Media Informasi Pemuda Peduli Dhuafa Gresik (PPDG) || Website: www.pemudapedulidhuafa.org || Facebook: Pemuda Peduli Dhuafa Gresik || Twitter: @PPD_Gresik || Instagram: Pemuda Peduli Dhuafa Gresik || Email: ppd.gresik@gmail.com || Contact Person: 0838-3199-1684 || Nomor Rekening: 0335202554 BNI a.n. Ihtami Putri Haritani || Konfirmasi Donasi di nomor telepon: 0857-3068-6830 || #SemangatBerkarya #PPDGresik

Selasa, 05 November 2013

Tulisan Saja Tak Cukup untuk Menyelamatkan Hutan

Banyak hal yang dapat kita lakukan sebagai cermin akan kecintaan dan kepedulian kita terhadap kelestarian hutan Indonesia. Dari mulai kebiasaan menggunakan barang-barang ramah lingkungan seperti menggunakan tas belajaan sendiri yang dapat dipakai berulang-berulang kali sampai pada kebiasaan kita menanam pohon dari skala kecil hingga ke skala yang lebih besar.

Sudah sejak lama kita telah mendengar bahwa Indonesia itu adalah Paru-paru dunia dengan hutannya. Namun, nampaknya predikat yang disandangnya itu perlahan-lahan tengah terancam keberadaannya. Ya, hal itu dikarenakan ada sekian banyak tindakan perusakan hutan baik oleh ulah manusia ataupun akibat bencana alam. Tindakan perusakan hutan oleh ulah manusia meliputi pembalakan liar (illegal logging), pembukaan lahan baru untuk pemukiman ataupun lahan pertanian dan penambangan liar. Sementara perusakan hutan akibat bencana alam meliputi kebakaran hutan, letusan gunung berapi dan tanah longsor. 

Lalu kenapa dengan adanya perusakan-perusakan hutan itu kita seolah “kebakaran jenggot” ? Seberapa penting kah sebenarnya hutan itu bagi manusia ?.

Jawabannya bisa sangat beragam, bahkan setiap orang dapat menjelaskannya berdasarkan sudut pandang mereka masing-masing. Dan menurut saya pribadi, hutan itu mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan, tidak hanya bagi manusia tetapi juga bagi mahluk hidup lainnya yang tinggal didalamnya. Terlebih lagi hutan Indonesia dinobatkan sebagai paru-parunya dunia, maka sudah dapat dibayangkannya betapa mengerikannya jika organ vital dunia kita ini tengah kritis dan sekarat, dalam hal ini adalah hutan Indonesia. Alasan itulah kenapa kita seolah “kebakaran jenggot”. Tentu sebagai anak bangsa kita tidak menginginkan hal buruk menimpa hutan Indonesia yang akan berdampak luas pada kehidupan mahluk hidup kelak di kemudian hari.
  
Keberadaan hutan sangat penting karena hutan itu mempunyai beragam fungsi bagi kehidupan manusia. Dan berikut ini adalah beberapa fungsi vital hutan : 
1) Pengatur iklim dengan produksi oksigennya (O2) yang diperlukan manusia dan menyerap karbondioksida (CO2) yang merupakan sisa hasil kegiatan manusia. Sebagai catatan gas CO2 merupakan salah satu gas penyebab terjadinya efek rumah kaca (Green Hause Effect) yang berdampak pada pemanasan global.
2) Penyimpan air hujan dan kemudian dialirkan melalui sungai-sungai yang menjadi sumber kehidupan bagi makhluk hidup.
3) Mencegah erosi dan kekeringan yang dapat mengakibatkan bencana banjir di musim hujan dan kekeringan di musim kemarau, dll.

Dan saya rasa setiap orang tentu sudah sangat paham dan mengerti akan pentingnya keberadaan hutan, tinggal bagaimana tekad, semangat, dan dedikasi yang besar dalam menjaga dan merawat kelestarian hutan Indonesia dengan sebaik-baiknya.
  
Menanam Seratus, Seribu bahkan Sejuta pohon itu baik, tetapi jika tidak diikuti dengan hati (kecintaan) saat menanam maka hal itu bisa jadi hal yang sia-sia. Ya, hal itu dikarenakan setelah kita menanam pohon kita akan meninggalkan pohon tersebut tanpa adanya upaya perawatan dan pemeliharaan di hari-hari berikutnya. Maka, menanam dengan “hati” akan jauh lebih baik meskipun jumlahnya cuma satu, dua, lima ataupun sepuluh tetapi dilakukan rutin dan pastinya setelah kita selesai menanam kita bersedia merawat, memelihara dan menjaga pohon tersebut hingga tumbuh besar.

Jangan biarkan paru-paru dunia ini kritis dan sekarat, mulailah dari dalam diri sendiri kita menumbuhkan rasa cinta terhadap hutan Indonesia, yakni melakukan sesuatu dengan “hati”. Banyak cara yang dapat kita lakukan untuk menyelematkan paru-parunya dunia ini. Jika hal-hal besar belum dapat atau sulit kita lakukan, maka lakukanlah hal-hal kecil terlebih dulu. Berawal dari hal-hal kecil akan membawa kita ke suatu hal yang lebih besar. Seperti halnya pepatah “sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit”.

Membiasakan diri menanam pohon di area pekarang rumah, membawa tas belanjaan sendiri saat belanja di super market ataupun selektif dalam penggunaan kendaraan ramah lingkungan seperti menggunakan sepeda jika tempat tujuan yang hendak ditempuh tidak lebih dari 5 km dan menggunakan mobil jika hendak bepergian dengan jumlah orang lebih dari 3 saja, itulah sedikit contoh dari hal-hal kecil yang dapat kita lakukan dalan keseharian kita.


Akhirnya sekali, lewat tulisan saja tidak cukup untuk menyelamatkan hutan kita yang sedang kritis dan sekarat, tetapi juga butuh upaya dan tindakan nyata dari kita semua. Membiasakan dan melakukan hal-hal kecil yang berdampak positif secara rutin dan teratur akan lebih baik daripada melakukan suatu hal yang besar tetapi dilakukan cuma sekali waktu tanpa ada upaya keberlanjutannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar