Media Informasi Pemuda Peduli Dhuafa Gresik (PPDG) || Website: www.pemudapedulidhuafa.org || Facebook: Pemuda Peduli Dhuafa Gresik || Twitter: @PPD_Gresik || Instagram: Pemuda Peduli Dhuafa Gresik || Email: ppd.gresik@gmail.com || Contact Person: 0838-3199-1684 || Nomor Rekening: 0335202554 BNI a.n. Ihtami Putri Haritani || Konfirmasi Donasi di nomor telepon: 0857-3068-6830 || #SemangatBerkarya #PPDGresik

Rabu, 02 April 2014

Re-think: Bisnis Itu Harus Mau Rugi Duluan

Apa bener paradigma ini ? Dalam buku “Belajar Goblok Dari Bob Sadino” Om Bob mengatakan bahwa dia menjalankan bisnisnya dengan tujuan mencari kerugian, tetapi kita semua melihat dalam kenyataanya dia seorang yang semakin sukses.
Sedangkan kita semua tahu dimana-mana bisnis itu ya ingin untung sesuai dengan prisnsip ekonomi. Terus apa Bob Sadino keliru ? jawabnya tidak, tapi hati-hati dalam menerjemahkan motto tersebut, apalagi jika kita awam terhadap ilmu dan dunia bisnis ini.
Disini saya tidak membicarakan motto Bob Sadino tersebut, tetapi saya lebih tertarik mengulas kata ‘rugi dalam bisnis’. Dalam Ilmu bisnis itu ada bab yang namanyafeasibility study atau studi kelayakan bisnis, dimana dengan ilmu ini kita bisa menentukan keputusan suatu produk di berhentikan atau tetap dilanjutkan meski merugi , selain itu juga untuk menghitung segala resiko dan menimbang lebih baik mana memberhentikan atau tetap melanjutkan bisnisnya, Yang akhirnya kita pakai untuk membuat Decision making dengan menghitung opportunity cost-nya (biaya karena faktor peluang).
Contohnya begini, saya pernah ngobrol panjang lebar dengan seorang teman yang mempunyai grosir bahan bangunan besar di salah satu kota besar Indonesia. Saat itu di memperlihatkan pembukuan penjualan semen gresik dia tiap bulanya.
Dari pembukuan tersebut terbaca dia rata-rata bisa menjual 10.000 sak semen tiap bulanya, dengan mendapat keuntungan kotor hanya 2 juta rupiah. sedangkan tagihan atau BG (bon giro) dia ke Semen Gresik mencapai 520 juta lebih tiap bulanya. yang bisa diartikan teman saya tadi hanya mengambil untung 200 rupiah per sak-nya.
Sedangkan setiap kali teman saya tadi menjual semen, selalu ada service pengiriman gratis, anggap ada pembelian 40 sak semen, dari situ untung teman saya tadi hanya 8 ribu (40 X 200), andaikan semen tersebut harus dikirim dengan jarak 30 km, apa tidak rugi bensin, dll, kalau begitu ? belum lagi duit modal yang diputar untuk produk semen ini pun sangat besar yaitu ratusan juta rupiah, tapi hanya menghasilkan gain sedikit sekali. nah disini saya anggap teman saya tadi mengambil ‘decision making’ yang merugi.
Kenapa dia melakukan itu ? teman saya tadi menjelaskan, bahwa dia memang kalah di semen yang bisa dikatakan tidak untung dan cenderung merugi, tetapi dia menang di semua produk lainya dalam grosir bahan bangunanya, seperti di harga pasir, cat, besi, dll. Dia mengambil untung lebih dari produk ini.
Dia memanfaatkan self interest konsumen yang rata-rata cenderung menilai bahwa sebuah Grosir bangunan itu bisa dikatakan murah apabila harga semen-nya juga murah. Dan asumsi itu menjadi acuan konsumen ketika mereka menentukan akan belanja bahan bangunan dimana, setelah konsumen tersebut membeli semen ditempat itu, sudah tentu rata-rata dari mereka akan belanja kebutuhan lainya ditempat itu juga, karena penilaian murah tadi.
Peluang tersebut dibaca dan dimanfaatkan teman saya dengan mengalahkan produk semen-nya tetapi membuat menang mayoritas produknya yang lain. Dan ketika saya selanjutnya di kasih lihat pembukuan besar Keuangan-nya (Lengkap) so amazing, keuntungan dia lebih banyak daripada kerugian semen tadi.
Bisnis itu pada dasarnya adalah tentang bagaimana kita bisa ‘to influence’, yups bagaimana kita bisa ‘mempengaruhi’ konsumen untuk membeli produk kita. Yang dilakukan teman saya tadi adalah salah satu strategi bisnis yang bisa dilakukan kita untuk mempengaruhi konsumen, dan masih banyak lagi strategi yang lain, tinggal bagaimana kita bisa peka terhadap lingkungan sekitar dan up to date terhadap perkembangan jaman.
Oleh karena itu kita harus selalu mind mapping untuk membuat strategi bisnis dan pemasaran, karena dengan itu bisa anda gunakan untuk mendapatkan gambaran strategi apa yang akan anda lakukan terhadap suatu rencana, ide, masalah, dalam keadaan terkini secara sistematik.
Kalau strategi tersebut sudah di dapat segeralah di eksekusi, karena apa ? masalahnya uang itu tidak mau menunggu dan kita harus memahami itu, bahkan ada yang datang sendiri tanpa harus di cari, jadi jika kita terlalu lama eksekusi, bisa dikatakan kita sudah terlambat karena uang tersebut sudah berada di tempat lain.
Yups sebagai pelaku usaha kita harus visisoner, seperti teman saya tadi, dia memlih peperangan mana yang akan dia ikuti dan yang membuat dia bisa menang tentunya. Karena dia sadar tidak semua peperangan bisa dia menangkan, karena itu dia cerdik dalam menentukan pilihanya dan dalam mengambil kesempatan. Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar