD_Gresik || Instagram: Pemuda Peduli Dhuafa Gresik || Email: ppd.gresik@gmail.com || Contact Person: 0838-3199-1684 || Nomor Rekening: 0335202554 BNI a.n. Ihtami Putri Haritani || Konfirmasi Donasi di nomor telepon: 0857-3068-6830 || #SemangatBerkarya #PPDGresik

Minggu, 25 Mei 2014

Setelah Korupsi Haji Tinggal Menunggu Adzab Menimpa

Kementerian agama adalah institusi paling relijius. Sehari-hari urusannya cuma ibadah saja. Pasti insan-insan yang berani mengabdi disana suci.Mana mungkin penjahat berani berkantor disana, bahkan mantan penjahat –mantan preman yang sudah taubatan nasuha saja masih keder dan minder untuk bekerja disana. Namun ibarat sepandai-pandainya tupai melompat,  ia akan jatuh pula- sesuci-sucinya insan agamis mengais, ia akan terangkap KPK.
Tumbennya, saat ada penyimpangan dalam hal-hal beraroma agama pasti akan ada yang tak tahan dan tak malu-malu berkata tunggu adzab menimpa jika melawan kehendakNYA. Padahal korupsi yang berhubungan dengan pelaksanaan ibadah itu bukan penyimpangan main-main. Bandingkan misalnya saat Jokowi-Ahok maju pada pemilukada Jakarta 2012, muncul fatwa haram memilih mereka disertai ancaman akan datangnya adzab bila mereka berdua terpilih. Serangan-serangan SARA bertubi-tubi, Jokowi dianggap berbau yahudi karena istrinya Iriana aktif di organisasi amal yang divonis sebagai kaki tangan yahudi, sedangkan Ahok sebagai Tionghwa nasrani distempel sebagai orang yang akan melakukan nasranisasi di Jakarta. Semua tokoh agama yang suci-suci mengancam bila memilih mereka berdua ini maka akan datang adzab.
Kini saat isu korupsi menghantam kementrian agama, dimulai dari kasus pengadaan Al Quran kemudian kasus dana haji yang paling mutakhir mingu lalu, sepertinya tokoh-tokoh agama yang paling suci dunia akhirat pada terdiam membisu seribu bahasa. Tidak ada demonstrasi di jalanan seperti saat mengutuk israel-amrik dan barat pada umumnya. Atau juga tiada demonstrasi  mensweeping tempat maksiat yang kini ada di kementerian agama, mungkin saja tokoh-tokoh agama sangat memaklumi dan permisif terhadap korupsi asalkan pelakunya sesama tokoh agama?, lain halnya bila pelakunya bukan tokoh agama, maka haram ia korupsi.
Mengapa mereka yang langganan demonstrasi anti israel-amrik tidak berani melakukan hal serupa terhadap kementerian agama?, sangat faktual ucapan Bung Karno bahwa perjuangan untuk merdeka sangat mudah karena menghadapi bangsa asing, yang sukar itu mengisi kemerdekaan  karena berhadapan dengan bangsa sendiri,yaitu bangsat-bangsat dari bangsa sendiri.
Sekarang mari tunggu saja adzab apa yang akan menimpa kementerian agama. Kalau tak ada, ke depannya jangan lagi bicara apapun tentang adzab karena itu cuma khayalan saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar