Konsumen saat ini semakin jeli dan pintar dalam memutuskan suatu pembelian terhadap produk. Pertimbangan selain merek juga fungsi yang diperoleh dari suatu produk. Konsumen yang pintar dan jeli pasti akan memiliki suatu pemikiran akan penghematan pengorbanan yang dikeluarkan untuk barang berfungsi sama meskipun dengan mengorbankan merek terkenal berharga berkali lipat mahal. Dikaitkan dengan tulisan saya “Merek sebagai Gaya Hidup” hal ini menjadi semakin menarik dan controversial.
Produsen secara tidak langsung sebenarnya telah membuat suatu produk yang tentu saja akan menjadi competitor bagi produk lainnya dengan fungsi yang sejenis. Keunggulan dan kekurangan dari masing-masing produk pasti ada. Di sini, konsumen dihadapkan pada pilihan antara merek, harga, jenis, dan kebutuhan. Semua produk ini terpampang dan tertata begitu menariknya di gerai-gerai/showroom pertokoan. Brosur-brosur, leaflet, iklan melalui berbagai media bertarung sedemikian ketat untuk mendapatkan perhatian konsumen.
Diskon dapat diartikan sebagai pengurangan pengorbanan berupa uang yang harus dikeluarkan oleh konsumen untuk mendapatkan suatu barang/produk. Produk memang tidak selamanya berupa barang, namun bisa berupa jasa. Diskon menjadi salah satu cara produsen untuk meningkatkan jumlah penjualan atau untuk menghabiskan barang stok lama yang tersisa. Konsumen yang selektif akan mengetahui apakah diskon yang diberikan ini dapat diterima secara realita atau hanya sebagai pengalihan perhatian untuk mengecoh karena barang tersebut rusak/cacat. Diskon bagi konsumen tentu saja sangat menguntungkan dan paling ditunggu apalagi barang yang didiskon merupakan barang favorit dengan merek tertentu. Di sisi lain, diskon bagi produsen memerlukan perhitungan yang tepat terutama pendapatan yang diperoleh minimal mampu menutup modal biaya produksi dan akan lebih baik jika mampu mendapatkan profit lebih. Strategi-strategi diskon sangat bervariasi, misal beli 2 gratis 1, diskon 70% off, diskon 25%, beli ukuran 500ml gratis ukuran 100ml, minimal belanja Rp50.000,00 mendapatkan voucher senilai Rp10.000,00, dan lainnya. Namun harus diperhatikan oleh produsen bahwa diskon yang terus-menerus juga memberikan efek negative atas merek produk tersebut. Konsumen bisa mengasumsikan bahwa merek produk kurang laku. Akan ideal jika perusahaan memberikan diskon pada saat ada event-event misal: hari raya Idul Fitri, Natal, tahun ajaran baru bagi siswa sekolah, ulang tahun perusahaan, sehingga keseimbangan image akan nilai produk untuk mengurangi image negative yang muncul akibat pemberian diskon secara berlebihan dan terus-menerus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar