Media Informasi Pemuda Peduli Dhuafa Gresik (PPDG) || Website: www.pemudapedulidhuafa.org || Facebook: Pemuda Peduli Dhuafa Gresik || Twitter: @PPD_Gresik || Instagram: Pemuda Peduli Dhuafa Gresik || Email: ppd.gresik@gmail.com || Contact Person: 0838-3199-1684 || Nomor Rekening: 0335202554 BNI a.n. Ihtami Putri Haritani || Konfirmasi Donasi di nomor telepon: 0857-3068-6830 || #SemangatBerkarya #PPDGresik

Jumat, 28 Maret 2014

Ramadhan dan Rasa Empati

Hikmah diwajibkannya puasa adalah agar kaum mukminin merasakan susah, sulit dan tak enaknya ketika rasa lapar menimpa, sehingga ada kesadaran walau dirinya mampu dan tak pernah kekurangan sesuatupun sebagai orang kaya, namun saat puasa sama saja karena setiap orang baik miskin ataupun kaya sama-sama merasakan rasa lapar dan dahaga. Ramadhan menempa setiap insan yang berpuasa agar ada kesadaran bahwa diluar dirinya banyak orang yang tak beruntung, karena tidak setiap hari mereka bisa makan tiga kali sehari. Ini pulalah seperti ungkapan Ibnul Qayyim dalam Zadul Ma’ad, “Puasa dapat mengingatkan orang-orang kaya akan penderitaan dan kelaparan yang dilanda orang-orang miskin.”
Bisa dibayangkan, bila lama puasa tersebut sampai ada yang 20 jam sehari seperti di daratan Eropa saat musim panas seperti sekarang. Kita saja di Asia Tenggara masa puasa yang hanya 13-14 jam sehari sudah begitu kepayahan, apalagi di daerah lain yang waktunya lebih dari 20 jam sehari. Semua ini menempa para shaimin agar menangkap hikmahnya, sehingga mampu menimbulkan kesadaran dan rasa empati terhadap penderitaan orang-orang miskin, hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Al-Allamah Ibnul Hammam: “Sesungguhnya tatkala orang yang berpuasa merasakan pedihnya lapar dalam sebagian waktu, ia akan teringat bagaimana kalau lapar terus-menerus, sehingga akan timbul padanya rasa kasihan kepada orang-orang miskin.” (Fiqhus Shiam, Yusuf al-Qaradahawi)
Ramadhan adalah bulan tolong-menolong, sehingga Rasulullah memberikan contoh bagaimana beliau begitu masuk bulan Ramadhan, maka kepedulian terhadap kaum miskin begitu tinggi, sehingga digambarkan seolah-olah beliau laksana angin berhembus bila memiliki barang yang bisa diinfaqkan, sebagaimana dalam hadist ini: “ Dari Ibnu Abbas ra katanya: ‘ Rasulullah SAW adalah orang yang paling pemurah (dermawan) berbuat kebajikan, terutama di bulan Ramadhan. Karena setiap tahun Jibril tetap menemui Rasulullah tiap-tiap malam hingga habis ramadhan. Rasulullah memperdengarkan bacaan Qur’annya kepada Jibril. Di hari-hari Jibril mendatanginya, beliau tambah giat berbuat kebaikan melebihi angina”. (HR: Bukhari dan Muslim)
Dalam kerangka ittiba’us sunnah (mengikuti sunnah), maka kaum muslimin pada saat Ramadhan datang berlomba-lomba berbagi kebahagiaan kepada sesamanya,terutama kepada kaum miskin. Mereka baik secara individu, kelompok (profesi,hobi dan lain-lain) dan juga atas nama corporate membuat acara-acara berbagi tersebut. Dengan mudahnya mereka menggalang dana (infak) untuk dibagikan kepada anak yatim di panti-panti asuhan, membagi makanan buka dan sahur ke tempat-tempat kantong kemiskinan baik itu di kolong-kolong jembatan dan dipinggir jalan. Karena mereka yakin inilah saatnya berbagi setelah setahun mereka membanting tulang mencari rezeki, dan Ramadhan sebagai wasilah (sarana) pembersihan jiwa dan harta sebagaimana firman Allah: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan  dan mensucikan  mereka  dan mendo’alah untuk mereka. Sesungguhnya do’a kamu itu  ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui..” (QS Al Baqarah [9]:103)
Para kaum muslim muda dan terdidik (eksmud), terutama di kota-kota besar sangat terinspirasi oleh hadist dan ayat-ayat Qur’an yang terkait dengan berbagi tersebut, apalagi hadist ini: “Rasulullah  bersabda: “ Man fath-thara shaaiman kana lahu mitslu ajrihi ghaira annahu layunqashu min ajrish-shaimi syaian, barang-siapa memberi jamuan buka puasa kepada orang yang berpuasa, maka ia mendapat pahala seperti pahalanya (orang yang berpuasa) itu, yaitu tidak dikurangi sedikitpun pahala orang yang berpuasa itu.” (HR: Ahmad bin Hambal, Turmudzi, Ibnu Majah dan Ibnu hibban). Mereka secara demontratif melakukan aktivitas berbagi terutama di Ramadhan. Dengan kelompok hobinya, sebagai contoh kelompok bikers moge melakukan buka bersama dengan mengundang anak-anak yatim, yang biasanya melakukan di Café-café, restoran atau Mall, dan seperti itu juga dilakukan oleh berbagai kelompok dengan berbagai jenis aktivitas berbagi. Kepedulian seperti ini perlu diapresiasi, namun alangkah indah dan baiknya bila tetap dilakukan di luar Ramadhan supaya semangat berbagi (baik zakat dan infak) tersebut bisa bermakna sepanjang tahun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar