Salah satu hiburan yang dapat dilakukan ketika melakukan kunjungan ke daerah adalah berburu kuliner lokal. Setiap daerah memiliki kekhasan makanan tersendiri. Tidak lengkap rasanya bila berkunjung ke suatu daerah tanpa mencicipi makanan lokal khas daerah bersangkutan. Ketika waktu yang tersedia sangat sempit, sekedar menikmati kuliner setempat merupakan pilihan yang terasa istimewa.
Demikian pula saat kunjungan ke Kota Kupang, ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sebenarnya banyak makanan khas Kota Kupang yang dapat dicicipi dan dinikmati seperti tumis bunga pepaya, daging Se’i (daging asap dari sapi atau babi), dendeng dan abon Kupang yang dibuat tanpa campuran bawang, jagung bose (jagung pipil rebus berkuah yang dihidangkan dan dimakan saat masih hangat), sambal luat (sambal dengan cita rasa asam yang sangat kuat), maupun beragam kuliner ikan khas Kupang lainnya. Belum lagi ditambah dengan aneka cemilannya, seperti emping jagung yang renyah dan crispy, kerupuk paru, aneka cemilan kacang mete, dan lainnya.
Usai beristirahat sejenak di hotel setelah lelah melakukan perjalanan Jakarta-Kupang, inilah saat yang tepat untuk melakukan perburuan kuliner lokal untuk makan malam. Waktu yang hanya semalam di Kupang harus dinikmati sebaik mungkin sebelum melakukan perjalanan lanjutan ke Pulau Sumba. Tujuannya satu, Pasar Malam Kota Kupang. Walau telah berkali-kali berkunjung ke Kota Kupang, Pasar Malam Kota Kupang belum sempat tersambangi. Inilah waktu yang tepat.
Mungkin ada sebagian orang yang membayangkan bahwa pasar malam adalah area yang biasanya mengambil lokasi di tengah lapangan besar lengkap dengan kemeriahan khas pasar malam. Sebuah pasar malam biasanya akan dilengkapi dengan beragam atraksi seperti komedi putar, rumah hantu, atraksi motor yang ngebut di area berupa tong dan sering dinamakan tong setan, maupun aneka bentuk permainan anak lainnya. Tapi pasar malam yang satu ini tidak seperti itu. Dinamakan pasar malam, semata karena beroperasi di malam hari.
Pasar malam Kota Kupang menempati sepenggal jalan yang sengaja berubah fungsi ketika malam tiba. Kala malam tiba, jalan tersebut dipenuhi oleh gerobak makanan yang menjual aneka sajian makanan dan minuman. Pasar malam buka setiap hari dari pukul 5 sore hingga pukul 12 malam. Siang hari, jalan tersebut merupakan jalan di depan kawasan pertokoan yang menjual aneka kebutuhan. Lokasinya masih berada di kawasan Pecinan Kota Kupang.
Memasuki kawasan Pasar Malam Kota Kupang, kita seakan disambut oleh bau asap yang keluar dari bakaran ikan dan hewan laut lainnya seperti cumi, kepiting, udang, dan kerang. Asap mengepul menambah kental suasana pasar malam. Gerobak-gerobak berderet di sepanjang jalan. Kursi-kursi dan meja-meja sederhana tertata seakan mengundang pengunjung untuk mampir. Tidak usah khawatir, bagi yang tidak suka ikan atau memiliki alergi terhadap makanan laut lainnya, tersedia pula beragam makanan lainnya. Ikan yang dijajakan ditata berjejer dan kita tinggal memilih ikan yang diinginkan untuk kemudian diolah sesuai permintaan. Bisa digoreng, direbus, dibakar, atau dibumbui dan dimasak dengan cara lainnya. Harganya? Tidak perlu was-was, masih dalam taraf yang wajar.
Yang menarik, selain aneka makanan olahan laut, banyak pula penganan lain yang tidak ada hubungannya dengan kekhasan Pulau Timor. Hampir sebagian besar merupakan penganan dari Pulau Jawa. Kita dapat dengan mudah menemukan kios yang menyajikan ayam bakar atau goreng, nasi pecel, tempe penyet, soto ayam, mie bakso, mie ayam, nasi campur, pecel lele, dan ragam kuliner khas Jawa lainnya.
Tidak perlu heran pula bila para penjualnya bukan penduduk asli Kota Kupang. Banyak penjual makanan olahan ikan maupun makanan lainnya yang berasal dari Pulau Jawa, umumnya Jawa Timur. Mukanya tidak menggambarkan tipikal penduduk asli Pulau Timor. Bahasa yang digunakan pun sebagian masih Bahasa Jawa. Ternyata, jauh-jauh ke Kota Kupang, masih juga menjumpai makanan lokal Kupang dengan rasa Jawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar