25 November, seluruh guru di
tanah air memperingati hari Guru Nasional ke-20 dan HUT PGRI ke-68. Guru yang
merupakan penggerak pendidikan, sejenak merenungkan sudah sampai dimana
kemajuan pendidikan tanah air kita, sudah dimanakah posisi pendidikan tanah air
kita bila dibandingkan dengan Negara-negara lain. Tidak usah jauh-jauh, sudah
sampai dimana level pendidikan kita bila dibandingkan dengan Negara tetangga
seperti Malaysia dan Singapura? Sungguh ironis, bila kita membandingkan kemajuan
dunia pendidikan kita dengan Negara tetangga, Negara serumpun Malaysia, Negara
kita tertinggal jauh, jika dulu tahun 1969 atau masa Presiden Soekarno,
Guru-guru di Negara kita sangat begitu dihargai dan diakui kualitasnya,
sehingga Negara seperti Malaysia dan Singapura banyak belajar dan mendatangkan
mereka sebagai tenaga pengajar, maka kini situasinya berbalik 180 derajat, dimana kita
yang lebih banyak belajar dari metode pendidikan mereka.
Suasana Upacara, Himne Guru dinyanyikan dengan
Khidmat. PGRI yang telah berusia 68 tahun masih banyak
mengalami masalah pendidikan, mulai dari sikap dan perilaku peserta didik yang
sudah sampai ke hal-hal yang abnormal, misalnya: tawuran yang makin merajalela,
sampai-sampai membajak bus, penyiraman air keras (soda) dan tidak lagi
menghargai guru, tidak memiliki minat belajar yang tinggi, mengakibatkan dunia
pendidikan dan system pendidikan kita menjadi mandek. Kita tidak bisa menutup
mata atas kejadian-kejadian seperti ini. Sudah saatnya kita sama-sama untuk
meningkatkan mutu pendidikan kita. Boleh saja kita mengatakan kita telah
mempunyai Kurikulum 2013, yang oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan melalui
angketnya direspon masyarakat dengan positif, namun kenyataan di lapangan,
system ini mandek karena peserta didik sebagai output (hasil) dari system
pendidikan (kurikulum 2013/kurikulum KTSP) yang guru terapkan ternyata masih
stagnan (begitu-begitu saja).
Untuk meningkatkan mutu pendidikan sehingga
Tujuan Pendidikan Nasional seperti yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945 dapat terwujud, telah banyak yang oleh Pemerintah lakukan, misalnya:
menaikkan Anggaran Belanja Negara untuk pendidikan sebesar 20%, mengganti
kurikulum setiap ganti kabinet atau ganti Menteri dan menyatakan bahwa Kurikulum
ini adalah kurikulum paling pas, padahal itu adalah adopsi dari kurikulum
Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Australia, Kanada, Selandia Baru
dan Singapura. Mengadopsi dan Mengadaptasikan kurikulum dari Negara lain
bukanlah tindakan yang bijak bagi pendidikan tanah air, karena letak geografis,
situasi dan kondisi, latar belakang budaya bangsa kita, pola pikir dan karakter
kita sungguh berbeda dengan Negara-negara lain. Pemerintah seharusnya
mengidentifikasi, meneliti, merumuskan serta memutuskan pendidikan yang seperti
apa yang cocok di tanah air kita untuk dikembangkan. Sehingga Kurikulum yang
kita punya tidak seperti “proyek” yang banyak digerogoti.
Meningkatkan profesionalisme guru dan
pendidik, memberikan penghargaan, memberikan sarana dan prasarana yang layak
serta sebisa mungkin mengurangi atau memberantas korupsi adalah program yang
harus disinergikan oleh pemerintah dan guru dalam hal proses meningkatkan mutu
pendidikan nasional kita. Pemerintah seharusnya tetap pada program peningkatan
profesionalisme Guru dan pendidik. Bagi guru-guru muda seperti saya, masih
sangat membutuhkan pelatihan-pelatihan, sehingga pengetahuan saya akan wawasan
dan kebijakan-kebijakan dunia pendidikan semakin bertambah. Dengan adanya
seminar dan pelatihan yang berkelanjutan maka Guru memiliki pengetahuan tentang
teori belajar dan pembelajaran, penelitian pendidikan (Penelitian Tindakan
Kelas), evaluasi pembelajaran, kepemimpinan pendidikan, manajemen pengelolaan
kelas (sekolah) serta perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai
ujung tombak perkembangan Pendidikan di tanah air. TIK memiliki peranan yang
sangat vital dalam era globalisasi ini untuk mengembangkan pendidikan dan
sebagai hasil dari pendidikan itu sendiri. Profesi Guru yang telah dibuktikan
dengan Sertifikasi sudah memberikan semangat bagi guru untuk memberikan
pengajaran. Namun tidak dapat dipungkiri, bahwa belum semua guru memiliki
sertifikat profesi, sehingga program ini masih berjalan.
Sungguh, masih banyak PR kita jika kita ingin
dunia pendidikan kita maju, semua pihak harus bersinergi untuk memberikan yang
terbaik bagi dunia pendidikan kita dan bagi anak-anak bangsa kita, sebab Negara
kita ditentukan oleh anak-anak yang kita didik. Selamat Hari Guru Nasional yang
ke-20 dan HUT PGRI yang ke-68. Guru Jaya, Pendidikan Jaya…!!!.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar