Gila! Orang Indonesia memang hebat. Daya belinya luar biasa. Hal ini membuktikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia memang tinggi. Mau pakai rumus apapun, faktanya memang demikian. Salah satu keluarbiasaan itu terlihat dari penjualan sepeda motor sejak 2009 sampai 2013 lalu. Angkanya dahsyat. Bikin puas orang Jepang!
Catat ya! 2009, jumlah penjualan sepeda motor baru di angka 5,8 juta unit. Tapi tahun 2010, melonjak menjadi 7 juta unit. Gila, dalam setahun jumlah motor nambah 7 juta unit. Lalu 2011, penjualan naik lagi mencapai 8 juta unit. Wow, jangan heran jalanan penuh dgn sepeda motor. 2012, turun lagi jadi 7, 1 juta dan 2013 naik kembali menjadi 7,7 juta unit.
Memang yang menikmati bukan hanya Jepang, karena semua produksi sepeda motor dilakukan di pabrik-pabrik di Indonesia. Jadi orang Indonesia pun ikut menikmatinya. Orang Indonesia pun ikut puas. Jumlah pabrik sepeda motor terus meningkat dan membesar. Lapangan pekerjaan juga naik. Yang bekerja di pabrik pabrik itu adalah orang Indonesia. Jumlah tenaga kerja yang berkecimpung di industri ini mencapai jutaan orang. Milasnya, jumlah karyawan Astra Internasional saja sekitar 200 ribu orang. Belum termasuk puluhan ribu karyawan perusahaan lainnya seperti Indomobil. Belum termasuk juga 91 ribu lainnya yang bekerja di perusahaan pembiayaan, plus pegawai di dealer-dealer yang tersebar di seluruh Indonesia. Industri otomotif menghidupi jutaan keluarga Indonesia.
Jadi, industri ini menguntungkan semua pihak, Investasi terus mengalir. Indonesia untung karena mampu menyediakan banyak sekali lapangan pekerjaan, investor (terutama Jepang) juga untung karena investasinya selalu kembali. Entahlah berapa investor Jepang mendapatkan selisih keuntungan dari industri otomotif Indonesia. Mungkin pembagian keuntungannya 50 50, atau 60 40 atau 70 30. Yang pasti, kondisi itu saling menguntungkan bagi kedua belah pihak. Baik orang Jepang maupun orang Indonesia sama-sama puas. Kalau mau tahu rahasia cara bikin puas orang Jepang dan orang Indonesia, tirulah apa yang dilakukan di industri otomotif khususnya industri sepeda motor.
Hal ini juga membuktikan bahwa data pertumbuhan kelas menengah Indonesia valid. Periode 2009-2013, pada masa pemerintahan SBY, jumlah kelas menengah melonjak drastis, ditandai dgn GDP yang mencapai US$3000. Konsumen sepeda motor adalah kelas menengah, yang mampu membeli sepeda motor dengan cara mencicil. Jumlah kredit macetnya relatif rendah, yang artinya memang daya beli mereka ada. Memang terjadi perbaikan dan pertumbuhan.
Tentu ada ekses negatif, namun tetap saja kondisi tersebut patut kita syukuri. PR bersama untuk mengurangi ekses negatif dari perjualan tinggi sepeda motor. Yang pasti, setiap pertumbuhan dan perbaikan, harus selalu kita syukuri agar Tuhan memberikan tambahan rezeki dan nikmatnya. Bukan begitu nasihat dalam agama mayoritas kita?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar