Jangan ditahan saat ramadhan
Kalo nafsu kudu ditahan,
Tapi gawat kalo gak segera zakat
Jangan ditahan saat ramadhan
Kalo nafsu kudu ditahan
Tapi segera tunaikan infak, pahala berlipat
Jangan ditahan saat ramadhan
Kalo nafsu kudu ditahan,
Tapi Zakat kudu cepet biar pahala gak mampet
Jangan ditahan saat ramadhan
Kalo nafsu kudu ditahan,
Tapi segera tunaikan sedekah untuk menjemput hidup yang berkah
Bulam ramadhan kini telah tiba dihadapan kita, sebuah bulan yang agung dan mulia. Bulan penuh berkah, rahmat dan maghfirah, bulan diwajibkan shiyam dan diturunkan Al-Qur’an sebagai hidayah untuk manusia. Malam diturunkan Al-Qur’an disebut Malam Kemuliaan (Lailatul Qodr) yang lebih baik dari seribu bulan. Bulan ibadah dan pembinaan kaum muslimin menuju derajat muttaqiin. Keberkahan bulan ini adalah sebuah keberkahan dari semua sisi kebaikan.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam sangat gembira dan memberikan kabar gembira kepada umatnya dengan datangnya bulan Ramadhan. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan keutamaan-keutamaannya dalam pidato penyambutan bulan suci Ramadhan :
“Dari Salman Al-Farisi ra. berkata: “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah pada hari terakhir bulan Sya’ban : Wahai manusia telah datang kepada kalian bulan yang agung, bulan penuh berkah, didalamnya ada malam yang lebih baik dari seribu bulan. Allah menjadikan puasanya wajib, dan qiyamul lailnya sunnah. Siapa yang mendekatkan diri dengan kebaikan, maka seperti mendekatkan diri dengan kewajiban di bulan yang lain. Siapa yang melaksanakan kewajiban, maka seperti melaksanakan 70 kewajiban di bulan lain. Ramadhan adalah bulan kesabaran, dan kesabaran balasannya adalah surga. Bulan solidaritas, dan bulan ditambahkan rizki orang beriman. Siapa yang memberi makan orang yang berpuasa, maka diampuni dosanya dan dibebaskan dari api neraka dan mendapatkan pahala seperti orang orang yang berpuasa tersebut tanpa dikurangi pahalanya sedikitpun ». kami berkata : »Wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam Tidak semua kita dapat memberi makan orang yang berpuasa ? ». Rasul shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:” Allah memberi pahala kepada orang yang memberi buka puasa walaupun dengan satu biji kurma atau seteguk air atau susu. Ramadhan adalah bulan dimana awalnya rahmat, tengahnya maghfirah dan akhirnya pembebasan dari api neraka . Siapa yang meringankan orang yang dimilikinya , maka Allah mengampuninya dan dibebaskan dari api neraka. Perbanyaklah melakukan 4 hal; dua perkara membuat Allah ridha dan dua perkara Allah tidak butuh dengannya. 2 hal itu adalah ; Syahadat Laa ilaha illallah dan beristighfar kepada-Nya. Adapaun 2 hal yang Allah tidak butuh adalah engkau meminta surga dan berlindung dari api neraka. Siapa yang membuat kenyang orang berpuasa, Allah akan memberikan minum dari telagaku (Rasul saw) satu kali minuman yang tidak akan pernah haus sampai masuk surga”. (HR al-‘Uqaili, Ibnu Huzaimah, al-Baihaqi, al-Khatib dan al-Asbahani).
Ramadhan juga adalah bulan yang banyak mengandung Hikmah didalamnya. Alangkah gembiranya hati mereka yang beriman dengan kedatangan bulan Ramadhan. Bukan saja telah diarahkan menunaikan Ibadah selama sebulan penuh dengan balasan pahala yang berlipat ganda,malah di bulan Ramadhan Allah telah menurunkan kitab suci al-Quranul karim, yang menjadi petunjuk bagi seluruh manusia dan untuk membedakan yang benar dengan yang salah.
Puasa Ramadhan akan membersihkan rohani kita dengan menanamkan perasaan kesabaran, kasih sayang, pemurah, berkata benar, ikhlas, disiplin, terthindar dari sifat tamak dan rakus, percaya pada diri sendiri, dan sebagainya. Meskipun makanan dan minuman itu halal, kita mengawal diri kita untuk tidak makan dan minum dari semenjak fajar hingga terbenamnya matahari, karena mematuhi perintah Allah. Walaupun isteri kita sendiri, kita tidak mencampurinya diketika masa berpuasa demi mematuhi perintah Allah SWT.
Ayat puasa itu dimulai dengan firman Allah : “Wahai orang- orang yang beriman” dan disudahi dengan : ” Mudah-mudahan kamu menjadi orang yang bertaqwa“. Jadi jelaslah bagi kita puasa Ramadhan berdasarkan keimanan dan ketaqwaan. Untuk menjadi orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah kita diberi kesempatan selama sebulan Ramadhan, melatih diri kita, menahan hawa nafsu kita dari makan dan minum, mencampuri isteri, menahan diri dari perkataan dan perbuatan yang sia-sia, seperti berkata bohong, membuat fitnah dan tipu daya, merasa dengki dan khianat, memecah belah persatuan ummat, dan berbagai perbuatan jahat lainnya. Rasullah SAW bersabda : “Bukanlah puasa itu hanya sekedar menghentikan makan dan minum tetapi puasa itu ialah menghentikan omong-omong kosong dan kata-kata kotor.” (H.R.Ibnu Khuzaimah).
Beruntunglah mereka yang dapat berpuasa selama bulan Ramadhan, karena puasa itu bukan saja dapat membersihkan Rohani manusia juga akan membersihkan Jasmani manusia itu sendiri, puasa sebagai alat penyembuh yang baik. Semua alat pada tubuh kita senantiasa digunakan, boleh dikatakan alat-alat itu tidak beristhat selama 24 jam. Alhamdulillah dengan berpuasa kita dapat mengistirahatkan alat pencernaan kita lebih kurang selama 12 jam setiap harinya. Oleh karena itu dengan berpuasa, organ dalam tubuh kita dapat bekerja dengan lebih baik dan teratur. Namun perlu juga di ingat bahwa ibadah puasa Ramadhan akan membawa faaedah bagi kesehatan rohani dan jasmani kita bila ditunaikan mengikut panduan yang telah ditetapkan, jika tidak maka hasilnya tidaklah seberapa malah mungkin ibadah puasa kita sia-sia saja. Allah berfirman : “Makan dan minumlah kamu dan janganlah berlebih-lebihan sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan” (QS. Al-A’raf:31)
Nabi SAW juga berkata : “Kita ini adalah kaum yang makan bila lapar, dan makan tidak kenyang“. Tubuh kita memerlukan makanan yang bergizi mengikut keperluan tubuh kita. Jika kita makan berlebih-lebihan sudah tentu ia akan membawa dampak negatif kepada kesehatan kita. Beberapa dampak negatif makan secara berlebihan misalnya : badan menjadi kelewat gemuk (obesitas). Bisa juga kegemukan ini akan mengakibatkan sakit jantung, darah tinggi, penyakit kencing manis, dan berbagai penyakit lainnya. Oleh itu makanlah secara sederhana, terutama sekali ketika berbuka puasa, mudah-mudahan Puasa di bulan Ramadhan akan membawa kesehatan bagi rohani dan jasmani kita. Insyaallah kita akan bertemu kembali dengan ramadhan berikutnya.
Dengan penjelasan tadi, jelaslah bahwa MENAHAN DIRI adalah salah satu kunci kesuksesan dan kesempurnaan ramadhan. Menahan diri sangat baik dianjurkan, apalagi ketika kita sedang berpuasa. Menahan diri dari makan dan minum. Menahan diri dari berhubungan suami isteri serta menahan diri dari seluruh perkataan dan perbuatan yang akan mengurangi esensi makna dan kebaikan ramadhan.
Namun saat yang sama ternyata, ada juga yang harus ditunaikan segera atau dibebaskan. Kalimat JANGAN DITAHAN SAAT RAMADHAN adalah gambaran sederhana akan sebuah tindakan agar ramadhan yang kita jalani bisa menjadi perbuatan mulia sepanjang masa.
KEPEDULIAN ; Jangan ditahan Saat Ramadhan
Kepedulian adalah bagian pembebasan jiwa dari rasa kikir, tamak dan merasa lebih. Dengan melakukan kepedulian pada sesama, sesungguhnya kita bukan sekedar memberikan sesuatu pada orang lain. Yang terjadi justru kita sedang membebaskan jiwa dari belenggu kekikiran. Bebaskanlah kepedulian yang ada dalam dada kita, dan jangan ditahan saat ramadhan. Biarkan kepedulian kita bermuara dalam kemuliaan ramadhan dan bersua berlipat-lipat pahala dan keberkahan di bulan yang mulia nan agung. Biarkan pula kepedulian kita laksana gelombang, yang bukan hanya akan menghancurkan egoisme kita dan perasaan kepemilikan harta yang berlebihan, namun juga menumbuhkan tunas-tunas rasa syukur atas seluruh rizki dan nikmat yang kita terima dari Allah SWT, baik untuk diri kita sendiri, keluarga serta lingkungan sekitar.
MENSUCIKAN HARTA ; Jangan ditahan saat Ramadhan
Ramadhan disebut bulan suci karena di dalamnya menjadi sarana untuk mensucikan diri sekaligus mendekatkan diri pada Allah SWT. Mensucikan diri bukan sekedar suci diri secara pribadi (fisik maupun ruhani) namun juga mensucikan harta dari segenap kotoran yang melekatinya. Istilah mensucikan harta inilah yang kerap disebut dengan istilah zakat, infaq dan shadaqah.
Zakat, infaq dan shadaqah memiliki kemiripan makna, Shadaqah adalah sesuatu yang diberikan oleh seorang dapat berbentuk materi misalnya uang atau barang, atau pun non materi misalnya senyum, seperti yang dtegaskan oleh Rasulullah SAW. Infaq adalah pemberian yang dilakukan oleh seseorang baik yang sunnah maupun yang wajib. Yang sunnah adalah yang tidak ditentukan nilainya, sasarannya dan waktu. Seseorang dapat berinfaq kapan saja, di mana saja dan besarannyapun berapa saja, begitu juga sasarannya tidak ditentukan secara spesifik tetapi lebih fleksibel. Misalnya kotak amal yang terdapat di masjid-masjid dan lain-lain. Sementara yang wajib adalah yang ditentukan nilainya (2,5%, 5%, 10% atau 20%, dan lain-lain) diantara infaq yang wajib adalah zakat.
Zakat secara bahasa artinya tumbuh dan berkembang, sedangkan secara istilah adalah mengeluarkan sebagian harta dalam waktu tertentu (haul atau ketika panen), nilai tertentu (2,5%, 5%, 10% atau 20%,) dan sasaran tertentu (faqir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharimin, fi sabilillah dan ibnu sabil). Ada 3 fungsi zakat, yaitu : membersihkan jiwa dari sifat bakhil (selfish) dan menyembah harta, membersihkan harta dari terkontaminasi hak orang lain dan zakat berfungsi memperkembangkan harta. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda : ”Tidak akan berkurang harta yang dikeluarkan untuk bershadaqah”.
Zakat sangat berkaitan erat dengan masalah kepedulian. Karena zakat merupakan manifestasi ajaran Islam untuk memiliki kepedulian terhadap kaum dhuafa dengan menolong, membantu dan meringankan beban hidup mereka. Perbuatan tersebut termasuk salah satu kewajiban yang mesti dilakukan, firman Allah swt. :”…..dan saling tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan taqwa dan janganlah kalian saling tolong molong dalam dosa dan permusuhan….” (QS. Al-Maidah : 3).
Untuk memudahkan jalan bagi kaum muslimin dalam membantu kaum dhuafa, Islam menetapkan adanya syariat zakat, infak dan shadaqah. Dalam sejarah Islam, konsep zakat membuktikan bukan hanya dapat meringankan beban kaum dhuafa tetapi juga mampu menjadi salah satu tonggak dalam mengentaskan kefakiran dan kemiskinan. Dan itulah visi zakat, “merubah mustahik (penerima zakat) menjadi muzakki (pembayar zakat)”.
MEMBAHAGIAKAN YATIM & DHUAFA ; Jangan ditahan saat Ramadhan
Anak-anak yatim dan dhuafa memang tidak hanya hidup ketika bulan ramadhan, mereka hidup sesuai umur dan takdir mereka. Kehidupan mereka pada bulan ramadhan akan jauh lebih sulit bila tak ada kepedulian kaum muslimin pada mereka. Dengan kepedulian nyata, sejumlah program untuk mereka-pun seharusnya tidak berhenti pada kegiatan konsumtif semata. Kepedulian yang diwujudkan dalam berbagai bentuk donasi seperti zakat, infaq dan shadaqah idealnya diperuntukkan juga bagi program-program produktif bagi bagi anak-anak yatim dan dhuafa serta mereka yang membutuhkan.
Dengan visi kepedulian yang benar dan metode yang tepat, zakat, infaq ataupun shadaqah sesungguhnya akan dapat meringankan beban anak yatim dan dhuafa di bulan ramadhan. Bahkan idealnya hal ini juga mampu menjadi salah satu tonggak dalam mengentaskan persoalan yatim dan dhuafa sepanjang kehidupan mereka secara tuntas. Bukankah visi kepedulian yang baik adalah yang “merubah mustahik (penerima ZIS) menjadi muzakki (pembayar ZIS)”. Dengan kepedulian yang diberikan selama ramadhan, minimal mampu membahagiakan anak-anak yatim dan dhuafa selama mereka menjalani hari-hari ramadhan mereka. Dengan kepedulian kita juga, mudah-mudahan kebahagiaan bagi mereka tak sekedar kata-kata dan retorika semata.
MENJADI “PAHLAWAN KEBAIKAN” ; Jangan ditahan saat Ramadhan
Dalam kehidupan, kata “pahlawan” seakan sesuatu yang teramat sulit dan berat untuk diwujudkan. Banyak orang yang tak sedikitpun membayangkan bahwa dirinya bisa menjadi seorang pahlawan. Padahal di bulan ramadhan, setiap orang teramat mudah untuk menjadi seorang pahlawan. Dengan bersungguh-sungguh melakukan amal kebaikan dan mengejar pahala berlipat, setiap orang akan dirindukan kehadirannya karena ia bak membawa spektrum kebahagiaan. Dengan kondisi ini, sejatinya setiap orang bisa menjadi pahlawan sebenarnya untuk sesama.
Pahlawan sendiri bukanlah harus melakukan hal-hal spektakuler dalam kehidupan, sosok pahlawan dalam kebaikan ini cukuplah mereka yang secara terus-menerus konsisten memperjuangkan kebaikan-kebaikan sepanjang kehidupannya, walau mungkin saja terlihat sederhana. Sosok pahlawan ini juga tak perlu sangat hebat dan serba super mengatasi masalah-masalah yang ada.
Setiap orang, sekali lagi bisa sangat mungkin menjadi sosok super hero bagi orang lain dengan bekerjasama dan bersinergi menggalang kebaikan sehingga tercipta lingkaran kebaikan yang lebih luas dan menumbuhkan harapan akan masa depan yang lebih baik.
Dengan membantu anak-anak sekolah memiliki kembali sepatu yang layak, dengan membantu anak-anak yatim dan dhuafa bisa berbahagia selama ramadhan, sesungguhnya kita adalah pahlawan bagi mereka. Dengan membantu para dhuafa dan mereka yang miskin berbuka dan melakukan sahur ramadhan dengan layak, dengan itu kita sesungguhnya adalah pahlawan kebaikan bagi mereka. Dengan membuat orang-orang fakir dan miskin berbahagia karena paket ramadhan yang mereka terima, kita sesungguhnya telah menjelma pahlawan kebaikan bagi mereka semua.
Kepahlawanan bukanlah kehormatan yang terletak pada gelar dan jabatan, kepahlawanan sejati ada pada esensi, makna dan kemanfaatan.
Selamat, anda kini telah menjelma seorang pahlawan sejati bagi kehidupan.