W.R.
Soepratman dikenal sebagai wartawan yang suka bermain musik dan ngobrol dengan
para pemuda di Markas Perhimpunan Pemuda Pelajar Indonesia di gedung
Indonesische Clibgeboiw. Tempat lahirnya tak pernah diketahui secara pasti.
Sebagian orang percaya, anak ketujuh dari delapan bersaudara ini lahir di Desa
Somongari, Kaligesing, Purworejo, Jawa Tengah. Sebagian yakin ia lahir di
Mester, Jatinegara, Jakarta Timur, pada 1903.
W.R. Soepratman, ketika usianya 11 tahun, bersentuhan dengan dunia baru: musik
Barat dan sekolah Belanda. Soepratman kecil yang ditinggal mati ibunya lantas
diasuh oleh kakak sulungnya yang menikah dengan seorang sersan tentara Belanda
di Jakarta. Pasangan Roekijem Soepratijah-Van Eldik menyaksikan bakat musik di
dalam diri sang adik. Lambat laun, W.R. Soepratman pun mulai menekuni dan
menguasai instrumen itu.
Tuan dan Nyonya Van Eldik pemain biola yang baik. Dari kakak iparnya,
Soepratman memperoleh sebuah biola dan pelajaran bermain musik. Soepratman
cepat menguasai instrumen itu. Saking piawainya memainkan alat musik gesek ini,
Van Eldik lalu membawanya bergabung dengan kelompok musik yang dipimpinnya
sendiri, Black and White Jazz Band.
Pada 1914, Van Eldik yang pindah tugas ke Makassar
mendaftarkan Soepratman ke Europeesche Lagere School, sekolah khusus anak-anak
Belanda dan pegawai tinggi pemerintah Hindia Belanda. Nama Rudolf ditambahkan
oleh sang kakak ipar agar ia diterima di sekolah itu. Namun itu hanya sebentar.
Soepratman ketahuan bukan anak Van Eldik dan dikeluarkan.
Ia terpaksa pindah ke Sekolah Dasar Angka Dua (2 Inlandsche School) lalu
mendaftar ke Normaal School (sekolah guru) setelah lulus. Tiga tahun ia
menjalani profesi guru, sampai akhirnya sang kakak menyuruhnya mengundurkan
diri. Kakaknya berkeberatan ia ditugaskan ke Sengkang, daerah terpencil. Dia
pun memulai perubahan jalan hidup, yakni ikut pergerakan nasional. (Baca: W.R.
Soepratman Jadi Tokoh Pergerakan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar