Media Informasi Pemuda Peduli Dhuafa Gresik (PPDG) || Website: www.pemudapedulidhuafa.org || Facebook: Pemuda Peduli Dhuafa Gresik || Twitter: @PPD_Gresik || Instagram: Pemuda Peduli Dhuafa Gresik || Email: ppd.gresik@gmail.com || Contact Person: 0838-3199-1684 || Nomor Rekening: 0335202554 BNI a.n. Ihtami Putri Haritani || Konfirmasi Donasi di nomor telepon: 0857-3068-6830 || #SemangatBerkarya #PPDGresik

Minggu, 05 Januari 2014

Solusi Konkrit Atasi HIV AIDS, Anda Bisa Kena, Anda Bisa Cegah

Beranikah anda dan saya berteman dengan ODHA ? Pertanyaan tersebut mungkin pertanyaan klasik sebagai retorika rasa kasihan kita terhadap ODHA. Dan jika pertanyaan tersebut ditanyakan mungkin secara teori orang akan menjawab berani, namun sebaliknya jika dipraktikkan, maka mungkin sangat sedikit orang yang mau berteman dengan ODHA. Sisanya tidak akan berani, atau menjawab takut, jijik, enggan, sungkan bahkan menganggap hina.
Hal itulah makanya muncul banyak slogan yang mencoba mengajak setiap orang untuk berani bergaul dengan para ODHA. Hal itu karena faktanya sangat sedikit orang yang berani bergaul dengan ODHA. Sebab sudah menjadi “Bawaan Orok“ yang namanya manusia akan mengucilkan orang yang sedang menderita penyakit kronis seperti cacar dan HIV AIDS.
Oleh karena itu di peringatan hari AIDS/ODHA yang jatuh pada hari minggu kemarin, mari kita rubah persepsi yang terbiasa mengucilkan ODHA akibat takut tertular maupun sebagai respon penghinaan terhadap ODHA yang dianggap sebagai orang gak benar, orang terbuang, orang najis dan orang terkutuk.
Mari berani bergaul dengan ODHA dengan mengubah persepsi “Hina“ menjadi persepsi “Kasih“. Sebab para penderita HIV AIDS tidak semua akibat kesalahan mereka sendiri, meskipun ada banyak yang disebankan karena kesalahan mereka sendiri namun kita tidak patut menghukum mereka untuk kedua kalinya.
Pada dasarnya, HIV AIDS sudah mulai ditemukan obatnya meskipun belum benar-benar dapat menyembukan secara total dan keseluruhan. Dan secara umum penyebab HIV sudah dipahami baik secara seksual maupun NAPZA. Begitupun pencegahannya sudah sering dilakukan sosialisasi dan sudah dipahami oleh masyarakat luas.
Oleh karena itu, sesuai dengan judul saya diatas sebenarnya kita bisa terkena AIDS namun juga bisa mencegahnya. Maka kembali pada diri kita sendiri untuk saling menolong satu sama lain tanpa harus menyalahkan apalagi menjauhi ODHA.
Itulah sebabnya perlu solusi penanganan konkrit dari beberapa pihak diantaranya Pemerintah dalam hal ini melalui kementrian kesehatan, lalu masyarakat baik masyrakat yang mengerti maupun masyarakat awam tentang AIDS, kemudian pihak/lembaga/badan organisasi kemasyarakatan yang senantiasa mengkampanyekan tentang AIDS, dan yang terakhir adalah para penderita HIV AIDS (ODHA). Keempat pihak tersebut harus segera bertindak dengan solusi konkrit sesuai kapasitas masing-masing. para pihak dapat memberi solusi antara lain:

1. Solusi Dari Pemerintah
Permintah sebagai pelindung rakyat harus terdepat dalam memberi solusi terhadap kasus HIV AIDs. Para klinisi di fasilitas layanan kesehatan (Fasyankes) yang memberikan layanan tatalaksana HIV dan pengobatan serta pencegahan harus sitematis dan terukur. Selanjutnya Para pengelola program pengendalian HIV/AIDS di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota dan perencana kesehatan lain yang terlibat dalam program perawatan dan pengobatan HIV harus berkoordinasi serta digunakan sebagai sebagai rujukan yang jelas untuk perencanaan program pengobatan.

2. Solusi Dari Masyarakat
Perkembangan epidemi HIV-AIDS di dunia telah menyebabkan HIV-AIDS menjadi masalah global dan merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Oleh karena itu masyarakat harus ikut membantu dalam mencegah lewat informasi yang dibagikan kepada para orang tua agar dapat mengontrol anak sehingga terhindar dari jerat narkoba dan seks bebas yang menjadi pemicu utama penyebaran HIV.

3. Solusi Badan Organisasi Peduli HIV AIDS 
Badan dan organisasi yang bekerja sama dengan pemerintah maupun LSM yang memberikan layanan tatalaksana HIV dan Terapi pengobatan HIV harus terus berkampanye serta menggalakkan program-program yang ril dimasyarakat seperti papua dan kalangan pekerja seks komersial serta para pengguna narkoba.

4. Para Penderita (ODHA)/ rentan terkena HIV
Penemuan obat antiretroviral pada tahun 1996 secara signifikan membuka harapan dalam perawatan ODHA di negara-negara maju termasuk Indonesia belakangan ini. Meskipun belum mampu secara total menyembuhkan penyakit dan memiliki efek samping, namun secara dramatis terapi ARV menurunkan angka kematian dan kesakitan, serta penting dalam meningkatkan kualitas hidup ODHA.

Oleh karena itu. Para penderita harus segera melakukan pengobatan tersebut agat dapat meningkatkan harapan hidup penderita. Hal ini diharapkan akan cukup menolong untuk sementara waktu bagi para penderita meskipun obat tersebut tergolong mahal.

Hal ini kedepannya dapat menjadi obat murah melalui niat dari pemerintah sehingga nantinya HIV dan AIDS telah diterima sebagai penyakit yang dapat dikendalikan dan tidak lagi dianggap sebagai penyakit yang menakutkan. Namun tetap penting untuk mencegahnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar