Di kotak perlengkapan semir sepatu yang tali panjangnya digantungkan dileher rentanya, tertulis kalimat singkat “Rp 5000, Jasa Semir Sepatu”.
Ia duduk di depan rumah makan yang ramai pengunjung, sambil terus mengetuk-ngetuk kotak semirnya, pertanda ia sedang menjajakan sebuah jasa.
Mungkin ini salah satu cara yang dapat ia lakukan untuk menarik perhatian orang di sekitar, karena raganya tak kuat lagi berteriak untuk menawarkan jasa semir sepatu.
Perkiraan saya usia kakek tersebut sudah memasuki angka 70, tapi semangatnya untuk mencari nafkah perlu kita contoh. Dia tidak memilih untuk menjadi orang yang meminta belas kasihan orang lain di jalanan. Atau menghabiskan waktunya sepanjang hari di rumah, dan menunggu ada tetangga yang berbaik hati datang mengirimkan serantang makanan.
Selama kurang lebih satu jam saya memperhatikan kakek luar biasa ini, ia belum mendapatkan pelanggan yang bersedia menyemirkan sepatu padanya.
Ia kerap kali berpindah dari satu rumah makan ke rumah makan yang lainnya hanya untuk sekedar mencari peruntungan.
Kelihatan sekali kakek itu lelah, karena tiap memasuki suatu restoran ia meminjam satu kursi lalu ia duduk disitu, sambil terus membunyikan kotak semirnya. Berharap ada yang membeli jasanya.
Di tengah hingar bingar pusat perbelanjaan ini, masih ada kakek perkasa yang tak kenal lelah berkeliling menawarkan jasa. Walau pada kenyataannya tak seorang pun menggubris keberadaannya.
Di dekat saya seseorang berkata “masih ada ya yang nawarin nyemir sepatu kayak gitu…” Menurut saya, inilah realita hidup yang kadang tanpa sadar kita abaikan.
Sementara sudah banyak merk semir sepatu cair tinggal usap, atau bahkan semakin merajalela merk sepatu mahal yang tidak perlu disemir namun akan tetap kelihatan mengkilap.
Diantara kenyataan-kenyataan tersebut ada seorang tua renta yang hanya mampu secara konvensional menawarkan jasanya. Entah hanya sekedar untuk menyambung hidup, atau mungkin inilah harapan satu-satunya untuk bisa makan hari ini.
Setiap individu memiliki rejeki sendiri-sendiri untuk caranya mencari nafkah. Yang sudah memiliki rejeki baik agar tidak pernah lupa untuk mengucap syukur, dan agar tidak selalu melihat ke atas. Di bawah sana masih banyak orang-orang yang tidak sama beruntungnya.
Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi esok hari, untuk itu jalanilah setiap hari-hari yang kita lalui sebagai hadiah yang paling indah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar