Media Informasi Pemuda Peduli Dhuafa Gresik (PPDG) || Website: www.pemudapedulidhuafa.org || Facebook: Pemuda Peduli Dhuafa Gresik || Twitter: @PPD_Gresik || Instagram: Pemuda Peduli Dhuafa Gresik || Email: ppd.gresik@gmail.com || Contact Person: 0838-3199-1684 || Nomor Rekening: 0335202554 BNI a.n. Ihtami Putri Haritani || Konfirmasi Donasi di nomor telepon: 0857-3068-6830 || #SemangatBerkarya #PPDGresik

Rabu, 05 November 2014

Mendidik Hati untuk Peduli terhadap Sesama

Belajar peduli dengan sesama adalah sebuah pelajaran berharga yang telah mengubah cara bersikap dan bepikir saya melihat keadaan sosial di lingkungan sekitar. Artinya di luar sana ada banyak orang yang sangat membutuhkan uluran tangan kita dan itu harus menjadi salah satu orientasi kita dalam menjalani hidup. Apapun kesuksesan yang kita raih, tidak akan berarti apa-apa tanpa kita mau peka dan peduli dengan orang lain.
Orang beriman senantiasa dipanggil untuk punya kepedulian terhadap sesamanya. Mengapa? Karena orang beriman telah diciptakan dengan hati yang lembut. Hati itu digunakan untuk mudah tersentuh oleh penderitaan sesamanya. Memang, tidak mudah orang memiliki hati yang mudah tersentuh oleh penderitaan sesamanya. Namun kita bisa belajar dari pengalaman sesama kita yang peduli terhadap hidup sesamanya.
Salah satu penyebab kurangnya kepedulian manusia terhadap sesamanya adalah kurangnya atau bahkan tidak adanya rasa empati dari dirinya. Empati lebih dalam dari rasa simpati, dimana seseorang benar-benar merasakan posisi dan kondisi yang sedang dialami orang lain. Seseorang yang tidak memiliki rasa empati dalam dirinya, tidak akan mampu merasakan penderitaan atau kesusahan yang sedang dialami oleh orang lain. Akibatnya, dia tidak akan berbelas kasihan bahkan terkesan cuek ketika menyaksikan sesamanya mengalami kesusahan. Dia tidak akan merasa terpanggil untuk memberikan bantuan kepada sesama mereka itu. Kita sebagai manusia dipanggil untuk mengasah rasa empati kita setiap saat dalam kehidupan yang kita jalani sehingga kita mampu merasakan penderitaan yang dialami oleh orang lain dan dapat berbelas kasihan kepada mereka yang membutuhkan bantuan.
Menolong sesama memang tak cukup hanya niat, tapi juga melibatkan kesungguhan hati dan perjuangan. Dan ketika berbuat baik pada seseorang, jangan memikirkan reaksi orang. Karena apa pun bentuknya, jika dilakukan dengan ikhlas tentu akan ada kenikmatan tersendiri.
Esensi:
Mari kita bersyukur atas indahnya hidup ini. Sambil bersyukur, kita mendidik hati kita untuk mudah tersentuh oleh penderitaan sesama kita. Dengan demikian, hidup ini semakin baik dan indah.

Faisal Ahmad Fani (Ketua Umum Pemuda Peduli Dhuafa Gresik)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar