Hari jumat kemarin merupakan harinya wong cilik untuk merayakan deklarasi pencapresan Jokowi sebagai calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan. Sebuah “bom politik” yang dilemparkan PDI-P kepada partai politik pesaingnya. Sama halnya dengan “Jumat keramat“ ala Komisi Pemberantasan Korupsi. Seperti biasa, kebiasaan KPK yang menetapkan status tersangka atau penahanan seseorang sebagai koruptor pada hari jumat. Tradisi itupun coba diterapkan di arena gelanggang politik. Pengumuman deklarasi Jokowi sebagai calon presiden – yang telah lama dinantikan oleh masyarakat dan aktivis partai politik – pada hari jumat ini, merupakan gaya KPK yang coba diterapkan dalam arena politik. Gaya KPK tersebut dinilai efektif dalam membuat oponi publik, bahwa ketika ditetapkan sebagai tersangka, maka mau tidak mau nasib seseorang tersebut dianggap telah melakukan korupsi. Padahal pengadilan belum memberikan vonisnya.
Pengumuman Jokowi sebagai calon presiden, membuat seluruh lapisan masyarakat Indonesia merasa terharu. Jokowi dianggap sebagai calon presiden yang pantas buat negara ini. Ketika para pemimpin daerah lainnya sibuk dengan wacana retorika, Jokowi malah sibuk dengan aksi nyatanya dilapangan untuk terlibat langsung dalam menangani berbagai persoalan yang melanda Jakarta. Gayanya yang sangat polos, bagaikan manusia yang tak memiliki dosa, membuat Jokowi dikagumi, digemari dan dicintai oleh masyarakat Indonesia. Nama Jokowi menjadi membumi di seluruh pelosok tanah air, Indonesia Raya. Jokowi disanjung dan dipuja bak seorang dewa yang turun dari kayangan.
Isu tentang Jokowi sebagai calon presiden dari PDIP sebenarnya telah lama dibicarakan. Mengutip apa yang disampaikan oleh Ikrar Nusa Bhakti, secara simbolik sebenarnya Jokowi telah dideklarasikan oleh Megawati. Hal itu terjadi ketika Jokowi mendapat kesempatan untuk membacakan “Dedication of Life”. Dedication of Life merupakan penggalan surat Bung Karno yang ditulis pada 10 September 1966. Berikut isi Dedication of Life:
Saya adalah manusia biasa.
Saya dus tidak sempurna.
Sebagai manusia biasa saya tidak luput dari kekurangan dan kesalahan.
Hanya kebahagiaanku ialah dalam mengabdi kepada Tuhan, kepada Tanah Air, kepada Bangsa.
Itulah Dedication of Life-ku.
Jiwa pengabdian inilah yang menjadi falsafah hidupku, dan menghikmati serta menjadi bekal hidup dalam seluruh gerak hidupku.
Tanpa jiwa pengabdian ini saya bukan apa-apa.
Akan tetapi dengan jiwa pengabdian ini, saya merasakan hidupku bahagia dan manfaat.
Penggalan surat tersebut menandakan bahwa betapa hikmatnya Soekarno mengabdi untuk bangsa dan negara Indonesia. Begitupun ketika Jokowi membacakan surat tersebut, maka secara tidak langsung Jokowi bersumpah untuk mengabdi kepada “Indonesia Raya”. Sebuah negara yang dicitakan oleh Megawati Soekarno Putri, yang didalam tubuhnya mengalir darah Soekarno. Megawati melihat dalam diri Jokowi mengalir semangat perjuangan Bung Karno. Mungkin karna alasan tersebutlah, Megawati memberi lampu hijau kepada Jokowi untuk bertarung pada pemilu presiden akan datang.
Setelah Megawati memberi lampu hijau buat Jokowi, maka kini kita disuguhkan oleh calon presiden yang telah lama cari oleh rakyat. Saya teringat oleh criteria calon presiden yang ditawarkan oleh Buya Syafii Maarif. Salah satu Begawan Muhammadiayah ini mengatakan bahwa calon presiden 2014 nanti harus dilihat jejak rekamnya jika sudah pernah menjabat, dinilai integritas moralnya, dipantau pula sikapnya terhadap benda dan kekuasaan, dan yang tak kurang pentingnya adalah nyalinya dalam mengambil keputusan kenegaraan penting sekalipun tidak popular. Jika semua criteria tersebut ada pada diri Jokowi, maka pastilah Jokowi mendapat restu dari Buya Syafii Maarif, mendapat restu dari kalangan Muhammadiyah dan pastinya juga mendapat restu dari seluruh rakyat Indonesia.
Rekam jejak Jokowi selama memimpin Kota Solo dan Ibu kota negara, yaitu Jakarta, mendapat apresiasi dari dalam dan luar negeri. Maka dengan itu, popularitas Jokowi sangat unggul ketimbang calon presiden lainnya, yang rekam jejaknya dipertanyakan sejumlah kalangan. Baik kalangan kaum intelektual maupun kalangan masyarakat pinggiran. Dalam hal integritas moralnya, Jokowi sangat disanjung sebagai orang yang sangat memiliki integritas. Bahkan beberapa bulan terakhir, Jokowi mendapat serangan dari politukus, salah satunya adalah ketika kediaman Jokowi disadap oleh pihak-pihak tertentu. Hal ini merupakan cara-cara busuk dari politikus yang ingin mencari celah dalam diri Jokowi. Ketika ditemukan celah, maka disaat itulah integritas Jokowi dipertaruhkan. Namun cara tersebut tidak menjadi hambatan oleh Jokowi untuk terus bekerja. Sikap Jokowi terhadap kekuasaan pun tetap kokoh. Jokowi tidak mudah tergoda dan besar kepala ketika menerima penghargaan ataupun mendapat kekuasaan yang melimpah memimpin Jakarta. Jokowi sangat humanis, egaliter, dan sederhana. Hal itu dapat terlihat ketika kebiasaan Jokowi melantik bawahannya disekitar pemukiman kumuh kota Jakarta. Sikap Jokowi pun sempat dipertahurkan ketika pemerintah kota Jakarta merelokasi pasar tanah abang yang sangat mengganggu lalu lintas. Jokowi merupakan pemimpin yang bernyali besar, tidak takut pada siapapun demi menata kota Jakarta, yang saat ini dipimpinnya.
Akhirnya pada suatu titik permulaan, Jokowi dideklarasikan oleh PDIP sebagai calon presiden 2014. Kita sangat berharap bahwa Jokowi mendapat pasangan calon wakil presiden yang pas buat memimpin Indonesia kedepannya. Kita pula sangat barharap Jokowi terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia periode 2014-2019. Dan kita pula, seluruh rakyat Indonesia berharap bahwa kelak ketika Jokowi menjadi presiden, yang saat ini dibanggakan, dikagumi dan dicintai oleh rakyat Indonesia, berharap kelak nanti ketika menjadi presiden, Jokowi tidak berada dalam posisi yang sebaliknya. Oleh karena itu mari kita saksikan perjuangan Jokowi menuju RI 1. Di akhir tulisan ini, saya cuma ingin bernostalgia dengan lagu Franky Sahilatua feat Garin Nugroho
Aku mau presiden baru
Bela rakyat
Yang punya ketegasan jadi pemimpin
Rakyat semakin susah
Rakyat hilang harapan
Karena salah pilih
Pemilu kemarin
Aku mau presiden baru
Bela rakyat
Yang bodoh berjanji
pandai bekerja
Rakyat semakin susah
Rakyat hilang harapan
Jangan tebar pesona
Rakyat tak butuh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar