Media Informasi Pemuda Peduli Dhuafa Gresik (PPDG) || Website: www.pemudapedulidhuafa.org || Facebook: Pemuda Peduli Dhuafa Gresik || Twitter: @PPD_Gresik || Instagram: Pemuda Peduli Dhuafa Gresik || Email: ppd.gresik@gmail.com || Contact Person: 0838-3199-1684 || Nomor Rekening: 0335202554 BNI a.n. Ihtami Putri Haritani || Konfirmasi Donasi di nomor telepon: 0857-3068-6830 || #SemangatBerkarya #PPDGresik

Sabtu, 23 November 2013

W.R. Soepratman, Biola dan Musik Jazz


W.R. Soepratman dikenal sebagai wartawan yang suka bermain musik dan ngobrol dengan para pemuda di Markas Perhimpunan Pemuda Pelajar Indonesia di gedung Indonesische Clibgeboiw. Tempat lahirnya tak pernah diketahui secara pasti. Sebagian orang percaya, anak ketujuh dari delapan bersaudara ini lahir di Desa Somongari, Kaligesing, Purworejo, Jawa Tengah. Sebagian yakin ia lahir di Mester, Jatinegara, Jakarta Timur, pada 1903.
W.R. Soepratman, ketika usianya 11 tahun, bersentuhan dengan dunia baru: musik Barat dan sekolah Belanda. Soepratman kecil yang ditinggal mati ibunya lantas diasuh oleh kakak sulungnya yang menikah dengan seorang sersan tentara Belanda di Jakarta. Pasangan Roekijem Soepratijah-Van Eldik menyaksikan bakat musik di dalam diri sang adik. Lambat laun, W.R. Soepratman pun mulai menekuni dan menguasai instrumen itu.
Tuan dan Nyonya Van Eldik pemain biola yang baik. Dari kakak iparnya, Soepratman memperoleh sebuah biola dan pelajaran bermain musik. Soepratman cepat menguasai instrumen itu. Saking piawainya memainkan alat musik gesek ini, Van Eldik lalu membawanya bergabung dengan kelompok musik yang dipimpinnya sendiri, Black and White Jazz Band. Pada 1914, Van Eldik yang pindah tugas ke Makassar mendaftarkan Soepratman ke Europeesche Lagere School, sekolah khusus anak-anak Belanda dan pegawai tinggi pemerintah Hindia Belanda. Nama Rudolf ditambahkan oleh sang kakak ipar agar ia diterima di sekolah itu. Namun itu hanya sebentar. Soepratman ketahuan bukan anak Van Eldik dan dikeluarkan.
Ia terpaksa pindah ke Sekolah Dasar Angka Dua (2 Inlandsche School) lalu mendaftar ke Normaal School (sekolah guru) setelah lulus. Tiga tahun ia menjalani profesi guru, sampai akhirnya sang kakak menyuruhnya mengundurkan diri. Kakaknya berkeberatan ia ditugaskan ke Sengkang, daerah terpencil. Dia pun memulai perubahan jalan hidup, yakni ikut pergerakan nasional. (Baca: W.R. Soepratman Jadi Tokoh Pergerakan).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar