Media Informasi Pemuda Peduli Dhuafa Gresik (PPDG) || Website: www.pemudapedulidhuafa.org || Facebook: Pemuda Peduli Dhuafa Gresik || Twitter: @PPD_Gresik || Instagram: Pemuda Peduli Dhuafa Gresik || Email: ppd.gresik@gmail.com || Contact Person: 0838-3199-1684 || Nomor Rekening: 0335202554 BNI a.n. Ihtami Putri Haritani || Konfirmasi Donasi di nomor telepon: 0857-3068-6830 || #SemangatBerkarya #PPDGresik

Minggu, 26 Januari 2014

Solusi Pengentasan Kemiskinan tanpa Pinjaman World Bank

Bicara tentang kemiskinan, maka bicara tentang kepedulian, apakah itu dengan menyantuni para kaum fakir miskin, atau dengan beberapa inovasi dalam kepeduliannya, seperti rumah singgah, rumah yatim piatu, rumah Jompo atau dengan kartu sehat, pelatihan-pelatihan ketrampilan dan lain-lain.
Untuk menggerakkan kepeduliannya, diperlukan dana yang tidak kecil dan banyak orang. Bagi mereka yang tidak memiliki cukup dana, dapat menyumbangkan tenaga dan pemikiran, bagi yang memiliki dana, dapat dengan mengeluarkan zakat Mall dan sedekah.
Zakat Mall merupakan kewajiban harta yang harus kita keluarkan, karena ada pemikiran, bahwa dalam harta kita, ada bagian kaum miskin di dalamnya, sedangkan sedekah, adalah kewajiban social kita, dengan pemikiran, bahwa akan terbentuk rasa kasih sayang antara kaum kaya dengan kaum yang tidak memiliki harta, dengan bentuk rasa kasih sayang itu, akan terbentuklah sebuah masyarakat yang harmoni.
Mereka yang memiliki harta akan menyayangi kaum tidak berpunya dengan mengeluarkan sadaqah, sedang mereka yang bernasib kurang beruntung, tidak anarkis karena merasa ada perhatian dan kasih sayang dari mereka yang bernasib mujur dan berpunya. Hidup jadi indah dan damai.
Bicara tentang sadaqah maka kita ingat tentang ustad Yusuf Mansur, beliau sering mengajak kita untuk sadaqah, selalu beliau katakan bahwa Allah akan selalu membayar lebih banyak dari jumlah yang kita sadaqahkan, bahkan beliau memperkenalkan matematika sadaqah, hitung-hitungan berapa nilai yang kita peroleh jika dibandingkan dengan jumlah sadaqah yang kita keluarkan. Sebagai upaya agar manusia rajin untuk bersadaqah, secara metode dakwah hal demikian itu boleh-boleh saja.
Telah banyak program pengentasan kemiskinan yang digulirkan, dirancang dengan metode ilmiah dan dikerjakan secara nasional, bahkan didanai dengan pinjaman dari Bank Dunia, namun hasilnya ? Kemiskinan tidak berkurang, survey membuktikan angka kemiskinan makin bertambah, apa yang salah dalam masalah ini ? Jawabannya bisa beraneka ragam, banyak parameter yang mengiringinya, dan debatable, tapi yang luput dari pembicaraan kita selama ini, tentang hati nurani para pelaku dan mereka yang diamanati untuk mengelola program pengentasan kemiskinan ini. Lalu apakah mungkin diselesaikan tanpa pinjaman Bank Dunia ? Misalnya dengan sadaqah. Jawabnya mungkin. Mari kita coba membuat matematikanya.
Jika zakat saja dipercaya dapat mengentaskan kemiskinan, maka seorang yang taat membayarkan zakatnya tentu seorang yang rajin juga bersedaqah. Jika seorang berpenghasilan 5 juta, maka setiap bulan akan mengeluarkan zakat 125 ribu dan jika setiap hari dia mau mengeluarkan sadaqah 2.500 maka sebulan menjadi 75 ribu, itu artinya uang yang dikeluarkannya setiap bulan 200 ribu. Jika saja kita asumsikan bahwa dua puluh persen rakyat Indonesia mau membayarkan zakat + sedekahnya setiap bulan, maka jumlahnya 50 juta orang, jika dikalikan dengan dengan 200 ribu maka setiap bulan akan terkumpul 10 T dan setahun akan terkumpul 120 T (uar biasa). Padahal angka gaji 5 juta adalah angka gaji yang kecil, realita sesungguhnya, diatas angka tersebut, dan angka dua puluh persen adalah angka yang sangat disederhanakan dari mereka yang suka mengeluarkan zakat+shadaqah.

Lalu mengapa kenyataan yang ada, jauh berbeda dengan teori diatas, inilah pertanyaan yang perlu dijawab oleh mereka yang peduli akan rakyat miskin. Mesti ada sebuah manajemen yang rapi, bagaimana cara mengumpulkan, mendistribusikan dan memanage-nya, sedangkan bagi pribadi-pribadi kita, mari kita fokus untuk mengeluarkan zakat dan bersedekah, percayalah Allah SWT akan menggantinya langsung tunai, dengan kelipatan tujuh ratus kali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar