Banyak hal yang dapat kita lakukan sebagai
cermin akan kecintaan dan kepedulian kita terhadap kelestarian hutan Indonesia.
Dari mulai kebiasaan menggunakan barang-barang ramah lingkungan seperti
menggunakan tas belajaan sendiri yang dapat dipakai berulang-berulang kali
sampai pada kebiasaan kita menanam pohon dari skala kecil hingga ke skala yang
lebih besar.
Sudah sejak lama kita telah mendengar bahwa
Indonesia itu adalah Paru-paru dunia dengan hutannya. Namun, nampaknya predikat
yang disandangnya itu perlahan-lahan tengah terancam keberadaannya. Ya, hal itu
dikarenakan ada sekian banyak tindakan perusakan hutan baik oleh ulah manusia
ataupun akibat bencana alam. Tindakan perusakan hutan oleh ulah manusia
meliputi pembalakan liar (illegal logging), pembukaan lahan baru untuk
pemukiman ataupun lahan pertanian dan penambangan liar. Sementara perusakan
hutan akibat bencana alam meliputi kebakaran hutan, letusan gunung berapi dan
tanah longsor.
Lalu kenapa dengan adanya perusakan-perusakan
hutan itu kita seolah “kebakaran jenggot” ? Seberapa penting kah sebenarnya hutan
itu bagi manusia ?.
Jawabannya bisa sangat beragam, bahkan setiap
orang dapat menjelaskannya berdasarkan sudut pandang mereka masing-masing. Dan
menurut saya pribadi, hutan itu mempunyai peranan yang sangat penting bagi
kehidupan, tidak hanya bagi manusia tetapi juga bagi mahluk hidup lainnya yang
tinggal didalamnya. Terlebih lagi hutan Indonesia dinobatkan sebagai
paru-parunya dunia, maka sudah dapat dibayangkannya betapa mengerikannya jika
organ vital dunia kita ini tengah kritis dan sekarat, dalam hal ini adalah
hutan Indonesia. Alasan itulah kenapa kita seolah “kebakaran jenggot”. Tentu
sebagai anak bangsa kita tidak menginginkan hal buruk menimpa hutan Indonesia
yang akan berdampak luas pada kehidupan mahluk hidup kelak di kemudian hari.
Keberadaan hutan sangat penting karena hutan
itu mempunyai beragam fungsi bagi kehidupan manusia. Dan berikut ini adalah
beberapa fungsi vital hutan :
1) Pengatur iklim dengan produksi oksigennya
(O2) yang diperlukan manusia dan menyerap karbondioksida (CO2) yang merupakan
sisa hasil kegiatan manusia. Sebagai catatan gas CO2 merupakan salah satu gas
penyebab terjadinya efek rumah kaca (Green Hause Effect) yang berdampak pada pemanasan
global.
2) Penyimpan air hujan dan kemudian dialirkan
melalui sungai-sungai yang menjadi sumber kehidupan bagi makhluk hidup.
3) Mencegah erosi dan kekeringan yang dapat
mengakibatkan bencana banjir di musim hujan dan kekeringan di musim kemarau,
dll.
Dan saya rasa setiap orang tentu sudah sangat
paham dan mengerti akan pentingnya keberadaan hutan, tinggal bagaimana tekad,
semangat, dan dedikasi yang besar dalam menjaga dan merawat kelestarian hutan
Indonesia dengan sebaik-baiknya.
Menanam Seratus, Seribu bahkan Sejuta pohon
itu baik, tetapi jika tidak diikuti dengan hati (kecintaan) saat menanam maka
hal itu bisa jadi hal yang sia-sia. Ya, hal itu dikarenakan setelah kita
menanam pohon kita akan meninggalkan pohon tersebut tanpa adanya upaya
perawatan dan pemeliharaan di hari-hari berikutnya. Maka, menanam dengan “hati”
akan jauh lebih baik meskipun jumlahnya cuma satu, dua, lima ataupun sepuluh
tetapi dilakukan rutin dan pastinya setelah kita selesai menanam kita bersedia
merawat, memelihara dan menjaga pohon tersebut hingga tumbuh besar.
Jangan biarkan paru-paru dunia ini kritis dan
sekarat, mulailah dari dalam diri sendiri kita menumbuhkan rasa cinta terhadap
hutan Indonesia, yakni melakukan sesuatu dengan “hati”. Banyak cara yang dapat kita
lakukan untuk menyelematkan paru-parunya dunia ini. Jika hal-hal besar belum
dapat atau sulit kita lakukan, maka lakukanlah hal-hal kecil terlebih dulu.
Berawal dari hal-hal kecil akan membawa kita ke suatu hal yang lebih besar.
Seperti halnya pepatah “sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit”.
Membiasakan diri menanam pohon di area
pekarang rumah, membawa tas belanjaan sendiri saat belanja di super market
ataupun selektif dalam penggunaan kendaraan ramah lingkungan seperti
menggunakan sepeda jika tempat tujuan yang hendak ditempuh tidak lebih dari 5 km
dan menggunakan mobil jika hendak bepergian dengan jumlah orang lebih dari 3
saja, itulah sedikit contoh dari hal-hal kecil yang dapat kita lakukan dalan
keseharian kita.
Akhirnya sekali, lewat tulisan saja tidak
cukup untuk menyelamatkan hutan kita yang sedang kritis dan sekarat, tetapi
juga butuh upaya dan tindakan nyata dari kita semua. Membiasakan dan melakukan
hal-hal kecil yang berdampak positif secara rutin dan teratur akan lebih baik
daripada melakukan suatu hal yang besar tetapi dilakukan cuma sekali waktu
tanpa ada upaya keberlanjutannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar