Media Informasi Pemuda Peduli Dhuafa Gresik (PPDG) || Website: www.pemudapedulidhuafa.org || Facebook: Pemuda Peduli Dhuafa Gresik || Twitter: @PPD_Gresik || Instagram: Pemuda Peduli Dhuafa Gresik || Email: ppd.gresik@gmail.com || Contact Person: 0838-3199-1684 || Nomor Rekening: 0335202554 BNI a.n. Ihtami Putri Haritani || Konfirmasi Donasi di nomor telepon: 0857-3068-6830 || #SemangatBerkarya #PPDGresik

Senin, 24 Februari 2014

Anak Jalanan yang Malang

Sadarkah anda bahwa anak adalah aset bangsa yang sangat berharga, karena ditangan anak-anak tersebut estafet keberadaan bangsa di masa datang terletak. Namun sebagai aset berharga, tidak semua anak memperoleh haknya untuk dapat tumbuh dan berkembang sebagaimana layaknya anak pada umumnya. Hal ini salah satunya dialami oleh anak jalanan yang karena satu dan lain hal haknya sebagai anak tidak dapat terpenuhi dengan baik. Di beberapa wilayah banyak dijumpai kumpulan anak-anak usia sekolah yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk berkeliaran di jalan-jalan atau tempat umum lainnya. Mereka berkeliaran untuk mencari nafkah atau mencari tambahan uang saku dengan berbagai cara, misalnya menjadi penjual koran, pengamen, tukang parkir, pedagang asongan dan sebagainya.
Sungguh miris dan merinding ketika aku melihatnya. Banyak faktor yang berpengaruh terhadap fenomena anak jalanan. Berawal dari ajakan teman, desakan orang tua untuk mencari nafkah, rumah tangga yang tidak harmonis, anak dengan orang tua single parent, dan ketidakpuasan terhadap sekolah atau guru.
Dengan mereka menjadi pengemis, pangamen, tukang parkir mereka beranggapan bahwa dengan meminta-minta, ngamen mereka dapat membeli buku sendiri dan membantu orang tua. Penilaian anak-anak mengenai apakah perilaku meminta-minta, ngamen adalah hal yang baik atau buruk termasuk ke dalam konsep moral. Nilai-nilai moral yang dimiliki oleh anak diperoleh secara bertahap sesuai dengan taraf perkembangannya, yang mana menimbulkan kesadaran-kesadaran dan pengertian akan apa, mengapa dan bagaimana sesuatu perbuatan itu dilakukan.
Kehidupan mengemis, ngamen tentunya akan mempunyai dampak terhadap perkembangan kepribadian anak. Anak akan berperilaku sesuai dengan apa yang dia lihat sehari-hari, apa yang menurut kelompoknya dianggap baik dan apa yang dapat digunakan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, sehingga tidak jarang sesuatu yang dianggap salah dan terlarang dalam masyarakat menjadi hal yang biasa dalam kehidupannya.
Dari uraian diatas dapat dinyatakan bahwa di dalam perkembangannya menuju ke tahap yang berikutnya, individu sangat dipengaruhi oleh lingkungan, baik itu lingkungan keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakat sekitarnya.
Keluarga adalah lingkungan pertama yang paling berperan dalam perkembangan anak. Anak berinteraksi dengan keluarganya (ibu, ayah, saudara kakak, adik, dan lain-lain) dalam kehidupan kesehariannya. Apa yang diberikan dan dilakukan oleh pihak keluarga tersebut menjadi sumber perlakuan pertama yang akan mempengaruhi pembentukkan karakteristik pribadi perilaku anak. Para ahli menyatakan bahwa pengalaman hidup pada masa awal akan menjadi fundasi bagi proses perkembangan anak. Sehingga dapat dikatakan bahwa keluarga memiliki pengaruh yang besar tehadap perkembangan seorang anak.
Sekolah juga merupakan lingkungan yang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Anak yang sebelumnya lebih banyak menghabiskan waktu dirumah sekarang mulai diharapkan untuk belajar di sekolah. De Vries dan Zan (1994) menyatakan bahwa suasana sekolah dapat mendukung atau menghambat perkembangan suasana sosiomoral kelas. Dalam hal ini guru memegang peran yang sangat sentral . Guru merupakan figur utama bagi anak-anak di sekolah. Karena itu, bukan saja cara dan kemampuan guru dalam mengajar yang akan mempengaruhi perilaku dan perkembangan anak, melainkan keseluruhan pribadi dan penampilan guru. (dalam Conny R. Semiawan, 1999: 234) dinyatakan bahwa untuk menjadi seorang guru yang baik tidak cukup hanya dengan menguasai materi yang akan diajarkan dan ketrampilan metodologinya, melainkan pula perlu memiliki karakteritik-karakteristik pribadi yang cocok. Unsur-unsur pribadi tersebut akan menjadi sarana yang secara integratif akan memfasilitasi terjadinya proses pembelajaran dan perkembangan pada anak.
Selain itu anak yang mulai berinteraksi dengan orang-orang diluar rumahnya dan bermain di luar rumah akan mulai mengenal kelompok lain yaitu peer group. Pada usia inilah anak mulai melakukan memandang dirinya melalui perbandingan dengan orang lain (social comparison). Di luar rumah (masyarakat) mereka bergaul, di sana mereka melihat orang-orang berperilaku,di san pula mereka menyaksikan berbagai peristiwa dan aturan yang seyogyanya dipenuhi oleh yang bersangkutan. Pengalaman-pengalaman interaksional anak pada masyarakat tersebut akan member kontribusi tersendiri dalam pembentukkan perilaku dan perkembangan pribadi anak.
Namun, meskipun lingkungan memiliki peranan yang penting bagi seorang anak, janganlah lupa bahwa anak merupakan sebuah unit individu yang memiliki dinamika tersendiri. Aspek-aspek penting dalam diri anak saling terkait dan saling berinteraksi, yaitu aspek biologis, kognitif, dan sosioemosional.
Lalu bagaimana dengan anak jalanan itu ? Kondisi real yang terjadi, anak jalanan lebih sering menghabiskan waktu di jalanan, dan bergaul dengan orang-orang tidak terpelajar, seharusnya merkea lebih memfokuskan diri untuk belajar di sekolah serta mengeksplorasi potensi diri. Dengan mereka lebih banyak menghabiskan waktu di jalanan mereka juga akan kehilangan kesempatan untuk mengeksplorasi bakat dan potensi yang dimiliki. Kalau sudah begini siapa yang harus disalahkan ?.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar