Media Informasi Pemuda Peduli Dhuafa Gresik (PPDG) || Website: www.pemudapedulidhuafa.org || Facebook: Pemuda Peduli Dhuafa Gresik || Twitter: @PPD_Gresik || Instagram: Pemuda Peduli Dhuafa Gresik || Email: ppd.gresik@gmail.com || Contact Person: 0838-3199-1684 || Nomor Rekening: 0335202554 BNI a.n. Ihtami Putri Haritani || Konfirmasi Donasi di nomor telepon: 0857-3068-6830 || #SemangatBerkarya #PPDGresik

Selasa, 18 Februari 2014

Anak Jalanan dan Hak Asasi Manusia

Disalah satu perempatan lampu merah terlihat Seorang anak mengendong anak yang lebih kecil, menghampiri mobil-mobil untuk meminta sedekah. Di Lampu merah ditempat lain anak-anak kecil bermain ditrotoar sambil meminta-minta untuk dikasihani para pengendara yang lewat. Ada yang membawa gitar mainan, kerincingan yang terbuat dari kaleng. Pernah juga saya melihat anak mungkin umurnya sekitar 6 tahun dengan kaki luka menganga akibat terserempet kendaraan yang lewat dan masih juga tak berhenti meminta-minta dengan kaki yang sakit.
Belum lagi pemulung-pemulung cilik yang berkeliaran di jalan-jalan masuk keluar perumahan. Di dekat rumah saya setiap hari suami istri pemulung membawa gerobaknya masing-masing. Dan lima anaknya yang masih di bawah umur menenteng karung-karung untuk membantu orang tuanya memulung.
Segala pekerjaan bisa dilakukan oleh anak jalanan asalkan menghasilkan uang untuk makan, seperti mengamen, mengemis, menyemir sepatu, menjadi kuli panggul, dan menjadi pemulung.
Pemandangan yang sudah jamak terlihat di kota-kota besar di Indonesia. Belum lagi anak-anak terlantar dan miskin di pelosok daerah yang tidak terlihat oleh kita.
Melihat dan Merenungi mereka membuat dada ini sesak karena sedih dan prihatin. Anak-anak jalanan itu hidup di dunia yang bukan seharusnya mereka terima. Mereka masih butuh canda tawa kasih sayang dan kemanjaan yang seharusnya mereka terima.
Ini merupakan Salah satu fenomena sosial di perkotaan yang belakangan ini semakin nyata dan belum bisa terbendung dan diatasi oleh Pemerintah khususnya Depsos. 
Kehadiran mereka seringkali dianggap sebagai cermin kemiskinan kota, atau suatu kegagalan adaptasi kelompok orang tersebut terhadap kehidupan dinamis kota besar. Pemahaman tentang karakteristik kehidupan mereka, seperti apa kegiatan dan aspirasi yang mereka miliki, keterkaitan hubungan dengan pihak dan orang-orang yang ada di sekitar lingkungan hidup mereka, memungkinkan kita menempatkan mereka secara lebih arif bijaksana dalam konteks permasalahan kehidupan kota besar. Banyak orang yang tidak menerima kehadiran anak-anak jalanan ini. Jijik, takut, marah, kesal dsb. Tapi Bukan mereka yang menghendaki kehidupan seperti itu. 
Walaupun Departemen Sosial menyiapkan dana Rp 184 miliar bagi penanganan 140.000 anak jalanan. Implementasinya dengan menambah rumah singkat dan koordinasi dengan daerah serta lembaga sosial masyarakat di bidang anak jalanan. 
Namun saya rasa tidak akan menyelesaikan masalah. Maraknya kasus keterlantaran, eksploitasi ekonomi dan kekerasan seksual terhadap anak jalanan serta terjadinya korban anak jalanan yang dimutilasi, yang muncul pada beberapa tahun belakangan ini, membuat kita ‘terhenyak’. Meningkatnya jumlah serta kasus anak jalanan, merupakan tantangan yang harus kita hadapi hadapi bersama. Upaya penanganan masalah harus secara terorganisir dan berkesinambungan dan harus berdasarkan perencanaan dan konsep-konsep penanganan masalah yang profesional Masalah anak adalah tanggung jawab kita semua. 
Tahukah engkau nak (anak-anak jalanan, gelandangan, anak miskin kota dsb) ada sebuah Naskah yang sudah bertahun-tahun lampau telah dideklarasikan didunia : Semua orang dilahirkan dalam kebebasan, semua orang dilahirkan dalam persamaan dengan demikian memiliki hak-hak yang sama. Manusia dapat berfikir untuk diri sendiri dan memahami apa yang terjadi di sekeliling mereka. Setiap orang harus berbuat sebagai sesama saudara, lelaki dan perempuan. Bukan persoalan dari ras apa kamu berasal. Bukanlah persoalan apakah engkau seorang laki-laki dan perempuan. Bukanlah persoalan dalam bahasa apa kamu berbicara. Apapun juga agamamu, apapun juga pandangan politikmu. Dari Negara dan daerah mana asalmu atau keluargamu. Bukan juga persoalan apakah engkau miskin atau kaya. Hak-hak ini dan kebebasan ini adalah untuk dinikmati oleh setiap orang termasuk setiap anak. Setiap orang memiliki hak untuk hidup, hak untuk bebas dan hak untuk keamanan diri pribadi. Tak seorangpun boleh disiksa atau dinistai, Setiap orang punya hak untuk bekerja untuk membiayai diri mereka agar tetap sehat, mencari makan, pakaian dan tempat tinggal. Semua anak-anak harus menikmati hak yang sama tidak peduli siapa orang tua mereka, apakah orang tua mereka menikah atau tidak. Setiap orang punya hak mendapat latihan untuk suatu pekerjaan. Pendidikan harus memberi tekanan pada pemahaman, pengertian, toleransi dan persahabat. Orang mempunyai kewajiban-kewajiban terhadap tempat mereka hidup dan terhadap orang lain yang hidup disana bersama mereka.
Teringat sebuah kalimat yang diucapkan oleh Khan, dalam film my name is Khan. Di dunia ini tidak ada perbedaan yang ada hanya perbedaan antara orang yang baik dan orang yang jahat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar