Mumpung tugas di kantor lagi tidak padat, saya menyempatkan diri menuliskan beberapa opini saya mengenai pesta demokrasi yang akan segera kita laksanakan tanggal 09 Juli nanti.
Sebenarnya hati ini gregetan melihat kondisi pra Pilpres ini,, mengapa tidak? Menurut saya karakter asli bangsa/masyarakat kita ini kelihatan semakin nyata pada masa-masa seperti ini.
Bagi saya mungkin ini merupakan suatu pembenaran bahwa masyarakat kita masih jauh dari namanya kaum intelek dan terdidik. Bagaimana tidak?? Lihat saja komentator para tim sukses yang notabene memiliki katanya pendidikan yang tinggi, bahkan sampai gelar professor.. tapi pernyataannya kerap tidak menunjukkan title yang disematkan pada namanya itu. Ironis memang, apakah mental bangsa kita ini sedemikian bobbroknya?? Sehingga Idealisme tidak lagi menjadi sesuatu hal yang penting, Rektor menjadi provokator, Mantan pejabat MA menjadi Pencerca, pemuka agama menjadi kaum pencela, nyaris tidak ada lagi politik yang mengedukasi. Bahkan agama yang seharusnya menjadi Sakral menjadi alat politik yang diperdagangkan. Sungguh aneh, bagaimana mungkin pemuka agama membuat suatu fatwa mengharamkan umat bila memilih satu pasangan tertentu..?? apakah mereka yang membuat aturan itu adalah suatu kebenaran yang mutlak? Apakah mereka sudah memposisikan dirinya sama dengan Tuhan? Sungguh terlalu…. Namun masyarakat kita yang cenderung tidak menelaah, mudah terprovokasi dan memilih mengikuti doktrin doktrin yang sesat karena mereka merasa pembuat doktrin lebih cerdas, lebih benar dari dirinya. Inilah suatu bukti bahwa masyarakat Indonesia masih belum memiliki jati diri, karakter, yang gambang berubah haluan.. apalagi bila diiming imingi janji manis, sesuap nasi yang pada akhirnya itu menjadi perangkap masuk ke dalam lubang “kebinasaan”.
Saudara-saudara setanah air.. mari kita coba merenung sejenak,, kita telaah masing masing calon yang ada, gunakan akal sehat yang jernih, jangan membela membabi buta, jangan gampang terhasut sekalipun itu pemuka agama yang paling kamu hormati.
Tidak kah kita rindu menjadi bangsa yang hebat? Tidak kah kita rindu dipimpin oleh orang yang mau melayani? Tidakkah kita rindu hidup harmonis dalam keragaman kita ini? Ingat Tuhan menciptakan matahari untuk semua orang… bukan untuk golongan tertentu bukan? Jadi janganlah lagi SARA menjadi Produk yang memecah belah kita.. biarlah kepercayaan yang kita yakini menjadi urusan pribadi kita dengan Tuhan.. gak perlu dicampurkan ke dalam urusan politik.
Lihat saja, apakah orang politik yang mengaku dirinya beragama lebih baik dibanding yang tidak beragama sekalipun? Mereka hanya ingin mencari kemaslahatan dirinya saja, demi kekuasaan mereka menghalalkan segala cara.
Saudara-saudariku marilah kita berdoa, jernihkan pikiran,, masa depan bangsa ini ada di tangan kita.
Saya kira tidak perlu rumus yang sulit untuk menentukan pilihan sekarang ini,, Hitam dan putih sudah jelas terlihat, Orang baik sudah jelas terlihat dari paras wajahnya… Siapa terpilih nanti menunjukkan karakter bangsa kita yang sesungguhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar