Tidak perlu diragukan lagi. Indonesia kaya dengan beragam pilihan wisata yang dapat diangkat, dipoles, dikelola dengan baik, dan “dijual” untuk menarik para wisatawan domestik maupun mancanegara. Patut diakui dan disadari, Indonesia dapat menyuguhkan wisata yang tidak kalah dengan wisata lainnya yang ada di negara lain. Indonesia memiliki keindahan alam yang tiada tara, keragaman budaya, keanekaan kuliner dengan cita rasa tinggi, ribuan atraksi, serta hal lainnya yang tidak kalah menarik. Salah satu kekurangan yang masih harus diakui adalah masalah kemasan. Indonesia masih belum dapat mengemasnya dengan baik. Indonesia masih belum optimal mengemas potensi-potensi wisata yang ada.
Selalu iri dengan kondisi sebaliknya yang ada di luar sana. Di luar sana, satu objek wisata yang menurut hemat saya “tidak ada apa-apanya” jika dibandingkan dengan objek yang relatif sama dengan yang ada di Indonesia, bahkan di Indonesia jauh lebih bagus, dapat dikemas menjadi sebuah destinasi wisata yang menarik. Semua tertahan di masalah kemasan. Di sana objek wisata tersebut telah dikemas dengan baik, dibumbui dengan kelengkapan sarana dan prasarana penunjangnya. Tentunya ditambah dengan kesiapan masyarakat setempat. Ah, seandainya Indonesia bisa seperti itu…
Setiap kunjugan ke daerah, selalu menyisakan cerita, selalu meninggalkan sesuatu yang sayang jika tidak dituangkan dalam bentuk tulisan. Semua semata karena memang setiap lokasi, selalu mengguratkan kenangan yang sangat sayang jika tidak terdokumentasikan. Salah satunya adalah hasil kunjungan ke Pulau Sumba, sebuah pulau nan eksotis, yang selalu mendatangkan decak kagum bagi banyak orang yang telah berkunjung ke sana.
Tiga kali sudah kaki menginjakkan Pulau Sumba. Semua mendatangkan kesan dan semua menggoreskan kekaguman akan keindahan pulau eksotis ini. Selain padang savana nya yang sangat indah, pantainya pun tak kalah mengagumkan. Kali ini, mari kita tengok keistimewaan dan keunikan sebagian pantai di Pulau Sumba.
Pantai berpasir putih nan empuk yang seakan bercumbu tiada henti dengan ombak yang hadir silih berganti merupakan pemandangan yang sangat menawan. Desiran angin yang berpadu dengan teriknya mentari Sumba tidak menghambat kekaguman akan indahnya pantai. Deretan pohon yang rindang telah mereduksi dengan sukses hawa panas yang kental menyelimuti Bumi Sumba. Langit biru dengan lukisan awan putih bergumpal menambah elok karya Yang Kuasa. Masih pula ditambah dengan suasana tenang seakan pantai hanya milik kami, membuat keindahan yang paripurna. Semua masih alami dan sangat bersih. Begitu sampai di pantai, hati pasti tergoda untuk sekedar mencelupkan kaki di air bahkan nyemplung sekalian,, berenang menikmati air laut. Tidak perlu khawatir, pantainya sangat landai dan ombaknya tidak terlalu besar
Sangat sulit untuk menggambarkan hanya dengan kata. Perlu pembuktian secara nyata. Begitulah kira-kira suasana Pantai Puru Kambera, salah satu pantai di Pulau Sumba yang menawarkan keindahan panorama alam di Bumi Sumba nan eksotis.
Pantai Puru Kambera terletak di Kecamatan Haharu Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Hanya diperlukan 1 jam perjalanan roda empat dari Kota Waingapu, ibukota Kabupaten Sumba Timur. Waktu 1 jam tidak akan terasa membosankan karena sepanjang perjalanan, disuguhi pemandangan eksotis savana khas Sumba dengan topografi yang bergelombang. Akan nampak banyak kumpulan hewan yang tengah merumput seperti kuda dan sapi. Sangat indah. Sangat eksotis.
Pantai Puru Kambera, seperti pantai indah lainnya di Pulau Sumba, menyimpan potensi wisata yang sangat besar. Saat ini, pantai tersebut masih dibiarkan memendam potensinya sendiri. Belum ada sentuhan pengelolaan yang serius. Pantai Puru Kambera dapat dinikmati oleh setiap orang yang berkunjung secara gratis karena belum ada yang mengelolanya. Tidak nampak adanya penginapan maupun hotel di sekitar area. Tidak ada penjual atau penjaja makanan di sana. Bahkan tidak ada satupun yang menawarkan untuk sekedar menikmati kelapa muda di sepanjang pantai. Terbayang nikmatnya seandainya kita dapat menikmati es kelapa muda yang diambil langsung dari bongkahan kelapanya dengan ditemani sepiring pisang goreng. Dinikmati setelah lelah bermain air, berenang, dan snorkling di spot-spot tertentu. Hhmmm… alangkah nikmatnya.
Yang dibutuhkan tentunya tidak hanya pengelolaan, namun juga kesiapan dari masyarakatnya untuk menyambut kehadiran wisatawan. Jika mereka tidak siap, tentunya akan tergagap dan hanya akan membuat alam yang demikian indah menjadi rusak. Jika tidak pintar mengelolanya, yang ada hanya menyisakan rusaknya pantai yang saat ini masih alami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar