Berbicara tentang fisik, maka tidak lepas dengan perkembangan. Setiap makhluk hidup pasti mengalami peristiwa perkembangan. Di mana perkembangan ini meliputi seluruh bagian tubuh makhluk hidup, baik dari aspek psikologis maupun aspek biologis. Perkembangan merupakan suatu perubahan yang bersifat kualitatif.
Menurut Yusuf Syamsu (2001: 15), perkembangan adalah perubahan-perubahan yang dialami oleh individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya (maturation) yang berlangsung secara sistematis, progresif dan berkesinambungan, baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah).
Adapun menurut Oemar Hamalik (2004: 84), perkembangan merujuk kepada perubahan yang progresif dalam organisme bukan saja perubahan dalam segi fisik (jasmaniah) melainkan juga dalam segi fungsi, misalnya kekuatan dan koordinasi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa perkembangan merupakan perubahan yang bersifat kualitatif yang menekankan pada segi fungsional.
Adapun perkembangan fisik merupakan perkembangan yang menjadi dasar bagi kemajuan perkembangan berikutnya. Ketika fisik berkembang dengan baik, maka memungkinkan anak untuk dapat lebih mengembangkan keterampilan fisiknya. Perkembangan fisik anak ditandai juga dengan berkembangnya perkembangan motorik, baik motorik halus maupun motorik kasar.
Menurut Ahmad Susanto (2011: 33), proporsi tubuh anak berubah secara dramatis, seperti pada usia tiga tahun, rata-rata tinggi anak sekitar 80-90 cm dan beratnya sekitar 10-13 kg. Adapun pada usia lima tahun tinggi anak mencapai 100-110 cm pertumbuhan otak pada usia ini sudah mencapai 75% dari orang dewasa, sedangkan pada umur enam tahun mencapai 90%. Mudzakir dan Sutrisno (1997: 87), berpendapat bahwa sejak lahir sampai dewasa individu melewati empat tahapan, yaitu : Tahap I: dari 0,0 sampi kira-kira 3,0 tahun disebut dengan fullungs (pengisian) periode-1, di mana pada periode ini anak kelihatan pendek gemuk. Tahap II: dari kira-kira 3,0 tahun sampai kira-kira 7,0 tahun; yang disebut denganstreckungs (rentangan) periode-1, di mana pada periode ini anak kelihatan langsing, memanjang, dan meninggi. Tahap III: dari kira-kira 7,0 sampai kira-kira 13,0 tahun; yang disebut dengan fullungsperiode-2, pada masa ini anak kelihatan pendek gemuk kembali. Tahap IV: dari kira-kira 13,0 sampai kira-kira 20,0 tahun; yang disebut dengan masa streckungs periode-2, di mana pada masa ini anak kelihatan langsing kembali.
Oleh karena itu perkembangan fisik anak tidak terlepas dari asupan makanan yang bergizi. Jika makanan yang dikonsumsi anak mengandung banyak gizi, maka perkembangan fisik anak tidak terganggu dan berjalan sesuai dengan umur yang ada, begitu juga dengan motoriknya. Ketika gizi yang dikonsumsi anak kurang, kemampuan motorik anak juga akan lambat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar