“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, mudah-mudahan kamu bertakwa.” (QS Al Baqarah [2]: 183)
Bulan
suci Ramadhan yang penuh kemuliaan dan bertaburkan rahmat akan segera kita
jelang. Mari persiapkan diri untuk menunaikan ibadahshaum (puasa) Ramadhan tahun 1435 H dan
memperbanyak ibadah sunnah di siang dan malam hari Ramadhan sesuai tuntunan
syariah.
Dalam
rangka tarhib Ramadhan, mari kita renungkan sedikitnya 5 hikmah ibadah puasa
yang perlu dipahami oleh setiap muslim:
Pertama, puasa menumbuhkan kesadaran untuk selalu ikhlas dan memelihara
kejujuran karena Allah SWT.
Kedua, puasa melatih
kesabaran, keuletan dan ketangguhan dalam menghadapi berbagai kesulitan dan
permasalahan hidup yang silih berganti.
Ketiga, puasa adalah perisai dari
perbuatan buruk. Hal ini sesuai dengan tujuan puasa untuk membentuk manusia
bertakwa. Ketakwaan mengandung makna kehati-hatian untuk tidak melakukan
perbuatan yang dilarang atau menimbulkan mudharat. Meskipun tidak ada manusia
yang melihat atau mengetahuinya, tetapi Allah menyaksikannya.
Keempat, puasa melatih pengendalian diri yang harus tercermin dalam
ucapan, perbuatan, dan bahkan pengendalian diri dalam mengumpulkan dan
menggunakan harta menurut keridhaan Allah.
Kelima; puasa menumbuhkan kasih sayang kepada sesama manusia, terutama
orang-orang lemah, fakir, miskin dan sebagainya.
Hikmah
yang kelima di atas relevan dengan kondisi umat dan bangsa dewasa ini. Kenaikan
harga BBM yang memicu kenaikan harga barang perlu dikendalikan dampaknya supaya
tidak menimbulkan keputus-asaan di kalangan masyarakat miskin dan
berpenghasilan rendah, merebaknya kejahatan, tindakan kekerasan, dan
sebagainya. Kondisi sosial-ekonomi bangsa kita yang begitu kompleks harus
dihadapi dengan memperkuat solidaritas sosial.
Penguatan
solidaritas sosial yang tercermin dalam perbuatan menolong dan mengangkat
derajat kehidupan kaum fakir dan miskin, akan memberikan kepercayaan diri dan
optimisme bahwa mereka tidak sendirin dalam mengatasi persoalan hidup. Hasil
penelitian sebuah lembaga internasional yang menyimpulkan muslim Indonesia
paling dermawan hendaknya berdampak positif terhadap upaya penanggulangan
kemiskinan di tanah air kita.
Kemiskinan
dan musibah, haruslah dirasakan sebagai keprihatinan kita bersama. Kontribusi umat Islam
terhadap persoalan kemanusiaan universal akan terwujud sebagaimana diharapkan,
apabila kita mampu membangun dan mengembangkan solidaritas sesama umat Islam
sendiri sebagai titik pangkalnya. Dalam sebuah hadits riwayat Imam Bukhari,
Rasulullah SAW bersabda: “Engkau lihat orang-orang mukmin dalam
keadaan saling mencintai, saling mengasihi, dan saling menyayangi seperti satu
tubuh. Apabila salah satu anggota tubuhnya sakit, maka anggota tubuh lainnya
akan merasakan panas dingin (demam).”
Dalam
kaitan ini, penunaian zakat, infaq dan shadaqah tidak cukup hanya karena dorongan
kewajiban dan mengejar pahala akhirat semata. Tetapi haruslah dihayati sebagai
manifestasi kasih sayang dan solidaritas social sebagai umat. Solidaritas
itulah yang akan melahirkan kekuatan pada umat ini. Hal ini sejalan dengan
sabda Rasulullah SAW, “Orang
yang selalu berbuat kasih sayang, maka tentu akan memberikan kasih sayang
kepadanya Dzat yang Maha Pengasih dan Penyayang. Kasihilah semua yang ada di
bumi, maka kamu akan dikasihi oleh Dzat (Allah) yang ada di langit” (HR Abu Dawud dan
Turmudzi). Semoga
Ramadhan tahun 1435 Hijriyah dapat kita jalani lebih baik daripada
tahun-tahun sebelumnya. Semakin memperkuat solidaritas sosial di tengah
kehidupan bangsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar