Ferrasta Soebardi (57) atau lebih dikenal
dengan nama Pepeng, sudah hampir enam tahun ini terbaring di ranjang kamar
tidurnya. Sejak penyakit Multiple Sclerosis menyerangnya Juli 2005 silam,
hari-harinya lebih banyak dihabiskan dikamar tidur. Namun dari ranjang kamar tidur inilah, Pepeng
belajar menyelami kehidupan dan juga makna hidup dibalik sakit yang
dideritanya.
Sebelum menderita penyakit Multiple
Sclerosis, Pepeng dikenal masyarakat sebagai seorang pembawa acara yang
kehadirannya selalu ditunggu-tunggu penggemarnya. Beberapa acara yang pernah
dibawakannya adalah kuis jari-jari dan juga acara bincang-bincang warna-warni.
Selain itu Pepeng yang pernah menjuarai lomba lawak mahasiswa tahun 78 ini
bersama beberapa temannya seperti Sys NS, Krisna dan Nana Krip juga pernah
membuat grup komedi yang bernama Sersan Prambors.
Selain dikenal sebagai public figur, Pepeng
juga memiliki perusahaan yang bergerak di bidang multimedia bernama Jari-jari
Communication. Dia juga pernah bekerja untuk perusahaan Bakrie Brothers di
tahun 1989. kini Dalam keadaan sakit pun, Pepeng masih terus berjuang dan
berhasil menyelesaikan studi S2 nya di Universitas Indonesia bidang psikologi
dengan nilai sangat memuaskan (A). "Mungkin kalau saya masih sehat, saya
belum tentu menyelesaikan S2 saya," ungkap Pepeng.
Dari balik kamar tidurnya yang biasa dia
sebut 'Goa’, Pepeng menjalankan beberapa
bisnis online dibidang penjualan domain. Dia juga menjadi penggagas gerakan
sosial pendidikan Indonesia, sebuah gerakan yang peduli terhadap pembangunan
sekolah-sekolah yang roboh. Selain aktif menulis artikel, Pepeng saat ini juga
sedang mempersiapkan sebuah buku yang diberi judul ‘Di Balik Jari-Jari’. Buku
ini menurut Pepeng lebih diposisikan sebagai buku motivasi bagi para
pembacanya.
Untuk mengobati rasa rindu para penggemarnya,
Pepeng kini kembali aktif di layar kaca lewat acara ‘Ketemu Pepeng’ yang
ditayangkan salah satu televisi swasta. Dalam acara talkshow inspiratif ini, setiap tamu yang hadir
menceritakan perjuangan, semangat hidup serta suka duka yang dialaminya dan
Pepeng menjadi teman bicara yang menarik sambil melontarkan lelucon yang ringan
namun tetap berisi. "Saya dulu dikenal sebagai pembuat keramaian. Doa saya
ketika pertama sakit adalah jangan sampai saya kesepian karena perilaku
saya", begitu kata Pepeng.
Memang semenjak sakit, Rumah Pepeng setiap
hari selalu dikunjungi oleh banyak orang. Namun kunjungan mereka bukan untuk
menaruh rasa iba, tapi justru menimba ilmu hidup dari Pepeng. Di kamar tidur
yang baru saja selesai direnovasi ini, Pepeng selalu menerima tamu-tamunya. Dia
tak pernah menolak siapa saja yang ingin bertandang kerumah nya. "Bahkan
ada seorang kenalan dari akun jejaring sosial Facebook, misalnya, datang ke
rumah Pepeng dengan mengajak 100 rekan sekantornya" ujarnya.
Tiap kali berbicara, Pepeng sejatinya
dihujani rasa sakit. Tapi, karena guyonan segar dan sapaan hangatnya, lawan
bicara sering kali lupa bahwa Pepeng sedang sakit. Pepeng justru mampu menebar
semangat hidup. "Bukan penasihat spiritual. Adanya gue aja",ujarnya.
Laptop kini menjadi andalannya untuk tetap menjalin hubungan dengan dunia luar
karena Pepeng tidak bisa menggunakan kursi roda dan hanya terbaring ditempat
tidur. Semangat, perjuangan dan keikhlasan Pepeng
dalam melawan sakit yang dideritanya memang layak menjadi teladan bagi semua
pihak bahkan Kick Andy juga menobatkan Pepeng sebagai salah satu penerima
anugrah Kick Andy Heroes.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar