PEMBERDAYAAN ANAK JALANAN
DI KOTA MALANG MELALUI KEMITRAAN
ANTARA PEMERINTAH DAN LEMBAGA
SWADAYA MASYARAKAT
(Studi Pada Dinas Ketenagakerjaan
dan Sosial Dan Lembaga Pemberdayaan
Anak Griya Baca Kota Malang)
BY : LINA NURJANNAH
RINGKASAN
Lina
Nurjannah. 2011. Pemberdayaan
Anak Jalanan di Kota Malang melalui Kemitraan antara Pemerintah dan Lembaga
Swadaya Masyarakat (Studi pada Dinas Ketenagakerjaan dan Sosial dan Lembaga
Pemberdayaan Anak Griya Baca Kota Malang). 1) Dr. Imam Hardjanto, MBA,
M.AP, Dip. Sp 2) Drs.
Choirul Saleh, M.si. 186+xix
Anak jalanan merupakan salah satu masalah yang paling
krusial di negeri ini. Kota Malang yang termasuk salah satu kota besar di Jawa
Timur memiliki persoalan dengan anak jalanan. Anak jalanan di Kota Malang
selalu memadati pusat-pusat keramaian kota untuk mencari nafkah seperti pada
perempatan jalan, pusat perbelanjaan, dan alun-alun Kota Malang. Saat ini
seakan-akan pemerintah dan masyarakat acuh terhadap perkembangan anak jalanan
di kota-kota besar karena jumlah anak jalanan yang memadati pusat-pusat
keramaian kota tidak berkurang sedikitpun. Selain itu banyak sekali kasus yang
dialami anak jalanan seperti penyiksaan oleh aparat, pelecehan seksual, dan
perdagangan manusia. Padahal Undang-Undang Dasar 1945 pasal 34 ayat 1 yang
menyatakan bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara,
yang seharusnya peran pemerintah lebih besar dalam memperhatikan kondisi anak
jalanan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, mendeskripsikan,
dan menganalisa bagaimana pemberdayaan anak jalanan yang dilakukan melalui kemitraan
antara Bidang Sosial dan Lembaga Pemberdayaan Anak (LPA) Griya Baca. Penelitian
ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan metode
deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan sekunder; teknik
pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi; instrumen
penelitian yang digunakan yaitu interview guides, field
notes, dan human instrument; metode analisa data meliputi data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.
Fokus penelitian ini antara lain: (1)
Pemrakarsa kemitraan dalam memberdayakan anak jalanan, (2) Mekanisme
pemberdayaan anak jalanan, mencakup: a) Peran Bidang Sosial dalam memberdayakan
anak
jalanan, b)
Program dan kegiatan Bidang Sosial dalam memberdayakan anak jalanan, c) Peran
LPA Griya Baca dalam memberdayakan anak jalanan, d) Program dan kegiatan LPA
Griya Baca dalam memberdayakan anak jalanan, e) Hasil kemitraan antara Bidang
Sosial dan LPA Griya Baca dalam memberdayakan anak jalanan. (3) Faktor
pendukung dan penghambat dalam memberdayakan anak
jalanan di
Kota Malang.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diperoleh hasil bahwa:
(1) Pemberdayaan anak jalanan di Kota Malang tidak ada yang memprakarsai karena
terjadi secara otomatis. (2) Mekanisme pemberdayaan anak jalanan di Kota Malang
dilakukan oleh Bidang Sosial dan LPA Griya Baca melalui program bimbingan dan
pelatihan. Bimbingan yang diberikan kepada anak jalanan yaitu: a) bimbingan
moral dan mental, b) bimbingan sosial, c) bimbingan hukum, d) bimbingan agama,
dan e) bimbingan kesehatan. Sedangan pelatihan yang diberikan kepada anak
jalanan meliputi: a) pelatihan otomotif, b) pelatihan mengemudi, c) pelatihan
elektronika. Selain bermitra dengan LPA Griya Baca,
Bidang Sosial
juga berkoordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lain, yaitu
Dinas Kesehatan, Kementrian Agama, Kepolisian, Dinas Pendidikan, dan Satpol PP
untuk memberikan pembinaan dan bimbingan. Sedangkan untuk kegiatan pelatihan,
Bidang Sosial mengajak kalangan profesional untuk bekerjasama, seperti Lembaga
Pelatihan Mengemudi Natuna, elektronika, dan otomotif. Sumber dana untuk
kegiatan pelatihan anak jalanan itu sendiri berasal dari APBD Kota Malang, Biro
Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Propinsi Jawa Timur, dan Dana Bagi Hasil Cukai
Rokok (DBHC) yang berjumlah 29.350.000. (3) Adapun faktor pendorong dalam
pemberdayaan anak jalanan di Kota Malang antara lain: a) adanya peran aktif
LSM, b) koordinasi dengan SKPD lain, c) tersedianya dana walaupun terbatas, d)
adanya donatur dari masyarakat dan swasta. Sedangkan faktor penghambat
diantaranya: a) terbatasnya dana, sarana dan prasarana, b) terbatasnya sumber
daya manusia, dan c) rendahnya kesadaran anak jalanan untuk mengikuti
pelatihan. Walaupun pemberdayaan ini belum menunjukkan hasil yang maksimal,
tetapi pemberdayaan anak jalanan di Kota Malang sudah cukup berhasil karena
anak jalanan yang mendapatkan pembinaan dan pelatihan sudah mampu mengasah
keterampilan mereka.
Beberapa saran yang diberikan oleh peneliti agar
pemberdayaan anak jalanan dapat berjalan lancar dan lebih baik lagi,
diantaranya: (1) Sebaiknya Pemerintah Kota Malang melalui Bidang Sosial memiliki
data yang rinci tentang jumlah anak jalanan. Data tentang anak jalanan dapat
dikoordinir melalui RT dan RW setempat untuk mendata terlebih dahulu anak
jalanan yang berasal dari Kota Malang. Hal ini dimaksudkan agar tujuan akhir
dalam program pemberdayaan anak jalanan menjadi lebih jelas dan program pemberdayaan
tepat sasaran. (2) Program dan kegiatan Bidang Sosial yang disusun dalam
memberdayakan anak jalanan sebaiknya tidak hanya dijadikan program rutin saja
tetapi harus lebih memperhatikan kualitas dan proses pemberdayaan anak jalanan
sehingga secarakuantitas jumlah anak jalanan di Kota Malang dapat berkurang
jumlahnya dan secara kualitas anak jalanan benar-benar terberdayakan. Hal ini
juga bertujuan agar program pemberdayaan yang dibuat memiliki keberlanjutan
program untuk anak jalanan, artinya tidak hanya berhenti pada program bimbingan
dan pelatihan saja.
Kata kunci: Pemberdayaan,
Pembangunan, Anak Jalanan, Kemitraan,
SUMMARY
Lina
Nurjannah. 2011. The Empowerment of Street Children in Malang City Through The
Partnership Between The Government and Non Governmental Organization (Study on Social
and Employment Agency And The Children Empowerment Organization “Griya Baca” in
Malang City). 1) Dr. Imam Hardjanto, MBA, M.AP, Dip. Sp, 2) Drs. Choirul Saleh,
Msi. 186+xix
The street children is one of the most crucial problem in
the country. Malang City in included one of the big city in the east java, has
the problem about the street children. The street children in Malang City
always fill up the downtown to seek money such as in the crossroad, the
shopping center, and Town Square of Malang. At the moment, as if the government
and the society ignore to the increasing street children in the big cities
because the number of street children who fills up the crowded downtown doesn’t
decrease the least. Besides that there are so many cases which are gotten by
the street children, such as torturing by institution, the sexual insulting and
the human trading. Where as UUD 1945 section 34, subsection I stated that the
poor need and the neglected children are kept by the state, in which the
government role should be bigger paying attention to the condition of street
children.
This research aims to know, to describe, to analyze how
empowerment street children which is done by the partnership between the social
field and the children empowerment organization “Griya Baca”. The research uses
the qualitative research type by using descriptive method. The data source
which is used, the primer and the secondary data; the data collecting technic
by observation, interview and documentation; the research instruments were used
that interview guides, field notes, and human instrument; the analyze data
method includes data reduction, the data display, and conclusion
drawing/verification.
This research focuses such as: (1) The partnership initiator
in empowering the street children, (2) The mechanism of empowerment of the
street children, include: a) the role of social field in empowering the street
children, b) the program and the activity of social field in empowering the
street children, c) the role of the children empowerment organization “Griya
Baca”, c) the program and the activity of the children empowerment organization
“Griya Baca”, e) the result of the partnership between social field and the
children empowerment organization “Griya Baca”. (3) The supporting and the inhibiting
factor in empowering the street children in Malang City.
Based on the result of the research, it can find the result
that: (1) The empowerment of street children in Malang City, there isn’t who
initiates because it happiness automatically.(2) The mechanism of empowerment
of street children in Malang City is done by the social field and the children
empowerment organization “Griya Baca” through the guidance and the training
program. The guidance which is given to the street children those are: a) the
moral and mental guidance, b) the social guidance, c) the law guidance, d) the
religion guidance, and e) the health guidance. While the training which is
given to the street children including: a) the automotive training, b) the
driving training, c) the electronic training. Besides the partnership with the
children empowerment organization “Griya Baca”, the social field also
coordinate with the other district working set association (SKPD), is that the
health department, the religion ministry, the police, the education department,
and the unity police PP to give founding and guidance. While to the training
activity, the social field lets a group of professional to work together, such
as the Natuna drive training institution, the electronic, and automotive. The
fund source for street children training activity it self come from estimation
of national wage and cost (APBD) of Malang City, the bureau of people welfare
government of east java province, and the fund for cigarette tax result (Dana
Bagi Hasil Cukai Rokok) which accumulated 29.350.000. (3) Now, there is
motivation factor in empowering the street children in Malang City such as: a)
the existence of the active Non Governmental Organization (NGO) Role, b) the
coordination with the other SKPD, c) the available fund although limited, d)
the existence of public and private donors. While the inhibiting factor such
as: a) the limited fund, the means and the infrastructure, b) the limited human
resource, and c) the law awareness of the street children to follow the
training. Although this empowerment does not show the maximum result yet, but
the empowerment of street children in Malang City is successful enough because
the street children who get founding and training have been able to sharpen
their skill.
Some suggestions which are given by the researcher in order
to empowerment the street children can run freely and more better, such as: (1)
Should the City Government of Malang through Social Affairs has detailed data
about the number of street children. The data about street children can be
coordinated through local Rukun Tetangga and Rukun Warga to record in advance
of street children who come from the city of Malang. This meant that the end
goal of empowerment of street children in the program become clearer and
empowerment programs right on target. (2) Social Programs and activities are
arranged in empowering street children should not just be a regular program but
must pay more attention to quality and process of empowerment of street
children so that the quantity number of street children in Malang can be
reduced in number and in quality of street children was properly empowered. It
also aims for empowerment program created a sustainability program for street
children, which means not only stop the program guidance and training only.
Keywords: Empowerment,
development, street children, partnership
Tidak ada komentar:
Posting Komentar