Pemuda semestinya jauh dari sikap eksklusif
dan apatis terhadap dinamika bangsa, apalagi berkhianat terhadap amanah rakyat.
Dalam kondisi bangsa yang masih dilanda sakit akibat terpaan krisis
multidimensional yang tidak kunjung reda, dibutuhkan kearifan setiap komponen
anak negeri ini untuk berperan serta mengantarkan Indonesia naik ke podium
terhormat dalam kompetisi global. Obsesi tersebut cukup realistis apabila
semangat optimisme mampu ditumbuhkan seperti prinsip filsafat Hegelian yang
menyebutkan bahwa tidak akan besar suatu bangsa tanpa adanya konflik atau
krisis. Sudah semestinya pemuda tidak ketinggalan langkah untuk turun
gelanggang bersama rakyat membangun peradaban bangsa melalui kemampuan kritis
dan akademisnya. ”Jangan tanyakan apa yang kita dapat dari negara namun
tanyakan apa yang telah kita lakukan untuk bangsa ini” inilah falsafah
kebangsaan yang harus ditancapkan kuat dalam setiap diri pemuda.
Idealisme di atas akan mencapai optimal jika
setiap komponen paham akan fungsi, peran, dan posisinya masing-masing.
Setidaknya ada tiga fungsi yang harus diketahui dan dipahami oleh pemuda untuk
diaktualisasikan dalam kehidupannya. Pertama, Pemuda merupakan cadangan keras
(iron stock) yang akan meneruskan estafet kepemimpinan bangsa. Pemuda
digadang-gadang (sangat diharapkan) oleh rakyat untuk mampu
mengimplementasikan idealisme dan kemampuannya dalam memperjuangkan kepentingan
rakyat. Apabila kita refleksikan dengan perjalanan bangsa yang tentunya tidak
bisa dipisahkan dengan dinamika kepemudaan, kerasnya sang cadangan tersebut
banyak yang mulai mencair dan menguap untuk menjaga konsistensi pelaksanaaan
fungsinya khususnya ketika mulai melepas karakternya, karena tidak kuat
menghadapi godaan. Lebih memprihatinkan lagi, dalam kondisi kekinian pemuda
Indonesia mulai ada indikasi melemah kepekaan dan kepedulian sosial terhadap
dinamika lingkungannya. Padahal inilah yang menyebabkan keberhasilan angkatan
1998 mendobrak rezim orde baru dengan mengusung agenda reformasi. Pemuda tidak
mampu mengawalnya, sehingga keadaan menjadi semakin tak menentu. Sebuah
pembelajaran sebenarnya telah diberikan melalui pengalaman gagalnya angkatan
1966 mempertahankan idealismenya, hingga malah menumbuhkan sebuah rezim yang
kokoh bercokol selama 32 tahun. Hal tersebut sangat kontradiktif bila
dikorelasikan dengan fungsi kedua pemuda sebagai agent of change (agen
perubahan). Idealnya dengan fungsi ini pemuda tidak akan rela melihat setiap
ketidakberesan dan penyelewengan. Pemuda akan tampil memperjuangkan perubahan
menuju perbaikan. Idealisme yang tinggi juga telah menempatkan pemuda memiliki
fungsi sebagai sang penyeru kebenaran, murni tanpa ada keberpihakan terhadap suatu
kepentingan kecuali kepentingan rakyat dan bangsa.
Pemahaman yang tepat terhadap fungsinya, akan
mudah dibuktikan dengan melihat peran nyata apa yang mampu dimainkan pemuda
dalam dinamika bangsa. Melihat fungsi strategis yang dimiliki, maka semakin mempertegas
tuntutan akan eksistensi pemuda dalam menunjukkan perannya di garda depan
perjalanan bangsa. Sekali lagi intelektualitas dan idealisme merupakan bekal
utama untuk beraktualitas yang telah ditunggu-tunggu karya nyatanya.
Lebih dari tiga
dasawarsa bangsa ini berjalan dalam kungkungan konsep ideologi yang selalu
mengutamakan pertumbuhan dan modernisasi tanpa memeperhatikan aspek pemerataan.
Dobrakan rakyat melalui mahasiaswa dan pemuda berhasil membuka pintu bagi
lahirnya era reformasi. Kesuksesan tersebut masih merupakan awalan perjuangan
panjang. Namun, pemuda justru terlena dan terperdaya sehingga menjadi kurang
kuat dalam mengawal agenda reformasi. Sudah saatnya pemuda kembali tampil pada
jalannya, melakukan kontrol dan berkontribusi bagi perjalanan bangsa ini.
Relakah kita bangsa yang konon mempunyai nilai budaya tertinggi di jagad ini
terus menerus terbaring dalam kondisi sakit dan hanya menjadi pecundang dalam
tataran kehidupan global ?. Apapun peran yang diambil, posisi yang strategis
harus ditempatkan pemuda bila ingin memberikan penghargaan bagi bangsa. Di
pundak pemudalah beban dipikulkan untuk dapat melihat kecerahan di negeri ini.
Allah Tuhan yang Mahakuasa tidak akan mengubah keadaan jika tidak ada usaha
dari yang bersangkutan untuk mengubahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar