Media Informasi Pemuda Peduli Dhuafa Gresik (PPDG) || Website: www.pemudapedulidhuafa.org || Facebook: Pemuda Peduli Dhuafa Gresik || Twitter: @PPD_Gresik || Instagram: Pemuda Peduli Dhuafa Gresik || Email: ppd.gresik@gmail.com || Contact Person: 0838-3199-1684 || Nomor Rekening: 0335202554 BNI a.n. Ihtami Putri Haritani || Konfirmasi Donasi di nomor telepon: 0857-3068-6830 || #SemangatBerkarya #PPDGresik

Senin, 28 April 2014

Perempuan, Kerja, dan Rumah Tangga

Seiring perkembangan zaman yang semakin maju sekarang kesetaraan gender bukan lagi suatu hal yang aneh. Jangan heran ketika melihat seorang perempuan yang mencari nafkah untuk keluarga sedangkan suaminya mengurusi urusan rumah tangga seperti mengasuh anak terutama di kota-kota besar.
Wanita karir begitulah mereka disebut, yang terbayang di benak saya ketika mendengar wanita karir adalah wanita yang super sibuk dengan pekerjaannya dan jarang punya waktu untuk keluarganya. Bisa dibayangkan, bagaimana dengan anak-anak dan suaminya, siapa yang mengurus?. Kebanyakan wanita karir tentunya akan menyerahkan pekerjaan rumah ke pembantu rumah tangga dan baby sitter  untuk merawat sang buah hati.
Wanita karir otomatis jarang mempunyai waktu untuk keluarga apalagi mereka yang merupakan seorang eksekutif muda. Tidak heran banyak wanita karir yang kehidupan rumah tangganya kurang harmonis karena banyak menghabiskan waktu di luar rumah dan hanya punya sedikit waktu di dalam rumah. Apabila mereka yang sudah memiliki anak apalagi yang masih kecil tentu akan mengurangi kedekatan psikologis antara ibu dan anak, menurut saya itu tidak akan bagus untuk perkembangan seorang anak karena bagaimanapun kasih sayang dari seorang ibu adalah yang paling utama.
Seorang wanita karir menurut saya rawan akan melakukan perselingkuhan mengingat mereka banyak menghabiskan waktu di luar rumah apalagi sang suami juga merupakan orang yang sibuk pasti hubungan verbal antara suami dan istri menjadi terganggu.
Pada dasarnya saya setuju seorang perempuan bekerja tapi dengan catatan tidak mengganggu pekerjaan dan tugas sebagai seorang istri serta ibu dari anak-anaknya. Tidak ada yang salah dengan kesetaraan gender, tapi tidak semuanya juga bisa disetarakan karena bagaimanapun tidak selamanya peran laki-laki dan perempuan bisa sejajar sebab dalam berbagai hal peran laki-laki lebih dominan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar