Apple selama ini dikenal sebagai produsen yang “memanjakan” hanya pengguna perangkat teknologi yang berada dalam atmosfer mereka. Dari sanalah muncul citra eksklusif bagi produk besutan Apple dan orang yang menggunakannya. Hal tersebut dilakukan mungkin karena ada beberapa pertimbangan dari perusahaan teknologi bermarkas di Cupertino ini. Alasan kenyamanan dan keamanan pengguna bisa jadi masuk akal.
Salah satu fitur milik Apple yang telah dikenal luas dan sukses adalah iTunes. Selama ini iTunes bukan sekadar pemutar musik seperti winamp yang sudah sekarat atau Windows Media Player yang mau tidak mau dipaksakan terbungkus dengan OS Windows bawaan saat beli komputer. iTunes telah menjadi hub atau penghubung bagi produk Apple: macbook, imac, iPhone, iPod, dan iPad. Pemutar musik ini telah berkembang menjadi toko online penghasil uang yang menggiurkan. Jutaan lagu dan aplikasi telah dibeli melalui fitur maya ini.
Sebetulnya iTunes selama ini juga berjalan di komputer berbasis Windows, namun pasar utama iTunes tetaplah pengguna keluarga Apple dengan adanya Apple ID sebagai alat utama pembelian.
Rumor terbaru iTunes ini akan hadir di ponsel berbasis Android. Ada banyak tanggapan terhadap isu yang kebenarannya diyakini hampir seratus persen ini. Pihak Apple sendiri belum memberi klarifikasi kebenaran atas berita ini. Namun, merujuk pernyataan CEO Apple, Tim Cook yang menyatakan bahwa Apple kini tidak memiliki “religious issue” membawa iTunes ke Android, bisa jadi berita ini akan menjadi kenyataan.
Pertimbangan lain hadirnya iTunes di ponsel Android adalah menurunnya penjualan musik digital hingga 9-11% dari tahun lalu. Hal ini disinyalir banyaknya penyedia musik streaming seperti Spotify yang membuat pengguna gadget bisa mendengarkan lagu melalui koneksi internet secara gratis. Sebetulnya Apple sendiri memiliki aplikasi sejenis, yakni iTunes Radio. Salah satu pendongkrak meningkatnya penjualan musik digital adalah melebarkan sayap pemutar dan pembeli baru, dan yang memungkinkan adalah pengguna Android. Selama ini Google sendiri belum sukses dengan dukungan Google Music store-nya. Peluang ini bisa saja dimanfaatkan oleh Apple.
Pada era kepemimpinan mendiang Steve Jobs Apple mengharamkan melayani pengguna Android. Kutipan pernyataan pedas Steve Jobs bisa jadi rujukan: tidak ingin membuat pengguna Android bahagia.
We thought about whether we should do a music client for Android. We put iTunes on Windows in order to sell more iPods. But I don’t see an advantage of putting our own music app on Android, except to make Android users happy. And I don’t want to make Android users happy.
Sepertinya Tim Cook memiliki pertimbangan lain demi menghasilkan keuntungan finansial bagi Apple Inc. Pertimbangan logis ini memang masuk akal dan ideologi “tidak melayani Android” ini mungkin dilandasi sejarah hadirnya Android yang memang melukai Steve Jobs karena Android dianggap “jiplakan” iPhone.
Tidak bisa dimungkiri saat ini pengguna Android memang sudah jadi mayoritas di seluruh dunia. Apabila pertimbangan Steve Jobs menghadirkan iTunes di Windows saat itu untuk mendongkrak penjualan iPod, mudah-mudahan Tim Cook memiliki alasan keren juga hal ini untuk mendongkrak penjualan perangkat buatan Apple.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar