Bulan romadhon kebanyakan diidentikkan hanya seputar ritual peribadatan seperti shaum yang pasti, tarawih, tadarus. Pelaksanaan shaumnya sendiri kebanyakan masih sebatas menahan haus dan lapar. Banyak juga yang merasa kekurangan waktu tidur sehingga hampir setiap habis sholat Shubuh digunakan untuk tidur. Kemudian pagi hingga sorenya berkatifitas seperti biasa hingga waktu berbuka puasa. Tadarus dilakukan ala kadarnya bahkan terkadang hanya sebatas memenuhi target khatam pada akhir romadhon.
Padahal, hakikat dari shaum 1 bulan penuh di bulan romadhon adalah untuk meningkatkan ketakwaan secara nyata. Dimana secara individu dirinya diharapkan menjadi semakin patuh dan tunduk terhadap segala perintah dan larangan Allah SWT secara keseluruhan. Tidak lagi memilih-milih aturan berdasarkan kesukaan dan hawa nafsu sehingga mencukupkan diri tatu minimalis terhadap pelaksanaan perintah dan larangan Allah SWT.
Kemudian secara kemasyarakatan semestinya terjalin ukhuwah yang didasari aqidah Islamiyah atas bertambahnya intensitas ibadah di mesjid sehingga mampu menciptakan keamanan lingkungan. Dan dalam ruang lingkup yang terbesar yang merupakan bentuk ketakwaan terbesar adalah penerapan syari’at Islam secara kaaffah dalam kehidupan di dunia di bawah 1 kepemimpinan yaitu kepemimpinan Islam untuk seluruh umat manusia dalam bingkai daulah Khilafah Islamiyah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar