Meskipun mendorong persatuan dalam
pergerakan kaum muda, hubungan presiden pertama Indonesia, Soekarno, dengan
golongan pemuda, tak selamanya mulus. Abu Hanifah, pemimpin pemuda dalam
periode pergerakan nasional yang pernah menjadi Sekretaris Umum Pusat Pemuda
Sumatera (1927-1928) bercerita bagaimana sejumlah tokoh pemuda pernah menolak
permintaan Bung Karno. Peristiwanya
terjadi pada 1926-1928 ketika pemuda sedang getol-getolnya mempersiapkan
Kongres Pemuda dan semangat persatuan tengah bergelora setelah berdirinya
Partai Nasional Indonesia. Pada
masa itu, Bung Karno, sebagaimana diakui Abu Hanifah, memang kerap datang ke
asrama pemuda di IC (Kramat 106, Jakarta Pusat) dan terlibat dalam pelbagai
topik diskusi yang sedang dibicarakan. Walaupun demikian, tidak dengan
sendirinya Bung Karno dapat mempengaruhi para pemimpin pemuda yang berasal dari
pelbagai daerah itu.
Ketika pada 1926 Bung Karno membentuk PNI, dia
sebenarnya meminta banyak pemuda menjadi anggota dan pengurus. Namun, menurut
Abu Hanifah, mereka tidak bersedia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar