PERANAN INVESTASI ASING LANGSUNG TERHADAP PERTUMBUHAN
EKONOMI DI NEGARA-NEGARA ASIA TIMUR
Suryawati
Abstract
In many developing countries, Foreign Direct
Investment (FDI) is expected to accelerate economic development. For that
reason, both host country and home country try to stimulate the flow of FDI.
The purpose of this article is to examine whether FDI affects to economic
growth in east Asian or not. Using ECM the paper finds that a strong link
between FDI and economic growth happens in the short run, meanwhile in the long
run it comes in Indonesia
and Philippines .
In other hand, Granger Causality Test shows that in many cases the high
economic growth in East Asian attracts FDI. This paper suggests for host
countries to be aware of it.
PENDAHULUAN
Perekonomian negara miskin sering kali mengalami kesulitan untuk tumbuh
karena mereka adalah miskin. Persoalan itu sering disebut sebagai
"lingkaran setan kemiskinan", atau "jebakan kemiskinan".
Untuk melepaskan diri dari persoalan kemiskinan, suatu negara harus mampu
melakukan akumulasi kapital melalui tabungan masyarakat, sehingga dapat dipergunakan
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pada tahap berikutnya. Akan tetapi, karena
masyarakat miskin tidak memiliki tabungan yang cukup, maka akumutasi kapital
tidak terjadi, sehingga masyarakat mengalami kesulitan untuk mengangkat diri
dari kemiskinannya. Salah satu alternatif yang ditawarkan para ahli pembangunan
untuk mengatasi masalah ini adalah pemanfaatan dana pinjaman dari luar negeri.
Melalui cara ini kebutuhan investasi dapat dijembatani.
Di samping persoalan kekurangan dana kapital, negara miskin juga menghadapi
masalah manajemen penggunaan dana pinjaman luar negeri yang telah berhasil
diperolehnya. Sebagai akibatnya, efektifitas dana pinjaman luar negeri menjadi
lebih buruk lagi, karena negara miskin belum bisa menggunakannya secara
efisien. Masalah
tersebut di atas telah mendorong pemerintah di negara tersebut untuk lebih
memilih penanaman modal secara langsung atau foreign direct investment
(FDI ).
Sampai saat ini konsep pembangunan dengan menggunakan modal asing masih
sering menimbulkan perbedaan pendapat. Foreign
Direct Investment (FDI) dipandang sebagai cara yang lebih efektif untuk mendorong
pertumbuhan perekonomian suatu negara. Dengan melalui FDI, modal asing dapat
memberikan kontribusi yang lebih baik kedalam proses pembangunan. Oleh karena
itu, beberapa negara berkembang di Asia Timur, termasuk Indonesia, berusaha
memberikan insentif kepada masuknya modal asing dalam bentuk FDI ini. Disisi
lain, negara pengekspor kapital juga memberikan insentif kepada sektor
swastanya, berupa insentif pajak, jaminan dan asuransi atas investasi untuk
mendorong FDI ke negara berkembang.
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab beberapa pertanyaan berikut ini:
1.
Faktor-faktor apa yang mempengaruhi
besarnya arus modal asing ke Indonesia khususnya dan negara Asia Timur pada umumnya,
dan bagaimana pengaruh ekspor dan impor terhadap arus FDI ke negara-negara
tersebut.
2.
Bagaimana pengaruh bantuan luar negeri,
modal asing, dan ekspor terhadap perekonomian Indonesia dan beberapa negara
Asia Timur terpilih.
3.
Bagaimana pengaruh FDI terhadap ekspor
netto dari beberapa negara Asia Timur terpilih.
Periode pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dari tahun
1969-1996. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dipergunakan
sebagai refleksi keberhasilan ataupun kegagalan dari penanaman modal asing
langsung di Indonesia dan negara-negara Asia Timur selama periode waktu
tersebut, sehingga dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
kebijakan selanjutnya.
Berdasarkan tujuan tersebut, dibuat tiga hipotesis, yaitu:
1.
Diduga bahwa meningkatnya arus penanaman
modal asing langsung ke negara-negara Asia memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi negara yang bersangkutan.
2.
Diduga bahwa meningkatnya arus penanaman
modal asing langsung ke negara-negara Asia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perdagangan di
negara tersebut.
3.
Diduga bahwa besarnya pinjaman luar
negeri (DEBT) yang dilakukan oleh suatu negara memiliki pengaruh yang kuat
terhadap masuknya modal asing langsung dan tumbuhnya perekonomian negara yang
bersangkutan.
Penelitian ini menggunakan model persamaan regresi berganda linier untuk
mengestimasi pengaruh faktor-faktor yang diduga mempengaruhi arus masuk modal
asing dan faktor-faktor yang diestimasikan mempengaruhi pendapatan domestik
bruto yang di dalamnya adalah faktor FDI.
Sesuai dengan rumusan hipotesa, maka model di dalam penelitian ini disusun
guna melihat dan mengestimasi dua variabel utama, yaitu PDB, FDI serta EKSPOR.
Persamaan pertama disusun untuk mengestimasi faktor-faktor yang mempengaruhi
PDB dan juga peranan dari FDI serta utang luar negeri bagi pertumbuhan ekonomi
suatu negara. Persamaan kedua, didesain untuk mengetahui/mengestimasi
faktor-faktor yang mempengaruhi atau berperan untuk menentukan besarnya FDI di
negara-negara Asia Timur yang terpilih. Sedangkan persamaan yang ketiga, adalah
persamaan yang berusaha untuk mengestimasi seberapa jauh hubungan dan pengaruh
FDI terhadap pertumbuhan EKSPOR nasional negara-negara Asia Timur terpilih.
Persamaan-persamaan itu dirumuskan sebagai berikut :
Persamaan I:
PDBt = a0 + a1 FDIt +a2 DEBT1
+ mt (1)
(a1 >0, a2>0)
Persamaan II:
FDlt = b0 + b1EKSPORt
+ b2IMPORt
+ b3DEBITt +mt (2)
(b1 >0, b2 >0, b3 > 0)
Persamaan III:
EKSPORt = g0 + y1 FDIt
+ mt (3)
Di mana :
DEBT =
Bantuan luar negeri.
FDI =
Investasi asing langsung.
EKSPOR = Nilai ekspor total negara ybs.
IMPOR =
Nilai impor total negara ybs.
PDB = Nilai Pendapatan Domestik Brutto
negara ybs.
mt = error term
(variabel pengganggu)
Model Koreksi Kesalahan ( ECM )
Selain model dasar yang diestimasi dengan menggunakan metoda OLS tersebut,
dalam penelitian ini model ekonometri yang juga digunakan adalah model koreksi
kesalahan atau error correction model (ECM). Model ini dipilih karena pada dasarnya model ini konsisten dengan konsep
kointegrasi, sehingga konsisten dengan model regresi kointegrasi. Granger
(1986), melalui teorinya Granger Representation Theorem berpendapat, bahwa jika variabel-variabel yang diamati membentuk suatu
himpunan variabel yang berkointegrasi maka model dinamis yang sahih adalah ECM.
Namun, jika variabel-variabel yang diamati tidak berkointegrasi maka residual
dari ECM tidak stasioner, sehingga hal ini memberikan indikasi bahwa
spesifikasi model yang digunakan tidak sahih, (Insukindro, 1992).
Persamaan ECM yang akan diestimasi untuk meninjau
hubungan jangka panjang dari variabel-variabel yang akan digunakan dalam sebuah
penelitian (termasuk penelitian ini), menurut Granger dapat dibentuk dengan
pola baku sebagai berikut:
DYt = e0
+ e1 DXt + e2BXt + e3B(Xt
– Yt) (5)
DXt = e0 + e1 DYt + e2BYt + e3B(Yt
– Xt) (6)
Dimana:
DYt
= (1 – B) Yt – Yt-1
DXt
= (1-B)Xt
Yt
dan Xt adalah variabel yang diamati pada periode ke t
B merupakan
operasi kelambanan (lag) ke udik
Lebih lanjut persamaan model
baku ECM tersebut dapat disederhanakan lagi menjadi:
DYt = e0 +
e1DXt + e2BVt (7)
Dimana:
Yt = variabel dependent
Xt = variabel-variabel
independent
BVt = nilai yang
diestimasi dari residual regresi kointegrasi dalam periode sebelumnya.
Dengan demikian, model ECM
yang dipergunakan pada penelitian ini akan berubah menjadi bentuk persamaan
sebagai berikut ini:
Persamaan
I-A:
DPDBt = a0 +
a1DFDIt + a2DDEBTt + a3RESSt-1 (8)
(a1>0, a2
>0, a3 > 0)
Persamaan
II-A:
DFDIt = b0 + b1DEKSPORt
+ b2DIMPORt
+ b3DDEBTt
+ b4RESSt-1
(b1>0,
b2>0,
b3>0,
b4>0)
Persamaan
III-A:
DEKSPORt = g0 + g1 DFDIt + g2RESSt-1
Dimana:
DDEBTt = Perubahan bantuan luar negeri.
DFDI t = Perubahan investasi asing
langsung
DEKSPORt = Perubahan nilai ekspor total negara ybs.
DIMPORt = Perubahan nilai impor total negara ybs.
DPDBt = Perubahan nilai
pendapatan Domestik Brutto negara ybs
RESSt-1 = error correction term (ECT)
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Kausalitas
Granger
Uji Granger akan menjawab pertanyaan apakah secara
statistik seseorang dapat mendeteksi arah kausalitas (hubungan sebab akibat)
apabila secara temporal terdapat hubungan lead-lag antara dua
variabel. Secara teoritis analisa kausalitas
ini dimaksudkan untuk mengetahui variabel ekonomi mana yang memiliki pengaruh
pada variabel ekonomi yang lain, sehingga dapat diperkirakan arah sebab-akibat
yang terjadi dari peristiwa ekonomi di beberapa negara tersebut. Sedangkan,
pasangan variabel-variabel yang diamati dengan menggunakan metoda kasualitas
Granger ini adalah variabel-variabel FDI dengan Ekspor, FDI dengan PDB, FDI
dengan Impor dan FDI dengan Debt. Dalam penelitian ini
Model Granger menguji kausalitas dengan kelambanan (lag) -1. Hasil uji Granger dalam penelitian ini disajikan dalam
tabel berikut ini:
Tabel 1
Hasil Uji Granger
Null Hypothesis
|
Nilai F-statistik
|
|||||
|
|
|
Singapura
|
|
Philipina
|
|
FDI is not Granger caused by Ekspor
|
1.76
|
1.83
|
10.84***
|
13.64***
|
32.21***
|
8.75**
|
Ekspor is not Granger caused by FDI
|
0.57
|
7.16**
|
3.27*
|
0.62
|
0.52
|
0.90
|
FDI is not Granger caused by PDB
|
1.19
|
1.57
|
6.32**
|
13.61***
|
18.15***
|
8.02**
|
PDB is not Granger caused by FDI
|
1.16
|
0.91
|
0.34
|
0.02
|
2.76
|
4.77**
|
FDI is not Granger caused by Impor
|
1.41
|
1.12
|
6.99**
|
11.86***
|
65.04***
|
9.82***
|
Impor is not Granger caused by FDI
|
1.45
|
0.84
|
1.37
|
0.59
|
20.18***
|
0.01
|
FDI is not Granger caused by Debt
|
2.10
|
8.85***
|
1.91
|
2.43
|
0.02
|
11.21***
|
Debt is not Granger caused by FDI
|
5.41**
|
2.20
|
4.44*
|
2.38
|
1.27
|
0.02
|
Keterangan:
|
|
*** berarti signifikan pada derajat 1 persen
|
* berarti signifikan pada derajat 10 persen
|
** berarti signifikan pada derajat 5 persen
|
|
Tabel 1 merupakan hasil uji kausalitas Granger antara tingkat Investasi
Langsung Asing dengan beberapa variabel yang diduga mempunyai hubungan
kausalitas, yakni variabel tingkat Ekspor, Pendapatan Domestik Bruto, tingkat
Impor, dan Utang Luar Negeri. Dari tabel di atas, tampak bahwa secara statistik
ada perbedaan antara negara-negara di Asia Timur berkaitan dengan hubungan
antara FDI dengan tingkat ekspor, impor, PDB, dan utang luar negeri.
Secara
umum, diketahui bahwa terdapat kausalitas searah dari tingkat ekspor, tingkat
PDB, dan impor masing-masing
negara dengan FDI yang masuk ke negara tersebut. Tingkat Investasi Langsung
Asing mempunyai hubungan kausalitas dengan tingkat ekspor pada negara-negara
di Asia Timur, kecuali untuk negara Malaysia. Hal ini menggambarkan bahwa Investasi Langsung Asing yang ada pada
negera-negara Asia Timur akan medorong tingkat ekspor pada negara-negara
tersebut.
Pada
negara Malaysia tidak tampak secara nyata adanya hubungan kausalitas Granger
antara tingkat ekspor dengan adanya Investasi Asing Langsung. Hal yang menarik
adalah adanya fenomena yang cenderung berkebalikan antara kasus negara Thailand
di satu pihak dengan negara-negara Asia Timur lain di pihak lainnya. Di negara
Thailand, pertumbuhan FDI ke negara tersebut menjadi pendorong yang penting
bagi pertumbuhan ekspor keluar negara tersebut. Masuknya modal asing ke
Thailand telah mengakibatkan terjadinya peningkatan ekspor negara tersebut.
Adanya pengaruh FDI terhadap tingkat ekspor itu juga akan terlihat dari hasil
regresi pada persamaan tiga (persamaan 3).
Sedangkan
di negara-negara lain seperti Korea, Singapura, Indonesia dan Philipina, justru
eksporlah yang menjadi pendorong kuat bagi tumbuhnya FDI ke negara-negara
tersebut. Dari sini terlihat, bahwa prospek ekspor sebagian besar negara-negara
Asia Timur, telah mampu mengundang Investor asing untuk menanamkam modalnya di
negara ini.
Selain
mempunyai pengaruh kuat terhadap tingkat ekspor dari Thailand dan Korea,
Investasi Langsung Asing juga berpengaruh pada tingkat Pendapatan Domestik
Bruto pada negara-negara di Asia Timur. Untuk negara Malaysia dengan Thailand
memang tidak tampak hubungan kausalitas Granger antara FDI dengan PDB. Sementara
pada negara Philipina, antara FDI dengan PDB tampak saling mempengaruhi.
Berkaitan dengan hubungan antara FDI dengan
tingkat impor, tabel I menunjukkan, bahwa secara umum di negara-negara Asia
Timur tingkat impor mempunyai hubungan kausalitas searah ke FDI. Sehingga impor
mempengaruhi FDI, dan bukan FDI mempengaruhi impor. Sementara dalam hal
tingkat utang luar negeri, tidak terdapat indikasi yang jelas dan seragam
apakah debt mempengaruhi FDI atau
sebaliknya. Di negara-negara Thailand dan Philipina, tampak adanya hubungan
kausalitas antara Utang Luar Negeri dengan FDI. Di kedua negara tersebut, utang
luar negeri secara signifikan mempunyai
akibat pada tumbuhnya FDI yang masuk. Sementara di Malaysia dan Korea, justru
FDI telah mendorong tumbuhnya utang luar negeri baru.
Analisis
Estimasi Model Statis
Pada penelitian dilakukan
estimasi dengan menggunakan dua model ekonometri, yaitu model statis, dengan
menggunakan OLS, dan model dinamis, dengan menggunakan ECM. Model OLS dipergunakan
untuk mendapatkan gambaran jangka pendek hubungan teoritis antara beberapa
variabel yang terkait dengan FDI dan PDB, seperti tergambar dalam persamaan 1,
2, dan 3. Sedangkan model yang lain adalah model hubungan teoritis jangka
panjang, yaitu Model Koreksi Kesalahan (ECM). ECM dipergunakan untuk mengatasi
adanya kemungkinan kesalahan atau perbedaan yang terjadi antara model teoritis
dengan model statistik. Dengan demikian ECM dapat menjembatani antara analisis
tabel silang, (yaitu hubungan statistik jangka pendek), dengan pendekatan
kointegrasi, yang merupakan indikator hubungan jangka panjang. ECM juga dapat
menguji apakah variabel yang diamati berkointegrasi atau tidak.
Pada analisis awal ini akan dibahas terlebih dahulu
hasil estimasi model statis dari tiga persamaan, I, 2,.3, seperti yang telah
diurai di atas.
Analisis Estimasi
Model Statis (OLS) pada Persamaan Pertama
Persamaan pertama (l) pada
penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi faktor-faktor yang mempengaruhi
Pendapatan Domestik Bruto dan juga peranan dari Investasi Langsung Asing serta
Utang Luar Negeri. Dari hasil regresi OLS ditemukan bahwa pada negera-negara di
Asia Timur (Malaysia, Indonesia, Thailand, Korea, Singapura, dan Philipina),
dengan adanya investasi langsung asing mempunyai pengaruh positif terhadap
pertumbuhan ekonominya.
Tabel 2
Hasil Estimasi Regresi Linear
Persamaan Pertama
Indp. Var.
|
|
|
Singapura
|
|
|
Philipina
|
Constant
|
19719.73**
|
314.52
|
26323.75**
|
12367.79
|
29880.96**
|
177.01***
|
|
(2.12)
|
(1.33)
|
(2.66)
|
(0.33)
|
(2.35)
|
(6.44)
|
FDI
|
25.85***
|
0.93***
|
11.74***
|
164.99***
|
147.18***
|
0.25***
|
|
(8.49)
|
(4.62)
|
(5.12)
|
(5.81)
|
(5.44)
|
(4.50)
|
DEBT
|
1.48**
|
0.01
|
-17.01
|
6.02
|
0.44
|
0.003***
|
|
(2.79)
|
(1.56)
|
(-1.48)
|
(0.81)
|
(0.99)
|
(14.84)
|
R-squared
|
0.85
|
0.78
|
0.83
|
0.72
|
0.97
|
0.98
|
D-W
stat
|
0.54
|
0.37
|
1.03
|
0.63
|
1.36
|
1.62
|
F-stat
|
52.19
|
31.03
|
48.85
|
21.73
|
211.75
|
338.12
|
Keterangan:
- Variabel
dependen adalah PDB
|
** berarti signifikan pada derajat 5 persen
|
*** berarti signifikan pada derajat 1 persen
|
* berarti signifikan pada derajat 10 persen
|
Hubungan antara PDB dengan FDI pada negara-negara
tersebut di atas secara statistik selama kurun waktu 1977 hingga 1995 mempunyai
hubungan yang positif dan signifikan dalam derajat 5 persen. Sementara itu
Utang Luar Negeri pada sebagian besar negara di Asia Timur tidak mempunyai
hubungan yang signifikan dengan pertumbuhan ekonomi negara-negara tersebut,
kecuali untuk negara Malaysia dan Philippina. Artinya, di Malaysia dan Philippina,
adanya utang luar negeri mempunyai dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Sementara di sebagian negara Asia Timur yang lain, Utang Luar Negeri (DEBT) ini
tidak mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
Pengaruh positif DEBT kepada PDB di kedua negara
Malaysia dan Philippina tersebut mempunyai perbedaan yang cukup besar. Peran
DEBT kepada PDB Malaysia adalah sebesar 1,48 sementara di Philippina hanya
0,003. Dengan demikian, Malaysia merupakan salah satu dari sedikit negara yang
mampu memanfaatkan utang luar negeri dengan sangat baik untuk kepentingan pertumbuhan
ekonomi negara.
Merujuk pada uraian teori tentang pertumbuhan
ekonomi suatu negara berkaitan dengan investasi langsung asing yang dibahas
sebelumnya, secara empiris telah terbukti bahwa FDI mempunyai hubungan yang
signifikan dan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Sedangkan,
utang luar negeri yang secara teoritis juga memungkinkan terjadinya peningkatan
PDB, ternyata tidak terlalu banyak negara yang mampu menjadikannya sebuah
kenyataan.
Analisis Estimasi Model Statis (OLS) pada Persamaan
Kedua
Persamaan kedua (2) ini akan melihat faktor-faktor
yang mempengaruhi ataupun berperan untuk menentukan besarnya Investasi Langsung
Asing yang terjadi di negara-negara Asia Timur. Melalui persamaan itu akan
dilihat hubungan antara FDI dengan tingkat penerimaan ekspor, pengeluaran
impor, dan utang luar negeri, secara bersama-sama. Hasil estimasi OLS pada
persamaan kedua ini disajikan sebagai berikut:
Tabel 3
Hasil Estimasi Linear Persamaan Kedua
Indp. Var.
|
|
|
Singapura
|
|
|
Philipina
|
Constant
|
133.019
|
-354.52**
|
782.40
|
86.24
|
-193.33***
|
-131.61
|
|
(0.39)
|
(-1.92)
|
(1.23)
|
(0.48)
|
(-5.19)
|
(-1.53)
|
EKSPOR
|
-0.04
|
-9.46***
|
-0.05
|
0.03**
|
0.02***
|
0.14
|
|
(-0.85)
|
(-3.03)
|
(-0.44)
|
(2.11)
|
(10.85)
|
(0.07)
|
IMPOR
|
0.07
|
9.33***
|
0.09
|
-0.01
|
0.002***
|
5.34
|
|
(1.44)
|
(3.44)
|
(0.93)
|
(-1.05)
|
(3.22)
|
(1.87)
|
DEBT
|
0.01
|
0.01***
|
-1.15
|
-0.03
|
-0.00
|
-0.004***
|
|
(0.29)
|
(3.02)
|
(-1.56)
|
(-0.81)
|
(-0.12)
|
(-3.07)
|
R-squared
|
0.80
|
0.85
|
0.84
|
0.78
|
0.99
|
0.83
|
D-W
stat
|
0.75
|
1.23
|
1.74
|
1.29
|
2.97
|
1.72
|
F-stat
|
24.17
|
29.11
|
32.74
|
19.13
|
443.95
|
23.73
|
Keterangan:
|
|
Variabel dependen adalah tingkat Investasi Langsung
Asing
|
*** berarti signifikan pada derajat 1 persen
|
** berarti signifikan pada derajat 5 persen
|
|
* berarti signifikan pada derajat 10 persen
|
Secara umum, dari tiga variabel independen (Ekspor,
Impor, dan Utang Luar Negeri) yang ternyata mempunyai hubungan signifikan
secara statistik dengan tingkat pertumbuhan ekonomi (PDB) pada negara-negara
Asia Timur adalah variabel ekspor. Sementara variabel
lain tidak menunjukkan hubungan yang signifikan, kecuali untuk beberapa negara
saja.
Pada Indonesia dan Thailand, tingkat ekspor
mempunyai hubungan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang secara statistik
signifikan pada derajat lima persen. Sedang untuk
negara Korea hubungan yang sama hanya terjadi dengan signifikansi pada derajat
sepuluh persen.
Analisis
Estimasi Model Statis (OLS) pada Persamaan Ketiga
Persamaan ketiga (3) akan menganalisis hubungan
antara tingkat ekspor dengan Investasi Langsung Asing pada negara-negara di
Asia Timur. Hasil estimasi regresi, seperti
terlihat pada tabel 4, menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan secara
statistik antara FDI dengan tingkat ekspor dalam derajat lima persen dan nilai
koefisiennya positif. Hal ini berarti bahwa Investasi Langsung Asing mempunyai
pengaruh positif terhadap tingkat ekspor di negara-negara Asia Timur.
Dengan kata lain, FDI di Asia Timur secara umum
mampu mendorong pertumbuhan ekspor negara yang bersangkutan. Situasi ini
memperkuat hipotesa yang menduga, bahwa penyebab utama terjadinya arus FDI di
beberapa negara Asia Timur selama sepuluh tahun terakhir ini adalah adanya
keterkaitan usaha antar perusahaan Multinasional (MNC) di negara asai dan
negara tujuan FDI.
Tabel 4
Hasil Regresi Linear Persamaan Ketiga
Indp. Var.
|
|
|
Singapura
|
|
|
Philipina
|
Constant
|
13344.45
|
107.17
|
2435.43
|
11854.63**
|
17515.92***
|
89.53***
|
|
(1.67)
|
(1.22)
|
(0.68)
|
(2.33)
|
(3.83)
|
(3.33)
|
FDI
|
28.19***
|
0.48***
|
14.09***
|
55.84***
|
34.16***
|
0.29***
|
|
(8.31)
|
(6.59)
|
(11.53)
|
(7.64)
|
(11.24)
|
(6.43)
|
R-squared
|
0.78
|
0.71
|
0.86
|
0.76
|
0.90
|
0.72
|
D-W
stat
|
0.59
|
0.42
|
1.38
|
0.79
|
1.59
|
0.99
|
F-stat
|
69.01
|
43.39
|
132.91
|
58.40
|
126.42
|
41.36
|
Keterangan:
Variabel dependen adalah tingkat Ekspor ** berarti signifikan pada derajat 5
persen
*** berarti signifikan pada derajat 1 persen * berarti
signifikan pada derajat 10 persen
Analisis Estimasi Model
Dinamis (ECM Jangka Panjang)
Pembentukan model dinamis akan
memungkinkan peneliti untuk menaksir komponen koefisien regresi baik jangka
pendek maupun jangka panjang. Pembentukan model
dimanis ini juga dapat menghindarkan permasalahan regresi lancung (Wickens dan
Breusch, 1988, hal. 203).
Analisis Regresi
Dinamis (ECM) pada Persamaan Pertama
Persamaan pertama (persamaan 8) untuk model dinamis
ini telah dirumuskan pada bab sebelumnya, yakni persamaan guna melihat
faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan juga pengaruh dari
adanya Investasi Langsung Asing dan Utang Luar Negeri (Debt) dalam jangka
panjang. Berikut ini ditampilkan hasil dari regresi model ECM dari persamaan 8
sebagai berikut:
Mencermati nilai t-statistik residual (error correction term) pada model di
atas, tampak bahwa yang signifikan secara statistik terjadi pada negara Korea,
Indonesia, dan Philipina. Nilai t statistik yang signifikan pada derajat 10
persen ini mengindikasikan sahihnya spesifikasi model dan juga menunjukkan
hubungan antara variabel dependen (PDB) dengan variabel independen (FDI dan
Utang Luar Negeri) bersifat jangka panjang atau ada kointegrasi antar variabel.
Dari tabel 5 di atas, tingkat pertumbuhan ekonomi (diproksikan dengan PDB)
untuk negara Malaysia, Thailand, Singapura, dan Korea tidak dipengaruhi oleh
Investasi Langsung Asing, sementara untuk negara Indonesia, dan Philipina,
adanya FDI mempunyai pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Untuk
negara Indonesia, tingkat pengaruh dari FDI terhadap PDB sebesar 68,97;
sedangkan untuk negara Philipina pengaruhnya hanya sebesar 0,09.
Tabel 5
Hasil Estimasi ECM Persamaan Pertama
Indp. Var.
|
|
|
Singapura
|
|
|
Philipina
|
Constant
|
10577.22***
|
225.37***
|
4214.07***
|
19611.35***
|
18530.03**
|
55.11***
|
|
(7.29)
|
(5.78)
|
(4.66)
|
(7.39)
|
(2.38)
|
(2.81)
|
FDI
|
-0.26
|
0.04
|
1.21
|
-0.42
|
68.97**
|
0.09*
|
|
(-0.10)
|
(0.41)
|
(1.29)
|
(-0.04)
|
(2.00)
|
(1.95)
|
DEBT
|
-2.18***
|
-0.01**
|
-3.30
|
-8.38**
|
-0.35
|
0.001**
|
|
(-4.28)
|
(-1.86)
|
(-0.40)
|
(2.55)
|
(-0.52)
|
(2.21)
|
Ress(-1)
|
0.07
|
0.12
|
0.02
|
0.13**
|
-0.81**
|
-0.51*
|
|
0.76
|
(1.61)
|
(0.18)
|
(2.55)
|
(-2.55)
|
(-1.93)
|
R-squared
|
0.53
|
0.24
|
0.14
|
0.49
|
0.54
|
0.33
|
D-W
stat
|
0.75
|
0.53
|
0.36
|
0.84
|
0.46
|
1.03
|
F-stat
|
6.29
|
1.69
|
1.01
|
4.79
|
3.95
|
2.12
|
Keterangan:
|
|
Variabel dependen adalah PDB
|
** berarti signifikan pada derajat 5 persen
|
*** berarti signifikan pada derajat 1 persen
|
* berarti signifikan pada derajat 10 persen
|
Faktor lain yang mempengaruhi PDB adalah Utang Luar Negeri. Secara umum
pada negara-negara di Asia Timur, adanya Utang Luar Negeri mempunyai pengaruh
negatif terhadap PDB. Pada Malaysia, Utang Luar Negeri mempunyai pengaruh
negatif sebesar -2,18 dalam jangka pendek, untuk Thailand pengaruh negatifnya
sebesar -0,01 dan bersifat jangka pendek juga. Sementara untuk Korea, adanya
Utang Luar Negeri memiliki pengaruh negatif sebesar -8,38 dan bersifat jangka
panjang. Khusus pada Philipina, utang luar negerinya mempunyai dampak positif
terhadap pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang meskipun nilai sangat kecil,
yakni 0,001.
Adanya utang luar negeri pada Indonesia dan Singapura, berdasar data
tersebut di atas menunjukkan bahwa utang luar negeri tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di kedua negara tersebut. Kondisi ini
sangat ironis, mengingat Utang Luar Negeri pada Indonesia jumlahnya sangat
besar namun justru tidak mendukung pertumbuhan ekonomi. Hal ini sangat
dimungkinkan karena penggunaan dana utang luar negeri bukan untuk kegiatan
produktif namun bersifat konsumtif.
Analisis Regresi Dinamis (ECM) pada Persamaan Kedua
Persamaan kedua model dinamis ini (persamaan 2A) ditujukan guna mengetahui
variabel-variabel yang mempengaruhi Investasi Langsung Asing dan seberapa besar
tingkat pengaruh variabel-varaiabel tersebut. Pada persamaan
ini, variabel independen adalah tingkat Ekspor, tingkat Impor, dan Utang Luar
Negeri. Hasil estimasi regresi jangka panjang ECM untuk persamaan kedua ini
disajikan sebagai berikut.
Dilihat dari nilai t-statistik residual (error correction term) pada tabel di
atas, tampak bahwa yang signifikan secara statistik terjadi pada: negara Thailand, Singapura, Korea, Indonesia, dan
Philipina. Nilai t statistik yang sebagian besar signifikan pada derajat 5
persen ini mengindikasikan sahihnya spesifikasi model dan juga menunjukkan
hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen (ekspor, Impor,
dan Utang Luar Negeri) bersifat jangka panjang atau ada kointegrasi antar
variabel.
Tabel 6
Analisis Regresi ECM Persamaan Kedua
Indp. Var.
|
|
|
Singapura
|
|
|
Philipina
|
Constant
|
497.74**
|
96.03
|
-196.35
|
-4.74
|
4.73
|
-32.72
|
|
(2.46)
|
(0.97)
|
(-0.89)
|
(-0.06)
|
(0.13)
|
(-0.41)
|
EKSPOR
|
-0.09**
|
-4.67**
|
-0.13
|
0.01
|
0.02***
|
3.04
|
|
(-2.27)
|
(-1.89)
|
(-1.35)
|
(0.43)
|
(5.37)
|
(1.14)
|
IMPOR
|
0.07**
|
5.03**
|
0.21**
|
0.01
|
0.01**
|
3.14
|
|
(2.11)
|
(2.34)
|
(2.11)
|
(1.14)
|
(3.22)
|
(1.49)
|
DEBT
|
-0.13**
|
-0.01
|
-1.75
|
-0.12
|
0.00
|
-0.005***
|
|
(-2.18)
|
(-1.63)
|
(-1.13)
|
(-1.68)
|
(0.32)
|
(-3.56)
|
Ress(-1)
|
-0.24
|
-0.87***
|
-0.85***
|
-0.63**
|
-1.45***
|
-0.92***
|
|
(-1.21)
|
(-3.39)
|
(-3.72)
|
(-2.73)
|
(-4.83)
|
(-3.48)
|
R-squared
|
0.32
|
0.53
|
0.60
|
0.63
|
0.86
|
0.74
|
D-W
stat
|
0.93
|
1.81
|
1.89
|
1.75
|
2.07
|
2.05
|
F-stat
|
1.91
|
4.26
|
6.45
|
5.88
|
13.89
|
8.61
|
Keterangan:
|
|
Variabel dependen adalah FDI
|
** berarti signifikan pada derajat 5 persen
|
*** berarti signifikan pada derajat 1 persen
|
* berarti signifikan pada derajat 10 persen
|
Pada Malaysia, nilai Ekspor mempunyai pengaruh negatif terhadap PDB dalam
jangka pendek sebesar -0,09, nilai Impor berpengaruh positif sebesar 0,07 dalam
jangka pendek, dan nilai Utang Luar Negeri mempunyai pengaruh negatif terhadap
FDI sebesar -0,13. Untuk negara Thailand, tingkat Ekspor juga mempunyai
pengaruh negatif dalam jangka panjang terhadap FDI. Sementara itu, bagi negara
Indonesia, tingkat ekspor mempunyai pengaruh yang positif dalam jangka panjang.
terhadap FDI sebesar 0,02.
Pengaruh nilai Impor terhadap FDI pada sebagian besar negara di Asia Timur
mempunyai hubungan positif. Tingkat pengaruh Impor terhadap FDI yang paling
tinggi terjadi di negara Thailand, yakni sebesar 5,03. Sementara bagi Malaysia
pengaruh Impor terhadap FDI hanya sebesar 0,07, bagi Singapura sebesar 0,21 dan
bagi Indonesia sebesar 0,01.
Analisis Regresi
Dinamis (ECM) pada Persamaan Ketiga
Pesamaan ketiga model dinamis ini (persamaan 3A) untuk melihat hubungan
antara FDI dengan tingkat Ekspor dalam jangka panjang di negara-negara Asia
Timur. Pada tabel di bawah ini akan disajikan hasil estimasi regresi jangka
panjang model ECM dari persamaan ketiga sebagai berikut.
Dalam model yang dinamis ini tampak bahwa tidak satupun negara di Asia
Timur yang Investasi Langsung Asingnya mempunyai pengaruh terhadap tingkat
ekspor. Artinya, baik dalam hubungan jangka panjang maupun jangka pendek,
tingkat FDI di negara-negara Asia Timur tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan secara statistik terhadap tingkat Ekspor.
Tabel 7
Analisis Hasil Regresi ECM Persamaan Ketiga
Indp. Var.
|
|
|
Singapura
|
|
|
Philipina
|
Constant
|
9970.12***
|
87.81***
|
4373.39***
|
5379.39***
|
7972.90***
|
29.27***
|
|
(3.84)
|
(4.54)
|
(3.21)
|
(3.94)
|
(6.13)
|
(4.19)
|
FDI
|
-2.01
|
0.03
|
2.34
|
6.47
|
-3.52
|
0.03
|
|
(-0.44)
|
(0.52)
|
(1.52)
|
(1.15)
|
(-1.03)
|
(1.27)
|
Ress(-1)
|
0.12
|
0.18**
|
0.02
|
0.18
|
0.65***
|
0.05
|
|
(0.94)
|
(1.99)
|
(0.12)
|
(1.72)
|
(3.64)
|
(0.53)
|
R-squared
|
0.05
|
0.25
|
0.18
|
0.41
|
0.67
|
0.24
|
D-W
stat
|
0.31
|
0.24
|
0.72
|
2.29
|
1.97
|
1.31
|
F-stat
|
0.45
|
2.77
|
2.15
|
5.67
|
12.07
|
2.24
|
Keterangan:
|
|
Variabel dependen adalah tingkat
Ekspor
|
** berarti signifikan pada derajat 5 persen
|
*** berarti signifikan pada derajat 1 persen
|
* berarti signifikan pada derajat 10 persen
|
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Analisis dan pembahasan yang dilakukan memberikan suatu gambaran bahwa FDI
mempunyai peran yang cukup penting bagi pertumbuhan perekonomian di Asia Timur.
Secara umum temuan studi ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.
Modal Asing Langsung yang masuk ke
negara-negara Asia Timur, secara umum . mempunyai hubungan yang positif, dan
kuat terhadap pertumbuhan ekonomi (PDB) negara tujuan FDI. Namun demikian,
hubungan ini hanya merupakan hubungan jangka pendek saja. Dalam uji ekonometri
jangka panjang, dengan menggunakan metoda ECM, hubungan jangka panjang antara
FDI dengan PDB hanya terjadi di Indonesia dan Philippina. Temuan ini
menggambarkan bahwa, dengan perkecualian Indonesia dan Philippina, pertumbuhan
ekonomi jangka panjang di Asia Timur tidak terpengaruh oleh derasnya arus FDI yang
masuk. Sebaliknya, dengan Uji kausalitas Granger terlihat bahwa, dalam lebih
banyak kasus, justru pertumbuhan ekonomi (PDB) di negara-negara inilah yang
telah menciptakan daya tarik bagi masuknya FDI. Di negara-negara Korea,
Singapura, Indonesia dan Philippina, PDB berpengaruh sangat signifikan terhadap
masuknya FDI ke negara tersebut. Sedangkan untuk kasus, Malaysia dan Thailand,
PDB dan FDI tidak menunjukkan adanya keterkaitan yang berarti.
2.
Di dalam jangka panjang, utang luar
negeri (DEBT) berpengaruh negatif bagi pertumbuhan ekonomi negara-negara Asia
Timur ini, dengan perkecualian Philippina. Sedangkan di dalam jangka pendek,
pada umumnya, DEBT tidak berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi, kecuali dalam
kasus Malaysia.
Malaysia adalah satu dari sedikit negara di dunia yang mampu memanfaatkan
utang luar negeri bagi pertumbuhan ekonominya, meskipun hanya dalam hubungan
jangka pendek. Namun demikian, bagi Malaysia dalam jangka panjang, utang juga
berpengaruh negatif bagi pertumbuhan ekonominya.
3.
Hipotesis yang menyatakan bahwa FDI
berpengaruh positif terhadap perkembangan ekspor ternyata tidak dapat secara
meyakinkan diterima melalui pengujian berbagai model. Dalam uji kausalitas
Granger, pada negara-negara Korea, Singapura, Indonesia dan Philippina, hubungan
yang terjadi justru berkebalikan dengan hipotesis yaitu, bahwa ekspor justru
mempengaruhi FDI dan bukan FDI mempengaruhi ekspor. Tetapi, untuk kasus
Thailand, FDI mempengaruhi ekspor, seperti dalam hipotesa. Sementara itu, dalam
pengujian model dengan menggunakan model OLS terbukti, bahwa untuk semua
negara, FDI mempunyai hubungan yang positif signifikan dengan ekspor negara
itu. Meskipun demikian, hubungan tersebut hanya merupakan hubungan
"kasus" jangka pendek saja. Sedangkan dalam hal hubungan jangka
panjang, dengan model ECM, ditemukan bahwa tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara FDI dengan besamya ekspor dari negara yang bersangkutan.
Bahkan, sebaliknya dalam kasus Malaysia dan Thailand, terdapat hubungan jangka
panjang yang negatif antara ekspor dengan FDI di negara tersebut. Hubungan
jangka panjang positif hanya terjadi antara ekspor dan FDI di Indonesia,
meskipun koefisiennya sangat kecil.
Simpulan ini memberikan gambaran pengusaha asing hanya tertarik untuk
melakukan penanaman modal ke sebuah negara, apabila negara tersebut mempunyai
peluang untuk berhasil didalam ekspornya. Dengan kata lain, FDI yang dilakukan
di Asia Timur ini pada umumnya adalah FDI yang bermotif ”trade
barrier-circumventing” bagi negara asal. Yaitu, FDI yang
bertujuan melindungi negara asal dari potensi persaingan negara-negara tujuan
FDI.
4.
Uji kausalitas Granger menunjukkan bahwa
impor mempunyai pengaruh yang kuat pada FDI, kecuali untuk kasus Malaysia dan
Thailand. Sementara hubungan jangka pendek antara impor dengan FDI
hanya terjadi di Thailand. Hubungan jangka panjang antara kedua variabel impor
dengan FDI ini terjadi di semua negara kecuali Korea dan Philippina. Ini
menandakan bahwa impor merupakan komponen yang penting bagi pelaksanaan.
Penanaman Modal Asing di suatu negara.
Saran
Untuk keperluan kebijakan ekonomi di
Indonesia, perlu dilakukan pengamatan yang lebih detail mengenai motif FDI yang
masuk ke Indonesia. Mengingat bahwa FDI ternyata lebih banyak menguntungkan
posisi persaingan negara asal dari pada negara tujuan FDI itu sendiri.
Untuk memperbaiki kinerja ekonomi
secara makro, diperlukan kebijakan-kebijakan yang sangat selektif atas
keputusan-keputusan untuk menerima FDI dan bantuan luar negeri mengingat kedua
komponen itu tidak terbukti mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dalam jangka
panjang.
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Sritua dan Sasono, Adi, (1987), ”Modal
Asing, Beban Utang Luar Negeri dan Ekonomi Indonesia”, Jakarta: Universitas
Indonesia.
Aquilar,
Linda, (1996), ”Foreign Direct Investment in Teh U.S and Midwest ”
Chicago Fed Letter, Vol. 105, hlm:
1-3.
Basuki,
(1996), Kajian Mengenai Pengaruh
Penanaman Modal Asing Langsung Terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Tabungan
Domestik Indonesia ,
Tahun 19691994, Yogyakarta : Program Pasca
Sarjana, Universitas Gadjah Mada, Thesis S-2 (Tidak dipublikasikan).
Fry, Maxwell,
(1996), ”Foreign Direct Investment in East Asia ”,
paper presented for the 20th ACAES Conference on Asian Economies The New Industrial Revolution in Asian
Economies, Kuala Lumpur ,
14-17 May, 1996.
Gujarati,
Damodar N., (1995), “Basic Econometrics”,
3rd Ed., New York :
McGraw-Hill.
Hill, Hal, (1991), “Investasi Asing
dan Industrialisasi di Indonesia”, Jakarta: LP3ES.
________, (1996), “Transformasi
Ekonomi Indonesia Sejak 1966, Sebuah Studi Kritis dan Komprehensif”,
Yogyakarta: Tiara Wacana.
________,
(1997), “Indonesia’s Industrial
Transformation”, Singapore :
Institute of Southeast Asian Studies .
Insukindro,
(1991), “Regresi Linier Lancung dalam Analisis Ekonomi: Suatu Tinjauan dengan
Satu Studi Kasus di Indonesia” Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Indonesia ,
no. 1, Th. VI, hlm. 75-87.
________,
(1992), “Pendekatan Kointegrasi dalam Analisis Ekonomi: Studi Kasus Permintaan
Deposito dalam Valuta Asing di Indonesia”, Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Indonesia ,
Vol.1, no. 2, hlm. 259-270.
Lansbury,
M; Pain, N, and Smidkova, K, (1996), ”Foreign Direct Investment in Central Europe since 1990: An Econometric Study”, National Institute Economic Review, Vol.
156, hlm. 104-114.
Lee,
Pui-Mun; Sullivan, William, G, (1995), ”Considering Exchange Rate Movements in
Economic Evaluation of Foreign Direct Investment”, The Engineering Economist, Vol. 40, No. 2, hlm. 171-199.
Masuyama,
Siichi; Vandenbrink, Donna, and Yue, Chia S., (1997), Industrial Policies in East
Asia , Singapore : Nomura Research Institute (NRI) and Institute of Southeast Asian Studies (ISEAS).
Meier,
(1995), Leading Issues in Economic
Development, 6th Ed., New
York : Oxford
University Press.
Mirza,
Hafiz; Sparkes, John R., Buckley, Peter J., (1996), “Contrasting Perspectives
on American and European Direct Investment in Japan ”, Business Economics, Vol. 31, No.1, hlm. 42-48.
Nomura
Research Institute (NRI) and Institute
of Southeast Asian
Studies (ISEAS), (1995), The New Wave of
Foreign Direct Investment in Asia , Singapore : ISEAS.
Rugman, A.
M. and Hodgetts, R. M., (1995), International
Business, A Strategic Management Approach, New York : McGraw-Hill.
Saad,
Ilyas, (1995), “Foreign Direct Investment, Structural Change and Deregulation
in Indonesia ”
in, The New Wave of Foreign Direct
Investment in Asia, Singapore :
NRI and ISEAS, hlm 197-220.
Thee, Kian
Wie, (1994), “Intra-Regional Investment in Indonesia ” KELOLA, Vol. 3, No. 7, hlm 25-45.
UNCTAD,
(1996), World Investment Report 1996,
New York :
United Nations, hlm. 1-40.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar