Beasiswa Bidikmisi telah memantik harapan baru bagi bangsa ini. Pasalnya, beasiswa ini akan menjadi sarana kebangkitan kaum dhuafa dalam 5 sampai 10 tahun ke depan. Anak-anak dari keluarga miskin, atas fasilitas beasiswa Bidikmisi, siap bangkit menjadi kaum terpelajar yang berdiri di garda terdepan pembangunan bangsa.
Kabar gembira itu sampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Prof Dr Mohamad Nuh, DEA dalam orasi ilmiah dalam Dies Natalis ke-49 Universitas Negeri Semarang (Unnes). Ia menyebutkan, Bidikmisi telah mendobrak batas mungkin dan tidak mungkin.
“Dulu ada olok-olok orang miskin dilarang kuliah. Saya bilang, tidak usah dilarang, dibiarkan pun mereka tidak bisa. Sekarang, batas-batas itu sudah bisa ditembus. Anak-anak yang tidak berani mimpi untuk kuliah, mereka bisa menikmati pendidikan tinggi,” katanya.
Bak gayung bersambut, beasiswa mendorong mahasiswa Bidikmisi mencapai prestasi tertinggi. Terbukti, mahasiswa Bidikmisi bisa memperoleh IPK cum laude. Mereka juga hanya memerlukan waktu 3,5 tahun untuk menyelesaikan pendidikan S1.
“Bukan hanya sepuluh dua puluh. Yang berprestasi seperti itu jumlahnya puluhan ribu,” lanjutnya.
Nuh menyebut, kebangkitan kaum dhuafa akan segera tiba karena selain Bidikmisi, pemerintah sedang menyiapkan beasiswa bagi alumnus Bidikmisi untuk melanjutkan pendidikan S2 dan S3. Tidak berlebih kalau ia menyebut “Akan segera muncul generasi baru intelektual dari kalangan masyarakat tidak mampu.”
(Sumber: http://unnes.ac.id/berita/mendikbud-kebangkitan-kaum-dhuafa-akan-segera-tiba/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar