Saudara-saudaraku, marilah kita menggunakan indra, hati, dan pikiran kita atas segala yang terjadi di dunia ini. Peristiwa di Palestina membuktikan, memberi contoh, bahwa di salah satu bagian bumi ini, kemanusiaan telah hancur terhempas ego manusia sendiri yang berkobar-kobar dengan tidak semestinya.
“Manusia”, yang menjadi bagian dari kata “kemanusiaan” — maka di manakah letak kemanusiaan para manusia yang dengan kejamnya menzalimi saudara-saudara mereka sendiri sesama manusia? Apakah yang mengikis kemanusiaan dari manusia?!
Apakah mereka yang berasal dari negeri lain, berkewarganegaraan lain, pantas melakukan hal yang semena-mena?
Invasi!
Invasi!
Invasi!
Tak sadarkah mereka bahwa mereka telah melukai pula saudara-saudara mereka sendiri?
Lihatlah apa yang terjadi pada saudara-saudara kita di Palestina. Lihatlah para korban yang tergeletak menyedihkan, bercucuran darah, meregang nyawa.
Terutama bagi kita. Akankah kita–yang berada di negeri lain pula, berkewarganegaraan lain pula–menjadi apatis? Kita ini warga dunia! Jiwa-jiwa kita ini seharusnya bukanlah sesuatu yang dapat begitu saja terpecah-belah! Bukanlah untuk mengutuk, bukanlah untuk membabi buta menyalahkan berbagai pihak.
Mari kita tuangkan reaksi-reaksi positif untuk saudara-saudara kita di Palestina. Entah melalui donasi dana, suara kepedulian, maupun do’a yang merupakan senjata bagi orang-orang yang beriman pada-Nya.
Atas nama kemanusiaan, kalimat demi kalimat ini kurangkai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar