Media Informasi Pemuda Peduli Dhuafa Gresik (PPDG) || Website: www.pemudapedulidhuafa.org || Facebook: Pemuda Peduli Dhuafa Gresik || Twitter: @PPD_Gresik || Instagram: Pemuda Peduli Dhuafa Gresik || Email: ppd.gresik@gmail.com || Contact Person: 0838-3199-1684 || Nomor Rekening: 0335202554 BNI a.n. Ihtami Putri Haritani || Konfirmasi Donasi di nomor telepon: 0857-3068-6830 || #SemangatBerkarya #PPDGresik

Rabu, 09 April 2014

Tidak Ada Kata Terlambat; Personal Branding Politik

Hampir tiap orang tentunya memiliki keinginan untuk terkenal minimal di lingkungan sekitarnya umumnya seluruh masyarakat bahkan dunia dengan cara apapun dan trik apapun. Personal Branding menurut saya ada dua yaitu yang tumbuh dengan sendirinya dengan berjalanya waktu, ada juga yang sengaja membuat ciri khasnya sendiri agar mudah dikenal orang lain. contohnya artis dan musisi pasti mereka punya gayanya masing-masing agar cepat terkenal.
Seperti halnya pada dunia politik yang sedang hangat saat ini untuk menjadi seorang caleg itu tidak cukup dengan mengandalkan promosi saat pemilu saja, Butuh waktu yang namanya Personal Branding untuk dikenal oleh orang lain karena syarat untuk bisa duduk di kursi senayan tentunya harus mempunyai suara atau dukungan dari mayarakat, kalau tidak mempunyai Personal Branding orang mau tahu sosok kita dari mana.
13968575891344333358
Personal Branding tentunya tidak mudah, tidak bisa dengan cara instan langsung jadi sesuai keinginan orang tersebut, seperti halnya yang dikatakan psikolog, trainer, Monivator dan Penulis Buku perdananya ‘Personal Branding Kunci Kesuksesan Berkiprah Di Dunia Politik’, sekaligus ibu dengan 3 anak ini seorang blogger kompasianer yaitu Ibu Dewi Rifol atau saat ini dikenal dengan nama Dewi Haroen saat peluncuran dan bedah bukunya kemarin di Gramedia Matraman Jakarta, menjadikan Personal Branding itu butuh beberapa tahun walaupun ada yang meminta kepada saya jadikan Personal Branding dengan cara instan dengan bayaran mahal sekalipun saya tidak sanggup.’kata Ibu Dewi’.

Kebetulan kemarin Minggu 6 April 2014, saya hadir saat Peluncuran dan Bedah Buku karyanya ibu Dewi Haroen atas undangan dari kang Candra Iman melalui Blogger Reporter Indonesia (BRid), saat itu dihadiri tiga pembicara yang sudah memiliki Personal Brandingnya masing-masing yaitu Prof.DR. Din M. Syamsudin, tokoh agama sekaligus Ketua Umum MUI, lalu ada Prof.DR.Hamdi Muluk, Guru Besar Psikologi Politik Universitas Indonesia, dan seorang Musisi yang saat ini ikut juga mendaftar jadi Caleg Dwiki Dharmawan. Sekaligus moderator yang sudah memiliki personal branding juga dengan ciri khas rambutnya yaitu Alvin Lie. Ditambah lagi MC kondang yang juga memiliki Personal Branding bagi teman-teman blogger khususnya bloggerdetik dan selalu menghiasi acara kopdar Blogger yaitu Karel Anderson.
13968578051304329875
Sebelum memulai bedah buku, sambutan pertama sekaligus pembukaan langsung dari pihak Kompas Pustaka Gramedia selaku penerbit, dalam sambutannya Apabila kita mempunyai perbuatan hidup sekian puluh tahun kemudian menuliskannya dalam sebuah buku lalu dibaca 1 hingga 2 hari maka mereka sudah memangkas waktu  untuk belajar, maka mulailah menulis buku dan Gramedia tempatnya menyalurkan karya. Setelah sambutan dilanjutkan dengan Pemberian secara simbolis dari Kompas Pustaka kepada ibu Dewi Haroen (Penulis) yang menandakan peluncuran buku berjudul “Personal Branding Kunci Kesuksesan Berkiprah Di Dunia Politik”.
13968577542046774679
Kemudian acara dimulai Prof.DR. Din M. Syamsudin, menjadi narasumber pertama dalam memaparkan dan mengartikan Personal Branding menurut beliau Personal Branding Penting untuk kepribadian, dengan kepribadian yang baik jadi lahirlah persepsi menjadi personaliti bukan adanya manipulasi, seperti halnya Foto yang merupakan manipulasi hasil dari photografi bagian dari seni yang tadinya terlihat gemuk saat di foto menjadi ramping atau yang terlihat tua menjadi muda, jadi foto itu tidak seindah warna aslinya.
Personal Branding itu sah-sah saja selain manusiawi tapi Jangan sampai memasuki wilayah Baik dan Buruk kalau yang ditampilkan itu bersifat manipulative dan Bersifat aksi sosial, atau kesemuan tentunya penuh dengan panggung sandiwara bukan apa adanya yang pada akhirnya penuh dengan polesan-polesan.
Selain itu menurut Din M Syamsudin Ilmu Personal Branding itu bagus dan penting tapi jangan kehilangan nilainya, jadi bukan hanya untuk sesuatu yang hanya personal maupun non personal apalagi yang bersifat manipulative.Kenapa, karena yang terjadi Personal Branding menjadi faktor kunci kesuksesan politisi tapi begitu dia jadi anggota DPR semua yang dipersepsikan positif oleh pemilih ternyata tidak menjadi kenyataan, disinilah Personal Branding bukan lagi menjadi faktor kunci kesuksesan melainkan akan menjadi faktor penyebab kerutuhan dan secepat Personal Branding naik tidak kemungkinan Personal Brandingnya akan cepat turun juga apabila personal Branding yang ditampilkannya bukan sebuah wataknya sejati.
Lalu menurut Prof.DR.Hamdi Muluk dari sisi intelektual,  Personal Branding harus memiliki narasi contohnya tentang ‘Jokowi’ (bukan kampanye yah) beliau sudah memiliki narasi positif di tengah masyarakat tentunya Personal Brandingnya berhasil jadinya tidak sulit kalau di publikasikan, coba aja lihat saat ini siapa yang tidak tahu tentang sosok beliau yang sedang fenomenal saat ini, kalau tanya ke masyarakat tentang sosok Jokowi, pasti mereka tidak sulit untuk menjawabnya.
Ditambah lagi seperti halnya minuman Air Mineral yang sudah memiliki brand personal branding di telinga masyarakat kita, coba aja kalau pergi ke warung untuk membeli minuman mineral pastinya menyebutnya ‘Aqua’, padahal yang dikasih merek lain itu pun Personal Branding dari sisi marketing sudah berhasil.
13968586561182404081
Lalu yang terakhir Mas Dwiki Dharmawan dari sisi artistik, Personal Branding memang tidak instan,  beliau sudah lama berkarir di dunia musik dengan karya dan prestasi nya dari situlah Personal Branding tumbuh dengan sendirinya dengan kerja keras. dan tetap cinta Indonesia yang kita tahu memang sosok mas Dwiki yaitu musisi yang selalu kolaborasi mengangkat music tradisional ke kacah Internasioal.
Selain itu Mas Dwiki Mempunyai keinginan untuk membuat sebuah buku anekdot karena selama perjalananya menjadi caleg banyak pengalaman lucu yang menggelikan dan unik.
Intinya dari pembahasan di atas Personal Branding harus dibangun mulai dari dini bukan dengan cara instan dan membangun karakter atau watak sesungguhnya sesuai dengan jati dirinya sekaligus membuat narasi positif di tengah masyarakat menjadikan Personal Branding yang berhasil.
Menurut saya buku ini tidak terlambat untuk dibaca bagi mereka yang ingin berkiprah di Dunia Politik karena yang tadi sudah saya bilang Kesuksesan Personal Branding tidak bisa instan begitu saja butuh waktu, proses dan kerja keras.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar