Kadang kita terbawa pada suatu pemikiran
karena keberadaan kita dalam kemiskinan,
hidup dalam kekurangan, tak memiliki
harta berlimpah sedang rasa keimanan dan ketaqwaan padaNya merasa telah
dilakukan, dimanakah kemurahan Tuhan yang bersifat Maha Kasih dan Sayang ?
Demikian kadang terbesit dalam pemikiran diantara kita.
Dan
pula membandingkan terhadap mereka yang
tidak beriman bahkan jelas ingkar pada Tuhan, justru mereka berada dalam
bergelimangnya harta, mereka tidak dalam kemiskinan dan kekurangan, dalam
kesehariannya hidup dengan kemewahan, bahkan bertambah-tambah harta
kekayaannya.
Yang demikian kadang ada diantara kita,
adanya pikiran atau godaan keraguan atas kasih Tuhan, yang lebih parah lagi
kadang muncul keraguan tentang sesungguhnya adanya Tuhan, yang karena merasa
sudah dengan sepenuh hati sepenuh jiwa mendekat beribadah memohon kepadaNya,
namun bagai tak ada respon tak ada pemberian kemurahan dariNya.
Bagaimanakah sesungguhnya yang demikian itu
? Jika kita beriman, maka teguhkanlah hatinya, bersabarlah , demikian ini Tuhan
dalam firmanNYa : “Dan sungguh akan kami berikan coba’an
kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan
buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar” (QS.
2:155). “(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa
musibah, mereka mengucapkan: ‘Innaa lillaahi wa inna ilaihi raaji’uun” (QS. 2:
156). “Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang
sempurna dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang mendapat
petunjuk” (QS.2 : 157).
Pada firmanNya itu, tegas tersurat dan
tersirat bahwa kondisi kemiskinan, kelaparan kekurangan harta itu adalah
coba’an semata. nah jika menjadi ingkar karena salah menyikapi atau memaknai
kondisi demikian adalah jadinya sebagai
manusia yang merugi dan menjadi kufur. Namun jika diterimanaya dengan sabar dan
meyakini adanya hal itu sebagai coba’an serta senantiasa jika ditimpa musibah
selalu tabah mengembalikan adalah karena kehendakNya semata, maka adalah
dirinya sesungguhnya mendapat keberkatan mendapat rahmat serta berada dalam
kasih sayangNya dengan mendapat petunjuk kebenaran.
Kemudian tentang mereka atau pada sebagian
manusia yang mendapatkan kebahagiaan
harta berlimpah, kebutuhan materi dunia serba tercukupi bahkan berlebih dan
bergelimang dalam kemewahan; bagaimanakah sesungguhnya keberadaan itu ? Adakah
itu cerminan dari kehendak dan atau kemurahan Tuhan ?.
Berikut ini, mari kita simak dan kita maknai
atau kita sikapi tentang firmanNya yang demikian tersurat : Barang apapun harta benda dan anak pinak yang
diberikan kepadamu, maka itu adalah sarana keduniaan yang kamu nikmati di waktu
hidup di dunia, dan sekaligus menjadi perhiasannya pula. Namun yang ada di sisi
Allah, jauh lebih baik dari itu dan
abadi pula. Mengapa tidak kamu pikirkan (QS. 28 : 60). Maka apakah orang-orang yang Kami janjikan
kepadanya janji-janji berupa syurga dengan segala kemegahannya, lalu
benar-benar dia mendapatkan karena taatnya, sama dengan orang-orang yang Kami
berikan kepadanya kenikmatan hidup duniawi, namun melalaikan taat kepada Tuhan;
adalah kemudian pada hari kiamat mereka termasuk orang-orang yang diseret sebagai peserta neraka (QS. 28 : 61).
Dari wahyuNya itu, jelas dan tegas bahwa
harta benda dan apapun bentuk kebahagiaan pangkat, derajat, kesuksesan adalah
kenikmatan duniawi atau perhiasan dunia semata, dan Tuhan pulalah yang
berkehendak pada mereka. Namun jika
mereka yang mendapat kenikmatan duniawi tidak ta’at bahkan ingkar
padaNya adalah kelak disisiNya terancam dalam neraka.
Demikianlah, bagaimana kita harus menyikapi nikmatnya
duniawi ini dan bagaimana menyikapi penderitaan, kekurangan atau kemiskinan. Kita yang beriman hendaknya jika dalam
kemiskinan menyikapi dengan sabar, tawakkal, serta yakin kelak disisinya ada
kebahagiaan haqiqi yaitu surgaNya.
Dan jika
dikarunia banyak harta, bergelimang dalam kenikmatan dunia adalah pula
dijadikan alat sarana ibadah kepadaNya, dibelanjakan dijalan Tuhan, tuk beramal
shaleh. Gunakan naik haji, membantu fakir miskin, bangun panti asuhan anak
yatim, membantu sarana peribadatan , sarana pendidikan dan banyak jalan menuju
surga, membantu para pejuang dijalan Allah, membahagiakan menolong sanak
keluarga. Idealnya, semoga kita bahagia didunia dan diakhirat kelak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar