Media Informasi Pemuda Peduli Dhuafa Gresik (PPDG) || Website: www.pemudapedulidhuafa.org || Facebook: Pemuda Peduli Dhuafa Gresik || Twitter: @PPD_Gresik || Instagram: Pemuda Peduli Dhuafa Gresik || Email: ppd.gresik@gmail.com || Contact Person: 0838-3199-1684 || Nomor Rekening: 0335202554 BNI a.n. Ihtami Putri Haritani || Konfirmasi Donasi di nomor telepon: 0857-3068-6830 || #SemangatBerkarya #PPDGresik

Kamis, 26 September 2013

Analisis Variabel-variabel yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan

ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KOTA PALEMBANG

M. Thoyib
Staf Pengajar Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Sriwijaya
Jl. Srijaya Negara, Bukit Besar Palembang 30139. Telp 0815 3298 8743

ABSTRACT
Indonesian building development is very fast, of course it  is necessary  supported with enough  fund source , but citizen growth level is less balance with economy growth level which finally will suck economy growth itself. While most fund source of  development is from oil and gas and actually the fund source of tax is bigger. Obviously  economy growth is not balanced  with the growth awareness to pay the tax. The objective of this study was to know how big variables that Influence Land and Building Tax Acceptance  in Palembang . The benefit  of this study was to give brain-storming to the  government of Palembang in the effort of  increasing tax acceptance especially  land and building tax . Doubled regression method was used in this study. The result of the analysis showed  that taxpayer cognizance level variable is very dominant in affecting land and building tax acceptance.

ABSTRAK

Perkembangan pembangunan bangsa Indonesia sangat pesat, tentunya kepesatan pembangunan itu perlu didukung sumber dana yang cukup, namun tingkat pertumbuhan penduduk kurang seimbang dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang pada akhir akan menyedot pertumbuhan ekonomi itu sendiri. Sementara sumber dana pembangunan sebagian besar dari migas, yang seharusnya sumber dari pajak akan lebih besar pula. Ternyata pertumbuhan ekonomi tidak dibarengi dengan pertumbuhan kesadaran wajib pajak untuk membayar pajak.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar variabel-variabel yang mempengaruhi penerimaan pajak bumi dan bangunan di Kota Palembang. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan sumbang saran kepada pemerintah Kota Palembang dalam upaya untuk meningkatkan penerimaan pajak khususnya peneriman pajak bumi dan bangunan. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode regresi berganda. Hasilnya menunjukkan bahwa variabel tingkat kesadaran wajib pajak sangat dominan memengaruhi penerimaan pajak bumi dan bagunan.

Kata Kunci : Pajak, Kesadaran, Variabel




PENDAHULUAN
Pembangunan suatu bangsa di zaman modern saat ini tidak terlepas dari sumber dana pembangunan. Sumber dana pembangunan itu antara lain bersumber dari dalam negeri dan  luar negeri. Sumber dana dari dalam negeri antara lain Pendapatan dari perusahaan milik negara dan daerah serta pajak  penghasilan, pajak penjualan, pajak penjualan atas barang mewah, pajak bumi dan  bangunan serta ritribusi lainnya.
Perkembangan dan kemajuan ekonomi negara bermula dari  investasi riel  yang memproduksi barang dan jasa, semakin maju suatu negara perekonomiannya berkembang kearah memproduksi jasa-jasa, seiring dengan perkembangan perekonomian tersebut terjadilah transaksi secara agregat/menyeluruh baik antar rumah tangga, rumah tangga dengan industri dan industri dengan industri. Sehingga akan dapat meningkatkan pendapatan negara dan meningkat pula pendapatan perkapita masyarakat.
Meningkatnya pendapatan perkapita masyarakat mendorong meningkat pula daya beli masyarakat terhadap barang-barang dan jasa-jasa terutama terhadap kebutuhan pokok manusia antara lain sandang dan pangan serta tanah/bumi dan bangunan. Sebagian besar budaya masyarakat Indonesia ditunjukkan dengan kepemilikan harta/ aset keluarga yang ditandai dengan mempunyai aset berupa banyaknya penguasaan terhadap tanah  atau bumi dan rumah atau bangunan.
Peningkatan terhadap pendapatan  seharusnya berbanding lurus dengan peningkatan penerimaan negara dari pajak pengahasilan, pajak pertambahan nilai, pajak penjualan atas barang mewah dan tak kalah pentingnya adalah pajak bumi dan bangunan. Pertambahan penduduk indonesia yang sangat signifikan menunjukkan pula peningkatan terhadap kepemilikan perluasan tanah/bumi termasuk pula tumbuhnya perumahan baik dari tipe  kecil, menengah, dan mewah.
Di Indonesia wajib pajak yang membayar pajak baru mencapai antara 50% sampai dengan 60% (Dirjen pajak: 2007) yang tidak membayar pajak antara 30% sampai dengan 40%, hal ini terdiri dari lebih kurang  10% sampai dengan 20% yang tidak mampu membayar pajak dikarenakan rendahnya pendapatan atau miskin dan 10% sampai dengan 20% tidak membayar pajak karena kurang kesadaran masyarakat akan kewajibannya, menghindari pajak disebabkan pura-pura tidak mengerti atau tidak mau mengerti seperti tidak mau tahu bagaimana cara menghitung pajak, cara melaporkan pajak dan cara menyetor pajak dan sebagainya. Hal ini yang menjadi  kewenangan fiskus untuk mengoptimalkan pendapatan negara dari sektor pajak khususnya pajak bumi dan bangunan. Itu pula yang menjadi penyebab kurang optimalnya penerimaan negara.

Perumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah pokoknya yaitu”  Masih rendahnya kesadaran sebagian masyarakat terhadap kewajiban membayar pajak”. Hipotesis penelitian: Pertama, diduga  bahwa variabel  variabel kesadaran masyarakat,  pemahaman dan Kemampuan finansial masyarakat mempunyai pengaruh yang bermakna  secara bersama-sama terhadap peningkatan penerimaan PBB di Kota Palembang. Kedua, diduga bahwa variabel kesadaran  mempunyai  pengaruh yang dominan  terhadap  peningkatan penerimaan PBB di Kota Palembang.

Tujuan penelitian:
1.       Untuk mengetahui seberapa besar tingkat kesadaran masyarakat kota Palembang untuk membayar pajak.
2.       Untuk mengetahui seberapa besar kemampuan sebagian masyarakat yang mengerti cara melakukan perhitungan, penyetoran dan pelaporan  terhadap kewajiban membayar pajak.
3.       Untuk mengetahui seberapa besar wajib pajak yang benar-benar yang tidak mampu membayar pajak secara keuangan.

Manfaat Penelitian:
Untuk memberikan masukan saran kepada pemerintah kota Palembang dalam upaya peningkatan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan.

TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian  Pajak
Munawir (2002:2), pajak adalah iuran wajib yang disetorkan kepada negara untuk kepentingan umum tanpa ada teken prestasi secara langsung
UU No.12 Tahun 2002 tentang Pajak Bumi dan bangunan adalah pajak yang dikenakan atas  orang  atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi dana atau memperoleh  manfaat atas bumi dan atau memiliki, menguasai dan atau memperoleh manfaat atas bangunan.
Erly Suandy (2002:349), bumi  adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada di bawahnya.
Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan atau perairan.



Objek Pajak
Erly Suandy (2002:351), objek pajak bumi dan bangunan adalah bumi dan atau bangunan.

Subjek Pajak
Herman. P (2002:352) yang menjadi  subjek pajak bumi dan bangunan adalah orang  atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi dana atau memperoleh  manfaat atas bumi dan atau memiliki, menguasai dan atau memperoleh manfaat atas bangunan.

Wajib Pajak
Erly Suandy (2002:352), wajib Pajak Bumi dan Bangunan adalah subjek pajak yang dikenakan  kewajiban membayar pajak.

Tarif pajak PBB
Munawir (2002:232) Tarif pajak PBB adalah prosentase yang ditetapkan undang-undang atas objek pajak sebesar 0.5% (lima persepuluh persen)

Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak
Erly Suwandi (2002:354), dasar Pengenaan Pajak adalah Nilai Jual Objek Pajak.

Nilai Jual Kena Pajak (NJKP)
Dasar Perhitungan Pajak  adalah Nilai Jual Kena Pajak  yang ditetapkan  serendah-rendahnya  20% dan setinggi-tingginya 100%  dari nilai jual objek pajak.
Besarnya pajak yang terhutang dihitung dengan  cara mengalikan tarif pajak dengan nilai jual kena pajak.

CONTOH PERHITUNGAN PAJAK YANG TERHUTANG
Objek Pajak
Luas (M2)
Kelas
NJOP (Rp)
Per M2
Jumlah
Bumi
Bangunan
300
70
A25
A06
243.000
505.000
72.900.000
35.350.000
NJOP Sebagai dasar pengenaan pajak   108.250.000
NJOPTKP                                                                  8.000.000
NJOP untuk perhitungan PBB                100.250.000
NJKP         20% X 100.250.000                               20.050.000

PBB Yang Terhutang  0.5% x 20.050.000               100.250
               
METODE PENELITIAN
Identifikasi  Variabel
Berdasarkan Permasalahan yang telah dirumuskan dan hipotesis yang diajukan, maka variabel yang akan dianalisis adalah sabagai berikut   
1.       Varabel tergantung atau  dependent variable (Y) yaitu: penerimaan Pajak Bumi dan bangunan, merupakan sejumlah pembayaran dalam rupiah yang dibayarkan oleh wajib pajak  bumi dan bangunan dalam satu tahun
2.       Variabel Bebas atau independent variable (X) yaitu: Unsur hambatan yang mempengaruhi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Antara lain (X1) Tingkat kesadaran wajib pajak, (X2) Tingkat Pemahaman Wajib Pajak, (X3) Tidak mampu dalam bidang finansial/keuangan.

Definisi Operasional penelitian terdiri dari variabel bebas (Independence variable) dan variabel tidak  bebas (dependenceVariable):
1.       Variabel tidak bebas (Y) yaitu penerimaan Pajak Bumi dan bangunan, merupakan sejumlah pembayaran dalam rupiah yang dibayarkan oleh wajib pajak  bumi dan bangunan dalam satu tahun
2.       Variabel Bebas (X1) yaitu Tingkat kesadaran wajib pajak, merupakan intensitas penyetoran yang berkelanjutan  setiap tahunnya.
3.       Variabel Bebas (X2) yaitu Tingkat Pemahaman wajib Pajak, merupakan  pemahaman perhitungan, pengisian, pelaporan dan penyetoran sendiri oleh wajib pajak.

4.       Variabel Bebas (X3) Yaitu ketidakmampuan dari sudut finansial bagi wajib pajak unuk membayar pajak.

Populasi dan Sampel
1.       Populasi.
Populasi penelitian ini adalah setiap wajib PBB di kota Palembang dengan Sampel Kecamatan Ilir Barat I dari  sebanyak 10 kelurahaan  masing masing kelurahan diambil secara acak 25. Wajib Pajak PBB jadi jumlah sampel  250 responden.
2.       Pengambilan Sampel
Sampel dalam penelitian ini diambil  dengan menggunakan dengan metode stratified random sampling  yaitu pengambilan sampel  dengan cara memisahkan  elemen-elemen  populasi yang heterogen kedalam  kelompok-kelompok-kelompok populasi yang homogin yang disebut dengan  stratum kemudian memilih sampelnya. (luas bumi dan  bangunan : Luas, Sedang dan Kecil / sempit).
Jenis data yang diperoleh menurut Supranto (2007 :8) berdasarkan sumber ada dua yaitu:
1.     Data Mentah (Primer Data) yaitu data yang diperoleh langsung dari responden yang belum diolah.
2.     Data Sekunder ( Secunder Data) yaitu  data yang diperoleh sudah dalam bentuk di publikasikan atau sudah diolah dalam bentuk informasi.

Model Analisis statistik yang digunakan.:yaitu alat analisa regresi berganda. (Multiple Regression ) yaitu  Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Guna mengetahui variabel bebas dari unsur-unsur; kesadaran masyarakat, pemahaman masyarakat, tidak mampu membayar terhadap  variabel terikat  yaitu tingkat penerimaan PBB. Digunakan analisis kuantitif dengan metode regresi berganda.
Dengan menggunakan perhitungan statistik dari model regresi linier berganda  yang dibantu dengan program SPSS maka diperoleh hasil pada tabel 1

Tabel 1
HASIL REGRESI  KEPATUHAN WAJIB PBB
TERHADAP TINGKAT PENERIMAAN PBB

Var
Koefisien
Regresi
T Hitung
Df 153
T Tabel
a= 0,05
Prob
r2
Parsial
X1
0,5409
15,322
1,960
0,00000
0,5376
X2
0,2766
4,4769
1,960
0,01117
0,2880
X3
0,1826
2,7738
1,960
0,01998
0,1699
R Squared      =  0,9100
Multiple R     =  0,9507
Constanta      = -4,8743
F Ratio               =    247,325
Probabilitas              =    0,000E+00
Durbin Watson        =    2,072

Hasil perhitungan  pada tabel.1 diperoleh persamaan sebagai berikut:

Y= - 4,8743 + 0,5409 X1 + 0,2766 X2 + 0,1826 X3

Berdasarkan hasil perhitungan statistik  bahwa koefisien korelasi  (multiple R) sebesar  95,07, hal ini menunjukkan  keeratan hubungan  antara variabel bebas (Kesadaran,  pemahaman, ketidakmampuan finansial ) dengan variabel terikat (tingkat penerimaan PBB) karena mendekati  nilai 100% atau 1 yang berarti sangat kuat.
Bila konstanta sebesar negatif 4,8743 menunjukkan apabila variabel kesadaran  atau variabel bebas (X1) sama  dengan nol, maka tingkat penerimaan PBB sama dengan  negatif  4,6743. Dengan melihat angka koefisien determinasi keseluruhan  (R-Squared) dapat diketahui pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat. Koefisien determinasi sebesar 0,9100 atau 91 % angka tersebut menunjukkan bahwa variabel bebas  yang meliputi unsur (X1), (X2), (X3) mampu menjelaskan  variasi variabel terikat sebesar 91%. Dengan demikian unsur-unsur  lain diluar jangkauan penelitian ini hanya mampu menjelaskan variasi variabel  Tingkat penerimaan sebesar 9%. Selanjutnya untuk meyakinkan hasil analisis  dan dapat menjelaskan model  yang dipergunakan, maka perlu dilakukan pengujian dengan menggunakan Uji F. Untuk melihat pengaruh masing-masing variabel bebas  (secara parsial) dengan variabel tergantung dapat dilakukan dengan menggunakan Uji t

Uji Serempak (Uji F)
Uji F digunakan untuk melihat keberartian pengaruh antara variabel bebas bersama-sama terhadap variabel terikat, dengan membandingkan F Ratio  (F hitung) dengan F Tabel  pada taraf signifikan (a = 0,05), hasil perhitungan statistik diperoleh bahwa  nilai F hitung  sebesar 247,325 ternyata nilai tersebut lebih besar dari F tabel yaitu sebesar 2,10
 Guna mengetahui keberartian pengaruh antar variabel bebas terhadap variabel terikat, dapat dilihat pula dari tingkat probabilitasnya yang

ditampilkan pada  tabel 1 yaitu  probabilitasnya  0 (nol) lebih kecil dari taraf nyata 5% (p < 0,05), hal ini dapat dikatakan  bahwa seluruh variabel bebas  yang diteliti memang-benar-benar dapat menjelaskan  tingkat penerimaan PBB secara signifikan  sebesar 91%.
Dengan demikan hipotesis pertama  yang dinyatakan diduga  bahwa variabel kesadaran, pemahaman, kemampuan finansial secara bersama-sama  berpengaruh terhadap tingkat penerimaan PBB di Kota Palembang terbukti.

Uji Parsial (Uji t)
Analisis dari hasil uji parsial (uji t) ini untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas yaitu unsur kesadaran, pemahaman dan kemampuan finansial mempunyai pengaruh bermakna atau tidak terhadap tingkat penerimaan PBB.
Berdasarkan tabel.1 diketahui bahwa koefisien regresi untuk variabel  kesadaran (X1) adalah 0,5409 dengan angka yang bertanda positif ini berarti bahwa hubungan kedua variabel  yaitu (Y) dan (X1) searah, artinya apabila  variabel kesadaran meningkat, maka tingkat penerimaan PBB pun meningkat.
Nilai t hitung untuk variabel kesadaran  sebesar 15,322 lebih besar dari t tabel  sebesar 1,960 dengan probabilitasnya sebesar 0,0000 lebih kecil dari a 0,05, maka angka  ini menunjukkan bahwa hubungan   (X1) terhadap (Y) sangat signifikan.
Koefisien regresi untuk variabel  pemahaman (X2) adalah 0,2766 dengan angka yang bertanda positif, ini berarti hubungan  kedua variabel  yaitu (Y) dan (X2) searah dan apabila variabel pemahaman itu meningkat, maka tingkat penerimaan PBB akan meningkat pula.
Nilai t hitung  untuk variabel  pemahaman  sebesar 4,4769 lebih besar dari t tabel  sebesar 1,960 dengan probabilitasnya  0,01117 lebih kecil dari a 0,05, maka angka ini menunjukkan bahwa hubungan  variabel pemahaman  terhadap tingkat penerimaan PBB adalah sangat signifikan.
Koefisien regresi untuk variabel kemampuan  finansial  (X3) adalah 0,1826  dengan angka yang bertanda positif ini berarti hubungannya searah, artinya apabila variabel kemampuan finansial (X3) itu meningkat, maka  tingkat penerimaan  PBB akan meningkat.
Nilai t hitung untuk variabel kemampuan finansial sebesar  2,7728 lebih besar dari t tabel sebesar 1,960 dengan probabilitas sebesar 0,01998  lebih kecil dari a 0,05, maka angka ini  bahwa hubungan variabel kemampuan finansial  terhadap tingkat penerimaan PBB adalah signifikan.

Pembahasan
Analisis  hasil pengujian  menunjukkan  bahwa variabel bebas;  kesadaran, pemahaman, kemampuan finansial secara bersam-sama  memiliki pengaruh  yang signifikan  dan dapat menjelaskan  variasi variabel terikat sebesar 91%, sedangkan  sebesar  9 %  variasi variabel terikat disebabkan oleh unsur variabel bebas yang lain diluar variabel  penelitian ini.
 Dari seluruh variabel bebas yang mempunyai pengaruh yang dominan terhadap tingkat penerimaan PBB adalah variabel kesadaran dan berturut-turut variabel pemahaman dan variabel kemampuan finansial.
Dalam usaha untuk meningkat penerimaan dari PBB, pemerintah melakukan sosialisasi untuk meningkatkan  penerimaan  pendapatan kota Palembang melalui PBB. Namun tidak sedikit kemauan baik wajib pajak untuk membayar pajak dipengaruhi pula kempuan masyarakat untuk dapat menghitung sendiri pajak yang ditetapkan kepadanya. Penghambat yang potensil bagi wajib pajak kadang-kadang  bukan dari pemerintah saja tetapi dapat pula oleh wajib pajak karena ketidak mampuannya untuk menghitung sendiri. Variabel ini terus menerus digalakkan oleh pemerintah melalui pelatihan Ketua RT kelurahan serta masyarakat wajib pajak PBB
 Variabel yang ketiga yaitu kemampuan finansial masyarakat untuk dapat membayar pajak sangat ditentukan atas perkembangan ekonomi negara dengan cara meningkatkan pendapatan perkapita masyarakat Indonesia. Dengan memotivasi masyarakat  untuk meningkatkan etos kerja, membuka UKM dan membuka lapangan kerja seluas-luasnya bagi masyarakat Indonesia Dengan demikian ke depan masyarakat Indonesia akan dapat memenuhi kewajibannya dan pemerintah akan memenuhi hak-hak masyarakat.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai analisis variabel yang mepengaruhi penerimaan PBB di Kota Palembang, maka dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut :
1.       Variabel bebas dalam penelitian ini secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan.
2.       Variabel yang dominan terhadap peningkatan penerimaan PBB adalah variabel kesadaran masyarakat.

Saran-saran :
1.       Guna meningkatkan pendapatan peneriman PBB di Kota Palembang, pemerintah kota Palembang sebaiknya secara terus menerus  mengadakan penyuluhan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
2.       Sebaiknya masyarakat kota Palembang juga diberi pelatihan cara menghitung PBB mulai dari masyarakat  ekonomi rendah maupun masyarakat yang berpenghasilan menengah ke atas.

DAFTAR PUSTAKA
Diana, Anastasia., dan Sukawati, Lilis. 2001. Perpajakan Indonesia.  Konsep, Aplikasi dan Penuntun Praktis. Yogyakarta:  Andi.
Suandy, Erly. 2002. Perpajakan. Jakarta: Salemba Empat.
--------- 2001. Perencanaan Paja. Jakarta: Salemba Empat.
--------- 2001. Sertifikasi Konsultasi Pajak. Jakarta: Salemba Empat.
Gunadi. 2002. Ketentuan Dasar Pajak Penghasilan. Jakarta: Salemba Empat.
-------- 2000. Ketentuan Perhitungan dan Pelunasan Pajak Penghasilan. Jakarta: Salemba Empat.
-------- 1997. Akuntansi Perpajakan. Jakarta: Grapindo.
-------- 1997. Pajak Internasional. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI.
--------  1997. Pembahasan Soal-Soal Pajak Bumi dan Bangunan.  Jakarta: Penerbit FEUI.
John L Hutagal. 2001, Perpajakan. Jakarta: Penerbit FEUI.
Masdianto. 2001. Akuntansi Perpajakan. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Munawir. 2002, Perpajakan, Yogyakata: Liberty.
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. 2000. Jakarta: Sinar Grafika.
Purnawan, Herman. 2002. Undang-Undang Perpajakan. Jakarta: Gelora Aksara.
Palembang dalam Angka. 2006. Kantor Statistik BPS. Kota Palembang.
Soemitro. 2005. Azas dan Dasar Perpajakan. Bandung: Eresco.
Lumbantoruan, Sophar. 1993. Hukum Pajak. Jakarta: GriGrapindo.
Suprapto. 2005. Metode Penelitian Bisnis. Bandung:  Alphabeta.
Undang-Undang Pajak. 2000. Jakarta: Salemba Empat.
Undang-Undang Republik  Indonesia Tentang Perpajakan. 2000. Jakarta: Depkeu.
Undang-Undang Pajak Bumi Dan bangunan & Bea Materai. 2000. Jakarta: Armas Duta Jaya.
Waluyo. 2000, Perubahan Perundang-Undangan Pajak Era Repormasi, Jakarta: Salemba Empat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar