Media Informasi Pemuda Peduli Dhuafa Gresik (PPDG) || Website: www.pemudapedulidhuafa.org || Facebook: Pemuda Peduli Dhuafa Gresik || Twitter: @PPD_Gresik || Instagram: Pemuda Peduli Dhuafa Gresik || Email: ppd.gresik@gmail.com || Contact Person: 0838-3199-1684 || Nomor Rekening: 0335202554 BNI a.n. Ihtami Putri Haritani || Konfirmasi Donasi di nomor telepon: 0857-3068-6830 || #SemangatBerkarya #PPDGresik

Sabtu, 22 Maret 2014

Menegur Itu Seperti Obat Dalam Kapsul

Menegur dengan terus terang lebih baik daripada menjerumuskan. Tetapi, jujur dan terus terang saja tidak cukup. Jika perkataan jujur dan terus terang tidak disampaikan secara bijak, orang yang mendengar akan bisa terluka dan mengalami kepahitan.
Maksud yang baik tetapi jika disampaikan dengan cara yang tidak baik, tentunya akan mengaburkan maksud baik tersebut. Oleh sebab itu, jujur dan terus terang itu tidak cukup. Jujur dan terus terang itu harus diimbangi dengan kebajikan dan kebijakan.
Menegur seseorang tidak perlu sampai mempermalukan, sehingga orang yang ditegur itu bisa berubah karena kesadaran sendiri, bukan karena terpaksa. Karena sesuatu yang dipaksa biasanya tidak akan menyenangkan.
Pernakah Anda mengamati mengapa beberapa obat dimasukkan ke dalam kapsul? Mengapa beberapa pil permukaannya dibungkus dengan selaput gula?
Jawabannya sederhana, supaya obat atau pil tersebut tidak terasa pahit saat di konsumsi, namun khasiatnya tidak hilang. Seperti itu jugalah seharusnya ketika kita berterus terang kepada seseorang saat menegur.
Teguran yang keras dan tegas itu harus disalut dengan kata-kata yang lembut. Supaya mereka yang menerima teguran itu tidak mengalami kepahitan dan merasa dipermalukan. Yang pada akhirnya, orang tersebut akan membenci dan menolak teguran tersebut.
Akan tetapi, jika orang yang ditegur tersebut kurang peka dengan kata-kata yang lembut, bolehlah sesekali kita menggunakan kata-kata yang keras.
Menegur itu boleh, tapi usahakanlah supaya teguran kita menghasilkan buah, yaitu kesadaran dan perubahan pada diri orang yang ditegur.
Jadi, bagi Anda yang ingin menegur orang lain, entah itu dalam kehidupan nyata atau di rumah sehat yang diberi nama Kompasiana, lakukanlah dengan jujur dan terus terang serta diimbangi dengan kebajikan dan kebijakan.
Ingat, menegur itu seperti memasukkan obat kedalam kapsul, tidak terasa pahit saat dikonsumsi namun khasiatnya tidak hilang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar