Media Informasi Pemuda Peduli Dhuafa Gresik (PPDG) || Website: www.pemudapedulidhuafa.org || Facebook: Pemuda Peduli Dhuafa Gresik || Twitter: @PPD_Gresik || Instagram: Pemuda Peduli Dhuafa Gresik || Email: ppd.gresik@gmail.com || Contact Person: 0838-3199-1684 || Nomor Rekening: 0335202554 BNI a.n. Ihtami Putri Haritani || Konfirmasi Donasi di nomor telepon: 0857-3068-6830 || #SemangatBerkarya #PPDGresik

Selasa, 18 Maret 2014

Pendekatan dan Arah dalam PAUD

1. Berorientasi pada Kebutuhan Anak
Kegiatan pembelajaran pada anak harus senantiasa berorientasi kepada kebutuhan anak. Anak usia dini adalah anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan, baik perkembangan fisik maupun psikis, yaitu intelektual, bahasa, motorik, dan sosio-emosional. Jadi dalam kegiatan, anak harus senantiasa diberi fasilitas untuk memenuhi kebutuhan anaknya. Sehingga dalam pendidikan anak akan lebih mempunyai kemampuan lebih untuk mengembangkan minat atau bakat yang dimilikinya agar tercapai secara maksimal. Misal, anak mempunyai bakat menari. Agar bakat tersebut bisa tercapai secara maksima, maka orang tua memfasilitasinya dengan mengikutkan kursus seni tari.
2. Belajar Melalui Bermain
Bermain merupakan sarana belajar anak usia dini. Melalui bermain, anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan, memanfaatkan, dan mengambil kesimpulan mengenai benda di sekitarnya. Dengan bermain anak akan lebih luas untuk mengetahui apa yang sudah dikenal di sekitarnya. Dan anak akan lebih mudah beradaptasi dengan benda ataupun makhluk hidup di lingkungan sekitar yang sudah dikenalnya. Misal, anak tidak tahu apa itu bunga, dan bentuknya seperti apa? Jika  anak menemukan bunga tersebut anak tidak berani menyentuh dan mencium bunganya. Sebagai orang tua, tindakan yang tepat yaitu memberika penjelasan dan memberikan pengetahuan yang luas agar anak mampu memahami secara mudah benda-benda yang ada disekitarnya.
3. Lingkungan yang Kondusif
Lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa sehingga menarik dan menyenangkan dengan memperhatikan keamanan serta kenyamanan yang dapat mendukung kegiatan belajar melalui bermain. Dengan lingkungan yang kondusif anak akan lebih mudah bereksplorasi dengan kegiatan-kegiatan yang dimilikinya. Misalnya, anak bermain petak umpat bersama temannya, maka tempat tersebut harus di tempat yang jauh dari keramaian dan lalu lalang kendaraan. Sehingga anak akan aman dan nyaman dalam bermain.
4. Menggunakan Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran pada anak usia dini harus menggunakan konsep pembelajaran terpadu yang dilakukan melalui tema. Tema yang dibangun harus menarik dan dapat membangkitkan minat anak dan bersifat kontekstual. Hal ini dimaksudkan agar anak mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas sehingga pembelajaran menjadi mudah dan bermakna bagi anak. Misalnya, anak belajar tentang tema lingkungan sekitar, supaya bisa menjadi pembelajaran terpadu, pendidik menghubungkan dengan matematika, dan seni. Contoh di lingkungan masyarakat ada sampah dibuang sembarangan, agar bisa menjadi karya seni, sampah tersebut bisa di daur ulang, setelah di daur ulang dijual dan akan menghasilkan banyak uang, dalam menghasilkan uang, dapat dihubungkan dengan matematika.
5. Mengembangkan Berbagai Kecakapan Hidup
Mengembangkan keterampilan hidup dapat dilakukan melalui berbagai proses pembiasaan. Hal ini dimaksudkan agar anak belajar untuk menolong diri sendiri, mandiri, bertanggung jawab, dan memiliki disiplin diri. Hal ini dapat dicontohkan dengan kegiatan sehari-hari. Misalnya, anak sudah terbiasa mandi pagi jam 6, jika anak bangun kesiangan, maka anak tersebut akan bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri untuk tidak mengulanginya.
6. Menggunakan Berbagai Media Edukatif Dan Sumber Belajar
Media dan sumber pembelajaran dapat berasal dari lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan oleh pendidik/guru. Akan lebih baik jika seorang pendidik menjelaskan kepada anak dengan menggunakan media dalam pembelajran. Misalnya, pendidik mengenalkan huruf hijaiyah dengan media pembelajaran berbasis macromedia flash, di media tersebut pendidik bisa menayangkan video, suara, dan gambar tentang huruf hijaiyah.
7. Dilaksanakan secara Bertahap dan Berulang-ulang
Pembelajaran bagi anak usia dini hendaknya dilakukan secara bertahap, dimulai dari konsep yang sederhana dan dekat dengan anak, agar konsep dapat dikuasai dengan baik hendaknya guru menyajikan kegiatan-kegiatan yang berulang. Misalnya, pendidik mengajarkan sesuai dengan kehidupan sehari-harinya, seperti mengaji. Pendidik menanyakan apa saja yang dilakukan saat mengaji? Setelah anak menjawab, pendidik mulai mengajak anak untuk mempraktekkan kegiatan mengajinya secara bersama-sama.
Tujuh prinsip pendidikan anak usia dini ini harus diperhatikan, karena sangat menentukan kualitas pendidikan yang diselenggarakan. Jangan main paksa,instruksional, dan sejenisnya yang membuat kreativitas dan dinamika akal anak tidak berkembang secara eksploratif. Jika anak dipaksa tidak sesuai keinginannya, maka anak tersebut akan tertekan dan mudah stres. Sehingga anak tersebut akan mudah terpengaruh hal-hal yang kurang baik dalam dirinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar