Tahun Baru Islam telah dirayakan oleh umat Islam, ada kebiasaan dan rutinitas tahunan dilakukan. Karena merupakan momentum bersejarah bagi umat Islam, hari dimana Nabi Muhammad SAW berhijrah dari Mekkah ke Madinah demi sebuah perjuangan mempertahankan eksistensi Islam dan sebagai langkah untuk membangun kembali puing-puing agama yang tengah di koyak oleh mereka para penyembah berhala.
Dalam Tahun Baru Islam, dimana umat Islam diingatkan kembali akan bangkitnya rasa persaudaraan sejati. Persaudaraan tanpa mengenal suku, wilayah dan tentu saja tanpa memandang latar belakang kebudayaan. Karena hakekatnya Islam turun ke bumi bukan hanya untuk satu golongan, akan tetapi untuk seluruh umat manusia.
Terdapat banyak kegiatan dan aktivitas umat untuk memeriahkan kegiatan tahunan yang sangat bersejarah ini. Meskipun bentuknya bermacam-macam, akan tetapi tidak mempengaruhi makna dan pesan sejarah yang dapat diambil bahwa umat Islam hakekatnya bersatu padu dalam bingkai perjuangan dakwah agar Islam semakin dipahami sebagai bagian penting dari warga dunia yang berjuang membangun peradaban dan tentu saja menyatukan seluruh umat dunia dalam bingkai persaudaraan. Semuanya bertujuan untuk semakin menambah kemeriahan dan membangkitkan semangat (ghirah) bagi generasi muda Islam demi membangun bangsa dan negara dalam balutan nilai-nilai Islam.
Sebuah momen yang tepat untuk mengembalikan kepercayaan dunia bahwa saat ini Islam bukan hanya simbol kekerasan seperti yang difitnahkan kepada agama ini, dan Islam juga bukan simbol "kefanatikan buta" dengan hidup secara berkelompok dan mengasingkan diri serta bukan pula agama yang hanya menjadi alat kekuasaan. Akan tetapi dia membumi dan mengatur kehidupan manusia menjadi kehidupan yang lebih baik dan penuh kedamaian.
Akhir-akhir ini, memang semakin tampak siapa sajakah hakekatnya yang mempermainkan Islam dalam slogan-slogan politik dan siapa pula yang benar-benar mengamalkan ajaran suci ini ke dalam aliran darah dan urat nadi kehidupan bernegara? Dan yang membuat miris adalah manakala agama yang suci ini hanya dijadikan kendaraan politik untuk mencari kekayaan pribadi.
Sebuah prilaku keji bertopeng kezaliman dimana mereka menggunakan agamanya sebagai alat untuk memperkaya diri dan mengekalkan kejahatan. Adapula di antara penganutnya yang menjadikan ajaran suci ini sebagai alat penghancur, memfitnah umat yang seagama lantaran berbeda bendera organisasi mereka membunuh saudaranya dengan alasan jihad dan sederet alasan klasik yang justru menyesatkan dan semakin membunuh identitas keindahan Islam sebagai rahmat seluruh alam. Kembali kepada Islam yang damai dan kaffah hakekatnya sebuah keniscayaan, merajut kembali benang yang sempat terurai dan tercabik-cabik oleh kepentingan politik sesaat, menyusun kambali mozaik Islam yang selama ini tengah diobrak-abrik dengan beberapa kepentingan murahan dan kembali membangun peradaban yang benar-benar dijiwai semangat keadilan dan persatuan tanpa melihat bendera apa yang mereka kibarkan.
Mungkin saat ini ada di antara umat Islam yang terkesan cuek dengan momentum tahun baru Islam ini, akan tetapi saya tetap yakin bahwa dibalik serentetan fitnah maupun tindakan keji atas nama Islam akan semakin terbuka lebar dan akan ditunjukkan hakekat kebenaran ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, Nabi akhir zaman yang menjadi penutup para nabi dan tentu saja berusaha menyatukan bangsa di dalam bingkai ke-Islaman dan ke Indonesiaan, rahmat bagi seluruh alam.
Esensi:
Momentum Tahun Baru Islam adalah momentum kebangkitan militansi Islam, berjuang dalam dakwah dan mengembalikan generasi muda menjadi sosok militan yang berjuang dengan hati, ilmu dan hartanya bukan hanya perjuangan dengan tetesan darah serta kematian yang sia-sia.
Oleh:
Faisal Ahmad Fani (Ketua Umum Pemuda Peduli Dhuafa Gresik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar